KOMPAS.com - Striktur uretra terjadi akibat jaringan parut yang mempersempit uretra yang berfungsi untuk membawa urine keluar dari tubuh.
Kondisi ini membatasi aliran urine dari kandung kemih yang dapat menyebabkan berbagai masalah medis di saluran kemih, termasuk peradangan atau infeksi.
Baca juga: Kenali Gejala Inkontinensia Urine Berdasarkan Jenisnya
Penyebab
Seperti yang sudah disebutkan, striktur uretra disebabkan oleh jaringan parut yang mempersempit uretra
Berdasarkan Mayo Clinic, kondisi tersebut dapat terjadi akibat hal berikut:
- Prosedur medis yang melibatkan memasukkan instrumen seperti endoskop ke dalam uretra
- Penggunaan kateter untuk mengalirkan kandung kemih dalam waktu jangka panjang
- Trauma dan cedera pada uretra atau panggul
- Pembesaran prostat
- Riwayat operasi sebelumnya untuk mengangkat atau mengurangi pembesaran kelenjar prostat
- Kanker uretra atau prostat
- Infeksi seksual menular
- Terapi radiasi.
Gejala
Dilansir dari Mayo Clinic, gejala striktur uretra meliputi:
- Aliran urine yang lemah atau pengurangan volume urine
- Sering ingin buang air kecil
- Kesulitan mengosongkan kandung kemih setelah buang air kecil
- Sering memulai dan menghentikan aliran urine
- Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
- Ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil
- Nyeri di daerah panggul atau perut bagian bawah
- Penis bengkak dan nyeri
- Terdapat darah dalam urine
- Penggelapan urine
- Ketidakmampuan untuk buang air kecil.
Baca juga: Inkontinensia Urine
Diagnosis
Melansir Healthline, diagnosis striktur uretra meliputi:
- Meninjau gejala dan riwayat medis Anda
- Pemeriksaan fisik, terutama pada area penis untuk mengidentifikasi adanya penyempitan saluran kemih
- Mengukur laju aliran saat buang air kecil
- Menganalisis sifat fisik dan kimia urine untuk mendeteksi bakteri
- Sistoskopi untuk melihat bagian dalam kandung kemih dan uretra
- Mengukur ukuran lubang uretra
- Tes untuk klamidia dan gonore.
Perawatan
Berdasarkan Healthline, berikut pilihan perawatan untuk mengatasi striktur uretra yang bergantung pada tingkat keparahannya. antara lain:
- Penggunaan dilator agar uretra menjadi lebih lebar
- Penempatan kateter urine permanen yang dilakukan pada kondisi kronis
- Pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terkena dan rekonstruksi uretra
- Prosedur pengalihan aliran urine yang dilakukan jika kandung kemih mengalami kerusakan parah atau perlu diangkat
Pencegahan
Pada dasarnya, tidak selalu mungkin untuk mencegah striktur uretra.
Namun Anda dapat melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko mengalaminya, yaitu:
Baca juga: Warna Urine Bisa Ungkap Kondisi Kesehatan, Kenali Tiap Maknanya
- Menggunakan perlindungan selama kontak seksual
- Segera menemui dokter jika mengalami gejala striktur uretra untuk penanganan dini yang menghindari komplikasi serius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.