KOMPAS.com - Kaki bayi yang baru lahir umumnya memang berbentuk menyerupai huruf "O". Hal ini dikarenakan posisi tungkai lebih banyak tertekuk selama berada di dalam rahim.
Seiring perkembangan usia, tulang dan sendi bayi dapat berubah sehingga kaki bayi juga dapat lurus dengan sendirinya.
Namun, ketika kondisi kaki masih belum lurus hingga si kecil berusia lebih dari tiga tahun maka dapat mengindikasikan suatu kelainan.
Salah satu kelainan bentuk tulang yang menyebabkan kaki bengkok adalah osteogenesis imperfecta (OI), yaitu kelainan genetik langka yang memengaruhi tulang.
Baca juga: 6 Gejala Rakhitis, Kelainan Tulang yang Perlu Diwaspadai
Osteogenesis imperfecta (OI), merupakan kelainan yang menyebabkan pembentukan tulang tidak sempurna sehingga tulang menjadi rapuh dan lemah.
Penyakit ini menyebabkan penderita memiliki tulang yang mudah patah baik karena cedera ringan ataupun tanpa penyebab yang jelas.
Hal inilah yang menyebabkan kondisi ini juga disebut penyakit tulang rapuh. Penyakit ini dapat terjadi dalam skala ringan hingga berat.
Pada kasus ringan, penderita akan mengalami beberapa patah tulang, sedangkan pada kasus yang parah dapat menyebabkan:
Melansir National Organization for Rare Disorders, OI telah diklasifikasikan menjadi empat tipe utama menurut gejala dan tingkat keparahannya.
Namun, selama dekade terakhir cukup banyak gen baru yang telah diidentifikasi pada individu yang memiliki tulang rapuh sehingga klasifikasi diperluas hingga tipe V sampai XXI.
Tipe V sampai tipe XXI ini diklasifikasikan menurut mutasi genetik penyebab dan gejala yang bervariasi. Namun, kondisi ini merupakan jenis OI yang lebih jarang.
Berikut empat tipe utama osteogenesis imperfecta (OI) disertai gejala:
Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Kepadatan Tulang Secara Alami
Baca juga: Benarkan Minum Susu Bantu Menjaga Kesehatan Tulang?
Penderita osteogenesis imperfecta mengalami patah tulang sepanjang hidup mereka.
Dalam kasus yang parah, penderita mungkin memiliki ratusan tulang yang patah, bahkan sebelum lahir.
Gejala osteogenesis imperfecta yang lain, di antaranya:
Tingkat keparahan osteogenesis imperfecta dapat bervariasi. Beberapa di antaranya mungkin tidak merasakan gejala apa pun sampai akhirnya mereka jatuh dan patah tulang.
Mengutip Cleveland Clinic, osteogenesis imperfecta terjadi karena adanya mutasi (perubahan) pada salah satu dari beberapa gen.
Hampir 90 persen mutasi gen COL1A1 dan COL1A2, gen yang membuat protein kolagen, menyebabkan osteogenesis imperfecta (OI).
Gen-gen ini menyebabkan produksi kolagen di dalam tubuh terganggu. Kolagen merupakan protein utama tulang dan jaringan ikat, termasuk kulit, tendon, dan sklera.
Baca juga: 4 Cara Jaga Menjaga Kesehatan Tulang Belakang
Kolagen juga membantu menjaga tulang agar tetap kuat. Akibat mutasi gen, tubuh mungkin tidak dapat membuat cukup kolagen.
Perubahan ini melemahkan jaringan ikat, yang menyebabkan kelainan bentuk tulang dan masalah dengan pertumbuhan.
Mutasi pada gen ini juga mengganggu perkembangan tulang normal sehingga menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah dari tulang normal.
Mutasi gen dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Terkadang. Mutasi gen terjadi secara spontan pada saat pembuahan.
Dikutip dari Hopkins Medicine, untuk mendiagnosis penyakit ini dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat riwayat kesehatan penderita.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai
Pada kasus yang parah, tes USG selama kehamilan dapat mendeteksi patah tulang dan kelainan bentuk tulang pada bayi.
Melansir KidsHealth, tidak ada obat untuk menyembuhkan osteogenesis imperfecta. Perawatan disesuaikan pada gejala spesifik penderita.
Perawatan osteogenesis imperfecta bertujuan untuk:
Perawatan mungkin akan ditangani oleh dokter ortopedi, spesialis rehabilitasi medik, spesialis endokrin, ahli genetika, dokter saraf atau neurologis, dan spesialis paru.
Berikut beberapa penanganan pada penderita osteogenesis imperfecta:
Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Tulang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.