Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Singkat untuk Perawatan Bayi Baru Lahir

Kompas.com - 22/05/2022, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Bayi baru lahir perlu perawatan khusus, yang benar dan hati-hati.

Mengutip Verywell Family, bayi baru lahir biasanya mengacu pada bayi sejak lahir hingga sekitar usia 2 bulan.

Merawat bayi baru lahir memerlukan pengetahuan yang benar dan juga kesabaran.

Mengutip buku "Ensiklopedia Calon Ibu" (2008) oleh Yazid Subakti, S.Si dan Deri Rizki Anggarani, SGz, berikut sekilas tentang perawatan bayi baru lahir yang harus diperhatikan orangtua:

Baca juga: Tahap Perkembangan Mata Bayi Baru Lahir

1. Perawatan pusar

Tali pusar pada bayi yang baru lahir akan lepas dalam waktu 5-14 hari. Perawatan tali pusar sangat sederhana.

Ketika mandi bukalah kassa yang telah dipakaikan oleh bidan/dokter. Kemudian keringkan tali pusar, gantilah kassa tadi dengan kassa yang baru.

2. Pemberian kayu putih/minyak telon

Pemberian minyak kayu putih/telon hanya untuk menghangatkan bayi yang telah dimandikan.

Secara medis tidak dilarang, selama minyak tersebut tidak menyebabkan iritasi (kemerahan/terkelupas) pada kulit si kecil.

3. Pemberian bedak

Jika bayi Anda pipis, BAB, atau berkeringat di daerah lipatan jangan dibersihkan dengan menggunakan bedak.

Untuk perawatan bayi baru lahir, disarankan untuk orangtua membasuh daerah lipatan yang kotor itu dengan kapas atau wash lap air hangat suam-suam kuku, kemudian keringkan.

Daerah lipatan yang berkeringat jika langsung ditaburi bedak akan mengakibatkan tumbuhnya bakteri.

Kulit akan bruntusan bahkan sampai bernanah.

Baca juga: Seberapa Sering Bayi Baru Lahir Harus Buang Air Besar?

4. Ruam popok atau ASI

Jika kulit bayi di sekitar selangkangan/pantat berwarna kemerahan atau bruntusan.

Maka, segera berilah salep khusus. Begitu juga dengan ruam ASI.

Untuk mencegah terjadinya ruam, maka basuhlah kulit bayi dan keringkan setelah bayi menyusu dan buang air kecil/besar.

5. Mengatasi bayi kembung

Jika bayi Anda mengalami kembung, maka segera telungkupkan/tengkurapkan.

Jika banyak angin dalam perut, maka bayi akan kentut.

Untuk menghangatkan tubuh bayi, boleh berikan minyak telon.

Baca juga: Mengenal TTN, Gangguan Pernapasan pada Bayi Baru Lahir

6. Gumoh

Jangan panik, jika bayi Anda gumoh. Hal ini terjadi dikarenakan adanya udara di dalam lambung yang terdorong keluar.

Udara ini tertelan bersama dengan ASI. Untuk mengatasinya, bayi harus digendong dan disendawakan setelah disusui.

Caranya, gendong bayi dengan menempelkannya ke dada dan kepalanya menempek pada bahu Anda. Lalu, tepuk-tepuk punggungnya sampai sendawa.

7. Darah atau keputihan dari vagina (pada bayi perempuan)

Darah atau keputihan yang keluar dari vagina bayi perempuan disebabkan oleh hormon estrogen ibu, ketika bayi berada dalam kandungan.

Keputihan/darah akan hilang dengan sendirinya, biasanya kurang dari 2 bulan.

Pada bayi laki-laki pengaruh hormonal ini akan terlihat pada putingnya yang terlihat membesar seperti bengkak.

Baca juga: 7 Gejala Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir dan Penyebabnya

8. Testis menggantung atau penis mengeras (pada bayi laki-laki)

Testis menggantung (membesar) seperti berisi. Ada 2 kemungkinan isi kantung ini.

Jika bayi terus menerus rewel (kesakitan) dan testis semakin membesar ketika menangis, maka kemungkinan bayi Anda mengalami hernia.

Namun jika tidak menunjukkan gejala sakit dan testis tidak semakin membesar, kemungkinan hanya berisi cairan yang akan hilang pada usia 3 bulan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau