Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2022, 11:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembuluh darah di kaki membawa darah kembali ke jantung. Terdapat katup satu arah yang mencegah darah mengalir mundur.

Seseorang dengan insufisiensi vena kronis (IVK) memiliki katup yang tidak bekerja dengan semestinya.

Katup yang rusak dapat memungkinkan darah mengalir kembali ke kaki sehingga darah menggenang atau terkumpul di pembuluh darah.

Baca juga: Insufisiensi Aorta

Seiring berjalannya waktu, insufisiensi vena kronis dapat menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan perubahan kulit di kaki.

Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan luka terbuka (borok) di kaki.

Gejala

Gejala insufisiensi vena meliputi:

  • pembengkakan kaki atau pergelangan kaki (edema)
  • rasa sakit yang semakin parah saat berdiri dan membaik saat kaki diangkat
  • kram kaki
  • sakit, berdenyut, atau perasaan berat di kaki
  • kaki terasa gatal
  • kaki lemah
  • penebalan kulit di kaki atau pergelangan kaki
  • kulit berubah warna, terutama di sekitar pergelangan kaki
  • borok kaki
  • pembuluh mekar
  • perasaan sesak di betis.

Penyebab

Vena mengembalikan darah ke jantung dari semua organ tubuh. Untuk mencapai jantung, darah perlu mengalir ke atas dari pembuluh darah di kaki.

Otot betis dan otot kaki perlu berkontraksi pada setiap langkah untuk menekan pembuluh darah dan mendorong darah ke atas.

Baca juga: Insufisiensi Mitral

Untuk menjaga darah mengalir ke atas dan tidak mundur, vena mengandung katup satu arah.

Insufisiensi vena kronis terjadi saat katup rusak dan memungkinkan darah bocor ke belakang.

Kerusakan katup dapat terjadi sebagai akibat dari penuaan, duduk atau berdiri terlalu lama, atu kombinasi dari penuaan dan penurunan mobilitas.

Ketika pembuluh darah dan katup melemah ke titik darah menjadi sulit mengalir ke jantung, tekanan darah di pembuluh darah tetap tinggi untuk waktu lama dan mengarah ke insufisiensi vena kronis.

Insufisiensi vena kronis paling sering terjadi sebagai akibat dari bekuan darah di vena dalam kaki, dikenal sebagai deep vein thrombosis (DVT).

Selain itu, insufisiensi vena kronis juga merupakan hasil dari tumor panggul dan malformasi vaskular. Terkadang, terjadi dengan alasan yang tidak diketahui.

Kegagalan katup di pembuluh darah kaki untuk menahan darah mengalir kembali dapat menyebabkan kaki bengkak.

Insufisiensi vena kronis yang berkembang sebagai akibat DVT juga dikenal sebagai sindrom pasca-trombotik.

Sebanyak 30 persen orang dengan DVT akan mengembangkan masalah ini dalam waktu 10 tahun setelah diagnosis.

Diagnosis

Dokter akan bertanya terkait riwayat kesehatan pasien dan melakukan evaluasi fisik.

Setelah itu, dokter juga mungkin akan melakukan tes pencitraan bernama USG Duplex. Tes ini dapat memerlihatkan aliran darah dan struktur pembuluh darah kaki.

Baca juga: Insufisiensi Pulmonal

Tes ini juga dapat menunjukkan kecepatan dan arah aliran darah pada pembuluh.

Perawatan

Seperti penyakit lainnya, insufisiensi vena kronis akan memiliki kemungkinan penyembuhan paling tinggi jika diobati sejak awal.

Beberapa strategi pengobatan dapat meliputi:

  • hindari berdiri atau duduk dalam waktu lama: jika harus melakukan perjalanan jauh dan akan duduk dalam waktu lama, tekuk dan rentangkan kaki serta pergelangan kaki sekitar 10 kali setiap 30 menit untuk menjaga aliran darah di pembuluh,
  • berolahraga secara teratur, seperti jalan pagi
  • menjaga berat badan ideal
  • tinggikan kaki di atas tingkat jantung saat duduk dan berbaring
  • kenakan stoking kompresi
  • minum antibiotik sesuai kebutuhan
  • melatih kebersihan kulit yang baik.

Pengobatan dilakukan untuk mengurangi penggumpalan darah dan mencegah ulkus kaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau