Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presbikusis (Gangguan Pendengaran pada Lansia)

Kompas.com - 12/12/2021, 17:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presbikusis adalah istilah untuk gangguan pendengaran yang terjadi secara bertahap pada lansia seiring bertambahnya usia. Kondisi ini adalah hal yang lumrah terjadi.

Gangguan pendengaran didefinisikan sebagai salah satu dari tiga jenis:

  • Konduktif (melibatkan telinga luar atau tengah)
  • Sensorineural (melibatkan telinga bagian dalam)
  • Campuran (kombinasi keduanya).

Baca juga: Jenis-jenis Penyakit Degeneratif yang Perlu Diwaspadai

Penuaan dan paparan kronis terhadap suara keras dapat berperan pada gangguan pendengaran.

Faktor lain, seperti kotoran telinga yang berlebihan, untuk sementara dapat mengurangi seberapa baik telinga menghantarkan suara.

Penyebab

Tidak ada penyebab tunggal yang diketahui dari presbikukis.

Paling umum, ini disebabkan oleh perubahan di telinga bagian dalam yang terjadi seiring bertambahnya usia.

Gen dan suara keras dari konser rock atau headphone musik mungkin memainkan peran besar.

Faktor-faktor berikut berkontribusi pada gangguan pendengaran terkait usia:

  • Riwayat keluarga (gangguan pendengaran terkait usia cenderung menurun dalam keluarga)
  • Paparan berulang terhadap suara keras
  • Merokok (perokok lebih mungkin mengalami gangguan pendengaran dibandingkan bukan perokok)
  • Kondisi medis tertentu, seperti diabetes
  • Obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi untuk kanker.

Gejala

Kehilangan pendengaran sering terjadi secara perlahan seiring waktu.

Gejala presbikukis meliputi:

Baca juga: 5 Penyebab Berkurangnya Kemampuan Pendengaran, Tak Hanya Faktor Usia

  • Kesulitan mendengar orang-orang di sekitar Anda
  • Harus menaikkan volume di TV
  • Sering meminta orang untuk mengulangi diri mereka sendiri
  • Frustrasi karena tidak bisa mendengar
  • Suara tertentu tampak terlalu keras
  • Masalah pendengaran di area bising
  • Masalah membedakan suara tertentu, seperti "s" atau "th"
  • Lebih banyak kesulitan memahami orang dengan suara bernada tinggi
  • Suara berdenging di telinga.

Bicaralah dengan dokter jika memiliki gejala-gejala ini. Gejala presbikusis mungkin seperti gejala masalah medis lainnya.

Diagnosis

Jika tiba-tiba kehilangan pendengaran, terutama di satu telinga, segera cari bantuan medis.

Bicaralah dengan dokter jika kesulitan mendengar mengganggu kehidupan sehari-hari.

Gangguan pendengaran terkait usia terjadi secara bertahap, jadi penderita mungkin tidak menyadarinya pada awalnya.

Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap.

Hal ini membantu menemukan apakah masalah medis menyebabkan gangguan pendengaran.

Dokter akan menggunakan alat otoskop untuk melihat telinga.

Terkadang kotoran telinga dapat menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gangguan pendengaran.

Pasien mungkin akan dirujuk ke dokter THT dan spesialis pendengaran (audiolog).

Baca juga: Gangguan Pendengaran

Tes pendengaran dapat membantu menentukan tingkat gangguan pendengaran.

Perawatan

Tidak ada obat untuk gangguan pendengaran terkait usia.

Perawatan difokuskan pada peningkatan fungsi sehari-hari. Hal berikut ini dapat berguna:

  • Alat bantu Dengar
  • Amplifier telepon dan alat bantu lainnya
  • Bahasa isyarat (bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran parah)
  • Membaca ucapan (membaca bibir dan menggunakan isyarat visual untuk membantu komunikasi)
  • Implan koklea mungkin direkomendasikan untuk orang dengan gangguan pendengaran yang parah.

Komplikasi

Gangguan pendengaran dapat mengakibatkan masalah fisik dan psikologis

Gangguan pendengaran juga dapat menyebabkan ketulian.

Pencegahan

Cara paling penting untuk mencegah presbikukis adalah dengan melindungi pendengaran, seperti:

  • Hindari suara keras dan kurangi paparan kebisingan
  • Kenakan penutup telinga atau penutup telinga khusus berisi cairan (untuk mencegah kerusakan pendengaran lebih lanjut).

Baca juga: 4 Gejala Awal Gangguan Pendengaran akibat Penggunaan Headset

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau