Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2021, 10:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, berada di tempat umum atau keramaian merupakan situasi yang menakutkan.

Kondisi ini merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan yang disebut dengan agoraphobia.

Agoraphobia merupakan gangguan kecemasan yang menyebabkan penderitanya menghindari tempat dan situasi yang dapat membuat mereka merasa:

Baca juga: Fobia Sosial

  • Terjebak atau terperangkap
  • Tak berdaya
  • Panik
  • Malu
  • Takut.

Penderita agoraphobia biasanya mengalami serangan panik, seperti detak jantung yang lebih cepat dan merasa mual atau ingin muntah ketika berada pada situasi tertentu.

Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan meski mereka belum berada pada situasi yang memicu fobia.

Agoraphobia dapat menyebabkan aktivitas sehari-hari penderitanya terganggu karena mereka tidak ingin meninggalkan rumah.

Kondisi ini terjadi karena rasa takut atau cemas yang begitu besar ketika mereka berada di luar rumah, terutama di tempat umum atau keramaian.

Pada akhirnya, penderita agoraphobia memerlukan bantuan seseorang yang dapat mendampinginya, seperti kerabat atau teman, saat pergi ke tempat yang memicu fobia.

Gejala

Melansir Medical News Today, agoraphobia dapat menimbulkan gejala berupa ketakutan, gejala fisik, dan gejala perilaku.

Gejala tersebut dapat terjadi mulai dari ringan hingga parah, seperti:

Baca juga: Terlalu Takut Akan Masa Depan Bisa Jadi Gejala Kecemasan Antisipatori

  • Rasa takut atau cemas yang muncul ketika berada pada dua dari enam situasi berikut:
    1. Menggunakan transportasi umum
    2. Berada di tempat terbuka
    3. Berada di tempat tertutup
    4. Sedang mengantre
    5. Berada di tengah keramaian
    6. Sendirian berada di luar rumah
  • Gejala fisik

Agoraphobia dapat menimbulkan gejala fisik yang mirip dengan serangan panik, seperti:

    1. Detak jantung yang cepat atau jantung berdebar
    2. Sesak napas atau napas menjadi cepat (hiperventilasi)
    3. Berkeringat dan tubuh merasa panas
    4. Merasa tidak sehat atau tidak enak badan
    5. Nyeri dada
    6. Pusing
    7. Merasa ingin pingsan
    8. Mual, muntah, sakit perut, atau diare
    9. Menggigil
    10. Sulit menelan atau tersedak
    11. Gemetaran
    12. Kebingungan, linglung, atau disorientasi
  • Gejala perilaku

Agoraphobia dapat menimbulkan ketakutan atau kecemasan yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan perilaku, seperti:

Baca juga: Gejala Phobia Darah dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog

    1. Menghindari situasi yang memicu fobia, seperti berada di tempat umum atau keramaian
    2. Merasa takut untuk keluar rumah dan memilih melakukan pekerjaan dari rumah
    3. Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang atau narkoba
    4. Memerlukan teman sebagai pendamping ketika pergi ke luar rumah.

Penyebab

Merangkum WebMD dan Health Direct, agoraphobia kerap timbul ketika seseorang mengalami serangan panik lebih dari sekali pada situasi atau tempat tertentu.

Peristiwa ini menyebabkan penderita menjadi takut dan menghindari situasi atau tempat yang memicu ketakutan tersebut.

Meskipun demikian, masih tidak diketahui secara pasti penyebab munculnya agoraphobia.

Kondisi ini dapat terjadi karena pengalaman di masa lalu atau memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.

Selain itu, agoraphobia juga lebih sering dialami oleh wanita berusia remaja atau dewasa muda (kurang dari 35 tahun).

Faktor risiko

Dirangkum dari Cleveland Clinic dan Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami agoraphobia, yakni:

  1. Memiliki gangguan panik atau fobia jenis lain
  2. Memiliki trauma dari kejadian yang penuh tekanan, seperti pelecehan, penyiksaan, atau kehilangan anggota keluarga
  3. Memiliki sifat mudah cemas atau gugup
  4. Memiliki anggota keluarga dengan agoraphobia
  5. Menanggapi serangan panik dengan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan.

Baca juga: Kenali Apa itu Fobia, Gejala, Penyebab, Cara Mengatasinya

Diagnosis

Dilansir dari Mayo Clinic, agoraphobia dapat didiagnosis melalui anamnesis (wawancara medis) mengenai gejala yang dirasakan penderita.

Selain itu, pemeriksaan fisik juga diperlukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang dapat menimbulkan gejala serupa.

Setelah itu, dokter akan memastikan diagnosis agoraphobia dengan menggunakan metode Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Perawatan

Menurut Healthline, metode penanganan untuk mengatasi agoraphobia cukup bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi penderita.

Berikut beberapa metode penanganan untuk mengatasi agoraphobia:

  • Psikoterapi

Pada metode ini tenaga profesional, seperti psikolog dan psikiater, akan membantu penderita untuk menangani ketakutan yang dirasakan.

Terdapat beberapa jenis psikoterapi untuk menangani agoraphobia, seperti:

  1. Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT)
    Merupakan metode yang dapat membantu penderita lebih berani dan berpikir lebih positif terhadap situasi atau tempat yang memicu fobia
  2. Terapi pemaparan
    Pada metode ini, terapis akan membantu pasien untuk membuka diri secara perlahan terhadap hal yang ditakuti sehingga rasa takut akan berkurang.

Baca juga: Takut Saat Mendengar Suara Ambulans? Hati-hati Fonofobia

  • Obat-obatan

Terdapat beberapa obat-obatan yang dapat membantu meringankan gejala agoraphobia, seperti:

  1. Penghambat pengikatan serotonin atau serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs)
  2. Obat antidepresan trisiklik
  3. Obat untuk menangani gangguan kecemasan, seperti alprazolam atau clonazepam.
  • Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi kecemasan atau mengontrol respons terhadap situasi yang memicu fobia, seperti:

  1. Rutin berolahraga
  2. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi
  3. Mengalihkan pikiran untuk mengurangi kecemasan dan mengatasi serangan panik, seperti dengan meditasi
  4. Hindari obat herbal selama mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter karena dapat mengganggu efektivitas obat yang diresepkan.

Komplikasi

Dikutip dari Mayo Clinic, agoraphobia dapat membatasi aktivitas hidup penderitanya. Pada kasus yang parah kondisi ini menyebabkan penderita tidak dapat meninggalkan rumah.

Jika tidak ditangani, penderita akan merasa ketakutan sehingga mereka tidak dapat keluar rumah, pergi ke sekolah, dan pergi bekerja.

Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan penderita tidak dapat melakukan aktivitas harian dengan normal dan membuat penderitanya memerlukan bantuan orang lain.

Baca juga: 3 Cara Menghilangkan Phobia Jarum Suntik

Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat agoraphobia adalah:

  • Depresi
  • Penyalahgunaan alkohol atau narkoba
  • Gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan atau gangguan kepribadian lainnya.

Pencegahan

Melansir Cleveland Clinic, tidak ada cara yang terbukti efektif untuk mencegah agoraphobia.

Namun, untuk mencegah kondisi ini semakin parah, penderita sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan tenaga profesional ketika merasakan gejala agoraphobia.

Dengan demikian, kondisi ini dapat segera ditangani dan tidak tidak semakin parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau