KOMPAS.com - Proptosis merupakan kondisi mata yang cenderung menonjol dari lubang mata.
Umumnya, penonjolan sepanjang 2 mm atau lebih dianggap abnormal.
Mengenali berbagai penyebab proptosis sangat penting karena kondisi ini dapat mengancam penglihatan.
Baca juga: Benarkah Membaca Sambil Tiduran Berbahaya untuk Mata?
Penyebab paling umum dari proptosis bilateral pada orang dewasa adalah penyakit Graves.
Proptosis juga dapat menunjukkan infeksi atau gangguan vaskular seperti perdarahan, fistula, dan trombosis sinus kavernosus.
Adapun penyebab lainnya adalah:
Baca juga: Inilah Jarak Aman Menonton TV Agar Tak Rusak Mata
Seseorang yang mengidap proptosis berpeluang mengalami gejala berikut:
Dokter biasanya dapat melihat mata yang menonjol cukup dengan melihatnya.
Tetapi karena proptosis biasanya merupakan tanda dari beberapa penyakit atau kondisi, pemeriksaan akan diperlukan untuk menemukan penyebabnya.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan di antaranya:
Baca juga: 5 Cara Mudah Jaga Kesehatan Mata
Segera hubungi layanan kesehatan jika merasakan gejala berikut:
Perawatan tergantung pada beberapa faktor, termasuk penyebab, usia, dan kesehatan umum pasien.
Berhenti merokok dianjurkan bagi siapa saja yang mengalami kondisi ini.
Merokok telah terbukti memperburuk proptosis dan membuatnya lebih sulit untuk diobati.
Jika orang tersebut memiliki masalah tiroid, dokter akan mengobati penyebab yang mendasarinya dan mengembalikan kadar hormon tiroid menjadi normal.
Ada berbagai pilihan medis untuk proptosis.
Operasi dapat menjadi cara bagi orang-orang dengan kondisi mata yang lebih parah.
Sedangkan, pilihan nonoperasi untuk perawatan dapat mencakup:
Baca juga: 3 Gejala Virus Corona Telah Menginfeksi Mata
Dalam kasus radioterapi, pengobatan radiasi dosis rendah biasanya disediakan untuk kasus yang lebih parah dan sering dikombinasikan dengan kortikosteroid.
Pilihan bedah untuk perawatan dapat mencakup:
Jika proptosis tidak segera diobati, kelopak mata akan gagal menutup saat tidur sehingga mengakibatkan kornea mengering dan rusak.
Apabila kornea terlalu kering, seseorang berpotensi terkena infeksi atau borok, yang dapat merusak penglihatan.
Orang dengan proptosis lebih berisiko terkena konjungtivitis, terutama keratokonjungtivitis limbik superior.
Kondisi ini membuat area di atas kornea menjadi meradang karena robekan dan kedipan yang tidak normal.
Pada komplikasi yang jarang terjadi, beberapa orang dapat mengalami kompresi saraf optik atau arteri mata, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi penglihatan dan kebutaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.