Memiliki kondisi alergi, seperti dermatitis atopik (eksim) atau rinitis alergi (hay fever), merupakan faktor risiko terjadinya asma.
4. Eksposur pekerjaan
Jika Anda menderita asma, paparan unsur tertentu di tempat kerja dapat menyebabkan gejala asma.
Bagi sebagian orang, paparan debu tertentu (debu industri atau kayu), asap dan uap kimia, serta jamur dapat menyebabkan asma berkembang untuk pertama kalinya.
5. Merokok
Asap rokok mengiritasi saluran udara.
Baca juga: 3 Jenis Rokok Elektrik dan Bahayanya bagi Saluran Pernapasan
Perokok pun alhasil memiliki risiko lebih tinggi terkena asma dibanding orang yang tidak merokok.
Seorang individu yang ibunya merokok selama kehamilan atau yang terpapar asap rokok orang lain juga lebih mungkin menderita asma.
6. Polusi udara
Paparan komponen utama kabut asap (ozon) meningkatkan risiko terjadinya asma.
Seseorang yang tumbuh besar atau tinggal di perkotaan memiliki risiko lebih tinggi terkena asma.
7. Kegemukan
Anak-anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas berisiko lebih besar terkena asma.
Meski alasannya tidak jelas, beberapa ahli menunjuk pada peradangan tingkat rendah di tubuh yang terjadi dengan kelebihan berat badan.
Pasien obesitas sering kali menggunakan lebih banyak obat, menderita gejala yang lebih buruk, dan kurang mampu mengontrol asma dibandingkan pasien dengan kisaran berat badan yang sehat.
Beberapa faktor risiko asma di atas dapat diubah dan itu baik dilakukan bagi Anda jika ingin terhindar dari potensi terkena penyakit ini.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.