Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2021, 06:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proptosis merupakan kondisi mata yang cenderung menonjol dari lubang mata.

Umumnya, penonjolan sepanjang 2 mm atau lebih dianggap abnormal.

Mengenali berbagai penyebab proptosis sangat penting karena kondisi ini dapat mengancam penglihatan.

Baca juga: Benarkah Membaca Sambil Tiduran Berbahaya untuk Mata?

Penyebab

Penyebab paling umum dari proptosis bilateral pada orang dewasa adalah penyakit Graves.

Proptosis juga dapat menunjukkan infeksi atau gangguan vaskular seperti perdarahan, fistula, dan trombosis sinus kavernosus. 

Adapun penyebab lainnya adalah:

  • Cedera
  • Glaukoma kongenital
  • Tumor orbital
  • Pendarahan retrobulbar
  • Trombosis sinus kavernosus
  • Orbitopati tiroid
  • Mukokel orbital
  • Radang dalam selaput lendir
  • Limfoma orbital
  • Glioma
  • Fistula karotis-kavernosa
  • Hemangioma kapiler
  • Hemangioma kavernosa
  • Orbital varix
  • Sindrom inflamasi orbital
  • Pseudoproptosis
  • Arteriovenous malformation (AVM)
  • Mucormycosis
  • Penyakit tiroid mata
  • Granulomatosis dengan polyangiitis
  • Metastasis orbital
  • Lesi vaskular
  • Sarkoidosis
  • Idiopathic orbital Inflammation
  • Malformasi limfatik orbital
  • Rhabdomyosarcoma orbital
  • Lesi kelenjar lakrimal
  • Meningioma selubung saraf optik

Baca juga: Inilah Jarak Aman Menonton TV Agar Tak Rusak Mata

Gejala

Seseorang yang mengidap proptosis berpeluang mengalami gejala berikut:

  • Sakit di mata
  • Mata kering
  • Iritasi mata
  • Fotofobia, atau sensitif terhadap cahaya
  • Lakrimasi atau sekret mata, dan keluarnya air mata
  • Diplopia atau penglihatan ganda yang disebabkan oleh melemahnya otot mata
  • Penglihatan kabur
  • Kebutaan jika saraf optik tertekan
  • Kesulitan dalam menggerakkan mata, karena otot-otot mata terpengaruh
  • Merasakan tekanan di belakang dan di sekitar mata

Diagnosis

Dokter biasanya dapat melihat mata yang menonjol cukup dengan melihatnya.

Tetapi karena proptosis biasanya merupakan tanda dari beberapa penyakit atau kondisi, pemeriksaan akan diperlukan untuk menemukan penyebabnya.

Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan di antaranya:

  • Tes darah untuk memastikan kelenjar tiroid berfungsi dengan baik
  • Pengukuran derajat penonjolan, menggunakan exophthalmometer
  • Pemindaian pencitraan, seperti CT scan atau MRI, untuk memeriksa rongga mata
  • CT scan atau MRI otak untuk mengevaluasi struktur otak

Baca juga: 5 Cara Mudah Jaga Kesehatan Mata

Segera hubungi layanan kesehatan jika merasakan gejala berikut:

  • Sakit mata atau kemerahan
  • Sakit kepala
  • Kehilangan penglihatan
  • Diplopia
  • Demam

Perawatan

Perawatan tergantung pada beberapa faktor, termasuk penyebab, usia, dan kesehatan umum pasien.

Berhenti merokok dianjurkan bagi siapa saja yang mengalami kondisi ini.

Merokok telah terbukti memperburuk proptosis dan membuatnya lebih sulit untuk diobati.

Jika orang tersebut memiliki masalah tiroid, dokter akan mengobati penyebab yang mendasarinya dan mengembalikan kadar hormon tiroid menjadi normal.

Ada berbagai pilihan medis untuk proptosis.

Operasi dapat menjadi cara bagi orang-orang dengan kondisi mata yang lebih parah.

Sedangkan, pilihan nonoperasi untuk perawatan dapat mencakup:

  • Air mata alami untuk pelumasan mata
  • Kacamata hitam untuk sensitivitas cahaya
  • Kortikosteroid
  • Obat-obatan yang menurunkan respons imun, seperti siklosporin
  • Obat yang memblokir antibodi tertentu, seperti rituximab
  • Radioterapi

Baca juga: 3 Gejala Virus Corona Telah Menginfeksi Mata

Dalam kasus radioterapi, pengobatan radiasi dosis rendah biasanya disediakan untuk kasus yang lebih parah dan sering dikombinasikan dengan kortikosteroid.

Pilihan bedah untuk perawatan dapat mencakup:

  • Dekompresi orbital, untuk membuat lebih banyak ruang bagi mata dan otot serta jaringannya.
  • Operasi otot mata, untuk memperbaiki otot mata yang tidak normal.
  • Operasi kelopak mata, bertujuan melindungi kornea dan bola mata luar dari kerusakan

Komplikasi

Jika proptosis tidak segera diobati, kelopak mata akan gagal menutup saat tidur sehingga mengakibatkan kornea mengering dan rusak.

Apabila kornea terlalu kering, seseorang berpotensi terkena infeksi atau borok, yang dapat merusak penglihatan.

Orang dengan proptosis lebih berisiko terkena konjungtivitis, terutama keratokonjungtivitis limbik superior.

Kondisi ini membuat area di atas kornea menjadi meradang karena robekan dan kedipan yang tidak normal.

Pada komplikasi yang jarang terjadi, beberapa orang dapat mengalami kompresi saraf optik atau arteri mata, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi penglihatan dan kebutaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau