Artikel di bawah topik Konten Sensitif ini membutuhkan login ke sistem Kompas.com guna memastikan konten yang sesuai usia pembaca. Jika Anda memenuhi kriteria usia 18 tahun ke atas, silakan lakukan pendaftaran untuk bisa mengakses konten-konten di bawah ini.
KOMPAS.com - Penis patah merupakan cedera langka dan mengkhawatirkan yang mungkin terjadi selama berhubungan seksual.
Penis patah dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada fungsi seksual dan kemih pria, sehingga penting untuk mendapatkan penanganan medis.
Baca juga: Mengenal Penyebab dan Metode Pengobatan Fraktur Penis (Penis Patah)
Kondisi ini terjadi akibat pecahnya dua area penis yang bertanggung jawab untuk ereksi yaitu corpora cavernosa dan selubung penis.
Oleh karena itu, penis patah umumnya hanya akan terjadi saat penis mengalami ereksi.
Berdasarkan Healthline, penyebab umum penis patah meliputi:
Perlu diketahui bahwa penis patah juga dapat terjadi jika posisi penis Anda saat berhubungan seksual berada dalam posisi yang lebih mungkin membentur tulang.
Melansir Healthline, berikut gejala penis patah yang perlu Anda ketahui, yaitu:
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala di atas agar meningkatkan peluang pemulihan penuh pada penis.
Baca juga: Waspadai Fraktur Penis, Cedera saat Pria Ereksi
Dilansir dari Healthine, diagnosis penis patah dapat dilakukan dengan jenis pemeriksaan sebagai berikut:
Pada dasarnya, tujuan utama pengobatan adalah untuk memulihkan atau mempertahankan kemampuan Anda untuk ereksi dan fungsi kemih.
Kemudahan pemulihan setelah penis patah umumnya akan tergantung pada tingkat keparahan cedera.
Melansir Medical New Today, perawatan untuk mengatasi penis patah dapat meliputi:
Perawatan yang tepat untuk penis patah sangat penting untuk memastikan Anda dapat kembali ke fungsi seksual dan kemih secara penuh.
Baca juga: Penis Bengkok, Normal atau Tidak?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.