Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2021, 13:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jamur merupakan organisme yang dapat hidup secara alami di tanah atau tumbuhan, bahkan di kulit manusia.

Meskipun umumnya tidak berbahaya, tetapi terdapat beberapa jamur yang menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit.

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur adalah aspergillosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh jamur Aspergillus.

Baca juga: Infeksi Jamur

Jamur Aspergillus dapat ditemukan di mana saja, baik di dalam maupun luar ruangan, seperti tanah, pohon, dedaunan kering, kompos, dan tempat yang lembap.

Infeksi jamur Aspergillus biasanya memengaruhi sistem pernapasan, tetapi juga dapat menyebar hingga ke kulit, mata, bahkan otak.

Sebagian besar jenis jamur Aspergillus tidak berbahaya, tetapi beberapa di antaranya dapat menyebabkan penyakit.

Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah cenderung lebih rentan terhadap infeksi jamur Aspergillus.

Bagi sebagian orang, spora jamur Aspergillus yang terhirup dapat menyebabkan reaksi alergi.

Sedangkan beberapa orang lainnya, spora jamur ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru ringan hingga serius.

Bentuk aspergillosis yang paling serius terjadi ketika infeksi sudah menyebar ke pembuluh darah penderita.

Jenis

Dikutip dari Cleveland Clinic, terdapat beberapa jenis aspergillosis, di antaranya:

  • Pulmonary aspergillosis

Merupakan jenis aspergillosis yang biasanya terjadi pada seseorang yang menderita penyakit paru, seperti TBC atau sarkoidosis.

Penderita pulmonary aspergillosis juga dapat mengalami aspergilloma, yaitu serat jamur yang membentuk gumpalan atau bola jamur.

Baca juga: Infeksi Jamur pada Vagina: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

  • Allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA)

Merupakan reaksi alergi yang muncul sebagai respon tubuh saat terpapar jamur Aspergillus.

ABPA lebih sering terjadi pada penderita cystic fibrosis atau asma. Kondisi ini menimbulkan reaksi yang menyerupai gejala asma, yaitu mengi dan sesak napas.

  • Invasive aspergillosis

Merupakan jenis aspergillosis yang paling parah karena infeksi telah menyebar dari paru-paru ke organ lain, seperti ginjal, hati, kulit, dan otak melalui pembuluh darah.

Invasive aspergillosis adalah kondisi darurat medis yang dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati.

Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan mengalami kondisi ini.

Gejala

Dirangkum dari National HealthService dan WebMD, terdapat beberapa gejala aspergillosis yang paling umum, yaitu:

  1. Sesak napas
  2. Batuk darah atau terdapat gumpalan lendir
  3. Mengi atau suara yang terdengar saat sedang bernapas (bengek)
  4. Demam tinggi, yaitu sekitar 38 derajat Celsius atau lebih
  5. Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas

Selain itu, terdapat beberapa gejala lain yang muncul sesuai dengan jenis yang diderita, seperti:

Baca juga: Jamur Kuku

  • Pulmonary aspergillosis:

  1. Nyeri dada
  2. Batuk yang tak kunjung sembuh (kronis)
  3. Mengi atau sesak napas
  4. Batuk darah
  5. Kelelahan (fatigue)
  • Allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA):

  1. Batuk
  2. Mengi
  3. Sesak napas
  4. Jika semakin serius, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dada, demam, dan batuk berdarah atau lendir berwarna cokelat
  • Invasive aspergillosis:

  1. Demam dan menggigil
  2. Nyeri dada
  3. Sesak napas
  4. Napas cepat
  5. Batuk berdarah
  6. Mimisan
  7. Luka di kulit
  8. Mata bengkak sebelah
  9. Sulit untuk berbicara atau menggerakkan wajah

Penyebab

Dikutip dari Everyday Health, aspergillosis disebabkan oleh spora jamur Aspergillus yang terhirup ke dalam saluran pernapasan.

Baca juga: 5 Jenis Jamur Kulit dan Gejalanya

Jenis jamur Aspergillus yang paling sering menyebabkan aspergillosis adalah jamur Aspergillus fumigatus.

Selain ditemukan pada dedaunan kering, kompos, dan sayuran yang membusuk, jamur ini juga dapat ditemukan pada makanan, seperti kentang atau roti, bahkan rempah-rempah.

Faktor risiko

Dirangkum dari Mayo Clinic dan National Health Service, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena penyakit ini, yaitu:

  1. Mengidap penyakit paru, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), tuberkulosis (TBC), atau cystic fibrosis
  2. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena menderita HIV/AIDS. kanker darah, atau menggunakan obat imunosupresan
  3. Menjalani kemoterapi, memiliki riwayat melakukan transplantasi organ atau transplantasi sumsum tulang
  4. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang menyebabkan tubuh lebih rentan mengalami infeksi, termasuk aspergillosis.

Diagnosis

Mengutip Cleveland Clinic, terdapat beberapa metode untuk mendiagnosis aspergillosis, seperti:

  • Tes kulit

Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk memastikan diagnosis Allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA).

Dokter akan menyuntikkan sejumlah kecil antigen Aspergillus ke kulit lengan bawah penderita untuk mengetahui reaksi alergi terhadap jamur penyebab aspergillosis.

Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Infeksi Jamur Hitam di India

Penderita yang memiliki alergi terhadap jamur penyebab aspergillosis ditandai dengan munculnya benjolan merah pada lokasi suntikan.

  • Tes darah

Dokter akan mengambil sampel darah penderita untuk mengukur kadar antibodi dalam darah sebagai reaksi alergi.

  • Tes pencitraan, seperti rontgen atau CT scan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi paru-paru dan melihat keberadaan bola jamur atau aspergilloma.

  • Tes dahak

Dokter akan memberikan warna pada sampel dahak penderita, kemudian diperiksa di laboratorium untuk melihat keberadaan Aspergillus.

  • Biopsi

Melalui pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sampel jaringan dari paru-paru atau sinus untuk mendiagnosis invasive aspergillosis.

Perawatan

Dilansir dari Everyday Health, metode penanganan aspergillosis akan disesuaikan dengan jenis aspergillosis.

Berikut beberapa metode penanganan untuk mengatasi aspergillosis:

Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Jamur Kuku

  • Pemantauan

Penderita aspergillosis dengan gejala ringan biasanya tidak memerlukan penanganan khusus, bahkan dapat sembuh dengan sendirinya.

Dokter akan melakukan pemantauan disertai pemeriksaan lanjutan, seperti CT scan atau rontgen.

Jika kondisi penderita semakin parah, dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur untuk mengobati aspergillosis.

  • Kortikosteroid oral

Pemberian obat ini bertujuan untuk mengurangi dosis kortikosteroid guna meningkatkan fungsi paru-paru.

Selain itu, kortikosteroid oral juga diperlukan agar asma atau cystic fibrosis tidak semakin parah.

Beberapa contoh obat kortikosteroid oral yang diberikan, seperti prednison, prednisolon, dan metilprednisolon.

  • Obat antijamur

Obat antijamur merupakan obat yang sering digunakan untuk mengobati invasive aspergillosis.

Beberapa contoh obat antijamur yang sering digunakan adalah voriconazole dan Amphotericin B.

  • Operasi

Prosedur operasi mungkin diperlukan jika obat antijamur tidak efektif untuk mengangkat bola jamur atau aspergilloma.

Baca juga: Infeksi Jamur Penis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Aspergilloma yang memicu perdarahan di paru-paru juga memerlukan prosedur operasi untuk mengatasinya.

  • Embolisasi

Prosedur ini dilakukan untuk menghentikan perdarahan paru-paru yang disebabkan oleh aspergilloma.

Komplikasi

Merangkum Patient Info dan Mayo Clinic, terdapat beberapa komplikasi yang ditimbulkan akibat penyakit ini, yaitu:

  1. Perdarahan parah di paru-paru, terutama penderita aspergilloma dan invasive aspergillosis
  2. Infeksi sistemik, merupakan komplikasi yang paling serius dari aspergillosis karena infeksi menyebar ke bagian tubuh lain, seperti otak, jantung, dan ginjal
  3. Asma menjadi lebih parah
  4. Atelektasis, yaitu penyakit paru-paru ketika alveolus tidak terisi oleh udara
  5. Bronkiektasis, yaitu kerusakan dan pelebaran permanen pada bronkus dan saluran pernapasan
  6. Fibrosis paru, yaitu gangguan pernapasan akibat terbentuknya jaringan parut di organ paru-paru.

Pencegahan

Dikutip dari Patient Info, aspergillosis cukup sulit dicegah karena jamur Aspergillus mudah terhirup.

Baca juga: 10 Cara Mencegah Penyakit Jamur Hitam Pasca-Covid-19

Namun, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, terutama seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, untuk mengurangi risiko terkena aspergillosis, yaitu:

  1. Hindari tempat yang rentan ditumbuhi jamur, seperti tempat galian tanah dan tumpukan kompos
  2. Gunakan masker, sepatu, dan pakaian tertutup saat beraktivitas di tempat yang berisiko terpapar jamur, seperti berkebun
  3. Gunakan sarung tangan ketika bersentuhan langsung dengan tanah, lumut, atau pupuk kandang
  4. Bersihkan luka terbuka di kulit dengan baik, terutama setelah beraktivitas di luar ruangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau