KOMPAS.com - Kista adalah benjolan berbentuk bulat yang berisi cairan, udara, atau zat padat seperti rambut.
Benjolan ini dapat tumbuh pada bagian tubuh mana pun dengan ukuran yang bervariasi.
Salah satu bentuk kista adalah kista ginjal, di mana kantong atau benjolan berisi cairan muncul di dalam jaringan ginjal.
Baca juga: Tanda Gejala Kista Ginjal dan Penyebabnya
Kista ginjal dapat tumbuh pada salah satu atau kedua ginjal dan umumnya bersifat jinak atau nonkanker.
Kista ginjal biasanya bersifat asimptomatik atau tidak menimbulkan gejala dan tidak mengganggu fungsi ginjal.
Kista ginjal berbeda dengan kista ginjal yang terbentuk karena penyakit ginjal polikistik.
Penyakit ginjal polikistik (PKD) adalah kondisi genetik yang menyebabkan kemunculan banyak kista pada ginjal.
Pada penyakit ginjal polikistik, kista-kista yang ada dapat membesar dan mengubah ukuran, serta memengaruhi fungsi ginjal.
Dikarenakan umumnya tidak menimbulkan gejala, kista ginjal kerap terdeteksi ketika penderitanya menjalani tes pencitraan untuk keperluan medis lainnya.
Kista ginjal yang tidak menimbulkan tanda atau gejala biasanya juga tidak memerlukan penanganan khusus.
Mengutip Healthline, meskipun kista ginjal biasanya tidak menimbulkan gejala, beberapa gejala berikut dapat muncul ketika kista tumbuh cukup besar:
Baca juga: 8 Gejala Kista Ginjal yang Pantang Disepelekan
Merangkum situs Mayo Clinic dan WebMD, penyebab kista ginjal masih belum diketahui secara pasti.
Berbeda dengan penyakit ginjal polikistik (PKD) yang disebabkan oleh faktor keturunan atau mutasi genetik, kista ginjal bukanlah penyakit yang diturunkan..
Namun, terdapat dugaan bahwa kista ginjal terbentuk akibat lapisan permukaan ginjal melemah dan membentuk kantong.
Kantong inilah yang kemudian terisi dengan cairan, terlepas, dan tumbuh menjadi kista.
Menurut WebMD, kista ginjal lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan dengan wanita.
Kondisi ini juga kerap dialami orang-orang yang telah berusia 50 tahun atau lebih dan risiko terkena kista ginjal akan meningkat seiring bertambahnya usia.
Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa tes dan prosedur pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis kista ginjal adalah:
Baca juga: Apa Penyebab Kista Ginjal?
Melansir Healthline, apabila kista berukuran kecil dan tidak memengaruhi fungsi ginjal maka dokter tidak akan memberikan penanganan khusus.
Akan tetapi, pasien harus tetap rutin melakukan pemeriksaan guna memantau ukuran kista melalui tes pencitraan selama 6 hingga 12 bulan.
Namun, jika kista ginjal berukuran cukup besar atau menimbulkan gejala tertentu maka pasien dapat menjalani beberapa pengobatan berikut:
Skleroterapi dilakukan untuk mengeringkan kista. Dokter akan memasukkan jarum tipis ke dalam dinding kista ginjal melalui kulit dan dipandu dengan ultrasound.
Setelah cairan kista mengering, dokter akan mengisi kista dengan cairan alkohol untuk mencegahnya tumbuh kembali.
Kista yang berukuran besar dan memengaruhi fungsi ginjal dapat diatasi dengan prosedur operasi pengangkatan kista.
Dokter akan membuat sayatan kecil pada kulit untuk memasukkan alat khusus yang dilengkapi kamera kecil (laparoskop).
Laparoskop akan memandu dokter untuk mengeringkan cairan di dalam kista. Selanjutnya, dokter akan memotong atau membakar dinding ginjal tempat kista berada.
Baca juga: Apakah Kista Ginjal Bisa Disembuhkan?
Menurut Mayo Clinic, kista ginjal dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Dikutip dari Cleveland Clinic, kista ginjal tidak dapat dicegah. Namun, beberapa tindakan berikut dapat membantu mengurangi risiko mengalami kondisi ini:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.