Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2021, 16:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Membesarnya ukuran perut atau perut buncit dapat menjadi gejala dari penyakit yang disebut asites.

Asites adalah suatu kondisi tidak normal di mana terjadi penumpukan cairan di dalam rongga perut yang disebut peritoneum.

Normalnya, rongga perut (peritoneum) hanya berisi sedikit cairan atau maksimal berjumlah 20 mililiter atau kurang pada wanita.

Baca juga: Perut Buncit

Namun, jika jumlah cairan di dalam peritoneum lebih dari 25 mililiter maka seseorang dianggap mengalami asites.

Kondisi ini menyebabkan penderita asites memiliki perut yang membesar atau tampak buncit dan menyebabkan ketidaknyamanan.

Asites juga dapat menyebabkan infeksi di perut dan sesak napas akibat cairan dalam peritoneum yang mengelilingi paru-paru.

Gejala

Dirangkum dari WebMD dan Cedars-Sinai, gejala asites meliputi:

  • Perut membengkak
  • Berat badan bertambah secara tiba-tiba
  • Perasaan penuh atau ketidaknyamanan pada perut
  • Muncul rasa kembung
  • Mudah lelah
  • Mual atau muntah
  • Gangguan pencernaan
  • Pembengkakan pada tungkai kaki
  • Sesak napas
  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan
  • Sakit perut.

Penyebab

Mengutip Healthline, asites umumnya disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada organ hati atau yang dikenal dengan sebutan sirosis.

Baca juga: 6 Hal Pemicu Perut Buncit yang Tak Bisa Disepelekan

Kondisi ini meningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah hati sehingga menekan cairan masuk ke rongga perut dan menyebabkan asites.

Faktor risiko

Melansir Medline Plus, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami asites, seperti:

  • Sirosis
  • Hepatitis B atau hepatitis C
  • Konsumsi alkohol jangka panjang
  • Kanker ovarium, kanker pankreas, dan kanker hati
  • Trombosis vena porta, yaitu sumbatan pada pembuluh darah hati akibat gumpalan darah
  • Gagal jantung atau ginjal
  • Pankreatitis.

Diagnosis

Merangkum Medical News Today dan Healthline, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan anamnesis terkait gejala yang dirasakan.

Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut:

  1. Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, kadar elektrolit, dan kadar albumin dalam darah
  2. Ultrasonografi, untuk mengidentifikasi penyebab asites, seperti kanker
  3. CT scan atau MRI, untuk melihat keberadaan penumpukan cairan dan mengetahui penyebab yang memicu asites, seperti kanker
  4. Laparoskopi, untuk memeriksa kondisi organ di dalam perut
  5. Angiografi, untuk memeriksa aliran darah pada vena hati.

Baca juga: 9 Penyakit yang Mengintai Para Pemilik Perut Buncit

Perawatan

Mengutip Healthline, penanganan asites akan disesuaikan dengan penyakit yang mendasarinya.

Berikut beberapa penanganan untuk mengobati asites:

  • Diuretik

Diuretik merupakan jenis obat yang sering digunakan untuk mengobati asites. Obat ini berfungsi untuk membuang garam dan air dari dalam tubuh.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi tekanan di dalam pembuluh darah hati. Selain itu, penderita juga disarankan untuk mengurangi konsumsi alkohol dan garam.

  • Parasintesis

Prosedur ini dilakukan dengan mengeluarkan cairan berlebihan dari dalam perut dengan menggunakan jarum panjang.

Parasintesis lebih sering digunakan pada kasus asites parah atau berulang dan tidak dapat disembuhkan dengan obat diuretik.

  • Operasi

Pada kasus yang sangat parah, penderita mungkin memerlukan operasi untuk memasang selang yang disebut shunt di dalam tubuh.

Pemasangan selang ini bertujuan agar memperlancar aliran darah pada organ hati sehingga cairan di dalam rongga perut dapat berkurang.

Baca juga: Awas, Badan Kurus Tapi Perut Buncit Bisa Sebabkan Penyakit Jantung

Selain pemasangan selang, jika ditemukan kerusakan hati yang parah, dokter mungkin merekomendasikan transplantasi hati untuk mengatasi kondisi ini.

Komplikasi

Merangkum Cedars-Sinai dan Healthline, asites dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:

  1. Sesak napas akibat cairan asites menekan otot diafragma
  2. Malnutrisi protein akibat sulit makan dan minum
  3. Infeksi bakteri dari usus
  4. Gagal ginjal
  5. Efusi pleura, yaitu penumpukan cairan di sekitar paru-paru
  6. Hernia inguinalis atau usus menonjol di selangkangan
  7. Peritonitis atau spontaneous bacterial peritonitis, yaitu infeksi pada selaput di rongga perut
  8. Sindrom hepatorenal, yaitu gagal ginjal akibat kerusakan hati yang parah.

Pencegahan

Dirangkum dari Healthline dan Cedars-Sinai, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah asites, seperti:

  1. Hentikan konsumsi minuman beralkohol atau penggunaan narkoba
  2. Jaga berat badan tetap ideal dan sehat
  3. Berolahraga secara teratur
  4. Berhenti merokok
  5. Batasi konsumsi garam
  6. Tidak berganti-ganti pasangan seksual
  7. Gunakan kondom untuk mencegah infeksi menular seksual (IMS)
  8. Dapatkan vaksinasi hepatitis B dan vaksin HPV
  9. Hindari penggunaan jarum suntik sembarangan dan bergantian
  10. Lakukan pemeriksaan rutin jika mengonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang yang dapat merusak hati.

Baca juga: Perut Buncit: Masalah Kesehatan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Health
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau