KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, berada di tempat umum atau keramaian merupakan situasi yang menakutkan.
Kondisi ini merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan yang disebut dengan agoraphobia.
Agoraphobia merupakan gangguan kecemasan yang menyebabkan penderitanya menghindari tempat dan situasi yang dapat membuat mereka merasa:
Baca juga: Fobia Sosial
Penderita agoraphobia biasanya mengalami serangan panik, seperti detak jantung yang lebih cepat dan merasa mual atau ingin muntah ketika berada pada situasi tertentu.
Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan meski mereka belum berada pada situasi yang memicu fobia.
Agoraphobia dapat menyebabkan aktivitas sehari-hari penderitanya terganggu karena mereka tidak ingin meninggalkan rumah.
Kondisi ini terjadi karena rasa takut atau cemas yang begitu besar ketika mereka berada di luar rumah, terutama di tempat umum atau keramaian.
Pada akhirnya, penderita agoraphobia memerlukan bantuan seseorang yang dapat mendampinginya, seperti kerabat atau teman, saat pergi ke tempat yang memicu fobia.
Melansir Medical News Today, agoraphobia dapat menimbulkan gejala berupa ketakutan, gejala fisik, dan gejala perilaku.
Gejala tersebut dapat terjadi mulai dari ringan hingga parah, seperti:
Baca juga: Terlalu Takut Akan Masa Depan Bisa Jadi Gejala Kecemasan Antisipatori
Agoraphobia dapat menimbulkan gejala fisik yang mirip dengan serangan panik, seperti:
Agoraphobia dapat menimbulkan ketakutan atau kecemasan yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan perilaku, seperti:
Baca juga: Gejala Phobia Darah dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Merangkum WebMD dan Health Direct, agoraphobia kerap timbul ketika seseorang mengalami serangan panik lebih dari sekali pada situasi atau tempat tertentu.
Peristiwa ini menyebabkan penderita menjadi takut dan menghindari situasi atau tempat yang memicu ketakutan tersebut.
Meskipun demikian, masih tidak diketahui secara pasti penyebab munculnya agoraphobia.
Kondisi ini dapat terjadi karena pengalaman di masa lalu atau memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
Selain itu, agoraphobia juga lebih sering dialami oleh wanita berusia remaja atau dewasa muda (kurang dari 35 tahun).
Dirangkum dari Cleveland Clinic dan Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami agoraphobia, yakni:
Baca juga: Kenali Apa itu Fobia, Gejala, Penyebab, Cara Mengatasinya
Dilansir dari Mayo Clinic, agoraphobia dapat didiagnosis melalui anamnesis (wawancara medis) mengenai gejala yang dirasakan penderita.
Selain itu, pemeriksaan fisik juga diperlukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang dapat menimbulkan gejala serupa.
Setelah itu, dokter akan memastikan diagnosis agoraphobia dengan menggunakan metode Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).
Menurut Healthline, metode penanganan untuk mengatasi agoraphobia cukup bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi penderita.
Berikut beberapa metode penanganan untuk mengatasi agoraphobia:
Pada metode ini tenaga profesional, seperti psikolog dan psikiater, akan membantu penderita untuk menangani ketakutan yang dirasakan.
Terdapat beberapa jenis psikoterapi untuk menangani agoraphobia, seperti:
Baca juga: Takut Saat Mendengar Suara Ambulans? Hati-hati Fonofobia
Terdapat beberapa obat-obatan yang dapat membantu meringankan gejala agoraphobia, seperti:
Perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi kecemasan atau mengontrol respons terhadap situasi yang memicu fobia, seperti:
Dikutip dari Mayo Clinic, agoraphobia dapat membatasi aktivitas hidup penderitanya. Pada kasus yang parah kondisi ini menyebabkan penderita tidak dapat meninggalkan rumah.
Jika tidak ditangani, penderita akan merasa ketakutan sehingga mereka tidak dapat keluar rumah, pergi ke sekolah, dan pergi bekerja.
Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan penderita tidak dapat melakukan aktivitas harian dengan normal dan membuat penderitanya memerlukan bantuan orang lain.
Baca juga: 3 Cara Menghilangkan Phobia Jarum Suntik
Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat agoraphobia adalah:
Melansir Cleveland Clinic, tidak ada cara yang terbukti efektif untuk mencegah agoraphobia.
Namun, untuk mencegah kondisi ini semakin parah, penderita sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan tenaga profesional ketika merasakan gejala agoraphobia.
Dengan demikian, kondisi ini dapat segera ditangani dan tidak tidak semakin parah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.