KOMPAS.com - Hernia inguinalis terjadi ketika jaringan tubuh, seperti bagian dari usus, menonjol melalui titik lemah di otot perut.
Tonjolan yang dihasilkan bisa menyakitkan, terutama saat batuk, membungkuk atau mengangkat benda berat.
Namun, banyak hernia tidak menyebabkan rasa sakit.
Baca juga: Apa Penyebab Hernia?
Hernia inguinalis tidak selalu berbahaya. Akan tetapi penyakit ini tidak membaik dengan sendirinya dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Beberapa faktor risiko potensial dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami hernia inguinalis.
Salah satu penyebab potensial atau faktor risiko adalah kelemahan pada dinding perut.
Tekanan pada area yang melemah dapat menyebabkan hernia inguinalis terjadi.
Beberapa faktor risiko lainnya, antara lain:
Hernia inguinalis bisa saja tidak menimbulkan rasa sakit atau tidak menimbulkan gejala, terutama saat pertama kali muncul.
Gejala yang dapat berkembang meliputi:
Baca juga: 12 Gejala Hernia yang Perlu Diwaspadai
Pemeriksaan fisik biasanya diperlukan untuk mendiagnosis hernia inguinalis.
Dokter akan memeriksa adanya tonjolan di area selangkangan.
Jika diagnosis belum cukup jelas, dokter dapat melakukan tes pencitraan, seperti USG perut, CT scan atau MRI.
Terkadang penyedia layanan kesehatan dapat mendorong hernia inguinalis kecil kembali ke perut dengan pijatan lembut.
Jika ini tidak berhasil, pembedahan mungkin diperlukan.
Hernia inguinalis tidak membaik atau hilang dengan sendirinya.
Jika didiagnosis dengan hernia inguinalis, dokter kemungkinan besar akan merekomendasikan operasi.
Cari perawatan segera jika tonjolan hernia berubah menjadi merah, ungu atau gelap.
Temui dokter jika memiliki tonjolan yang menyakitkan atau terlihat di selangkangan. Tonjolan tersebut kemungkinan akan lebih terlihat saat berdiri.
Baca juga: Hernia
Komplikasi hernia inguinalis meliputi:
Seseorang tidak dapat mencegah cacat bawaan yang membuat rentan terhadap hernia inguinalis.
Namun, kiat berikut dapat mengurangi ketegangan pada otot dan jaringan perut:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.