Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Efek Sering Marah Bagi Kesehatan Tubuh, Apa Sajakah Itu?

Kompas.com - 13/06/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Marah adalah emosi alamiah yang dimiliki setiap orang, tetapi jika dibiarkan akan berefek buruk bagi kesehatan.

Kemarahan yang diumbar tidak hanya dapat memicu pertengkaran, kekerasan, dan adu serang dengan lawan, tetapi juga dapat menyederai kesehatan di dalam tubuh tanpa disadari.

Mengutip Better Health, marah, takut, gembira, dan cemas, merupakan emosi manusia yang memicu respons "fight or flight".

Mengutip jurnal Universitas Indonesia, respons "fight or flight" adalah reaksi stres di dalam tubuh yang mencakup meningkatnya:

  • Detak jantung
  • Pernapasan
  • Tekanan darah
  • Serum kolesterol.

Baca juga: Kenapa Marah Bisa Meningkatkan Tekanan Darah?

Arti dari "fight or flight" adalah saat berhadapan dengan suatu ancaman, tubuh mempersiapkan dirinya untuk "apakah akan tetap berada di tempat dan menghadapi ancaman tersebut" yang diistilahkan "fight" atau "akankah kabur/lari menjauhi ancaman tersebut" yang diistilahkan "flight".

Mengutip Better Health, yang terjadi dalam sistem tubuh Anda ketika marah adalah kelenjar adrenal akan mensuplai hormon stres, yaitu adrenalin dan kortisol.

Kemudian, otak mengalihkan darah dari usus ke otot, sebagai persiapan untuk aktivitas fisik.

Denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, suhu tubuh akan meningkat, sementara kulit berkeringat. Lalu, pikiran menjadi tajam dan fokus.

Jika tubuh dipenuhi bahan kimia stres diikuti terjadinya perubahan metabolisme karena sering marah, itu dapat menyebabkan kerusakan pada banyak sistem tubuh yang berbeda.

Beberapa masalah kesehatan tubuh jangka pendek dan jangka panjang yang dapat terjadi karena sering marah tak terkendali, meliputi:

Baca juga: 10 Penyebab Mudah Marah, Faktor Fisik sampai Masalah Kesehatan Mental

1. Serangan jantung

Mengutip Everyday Health, efek sering marah ada pada kesehatan jantung, misalnya serangan jantung.

"Dalam dua jam setelah marah, kemungkinan seseorang terkena serangan jantung berlipat ganda," kata Chris Aiken, instruktur psikiatri klinis di Fakultas Kedokteran Wake Forest University.

"Kemarahan yang ditekan, di mana Anda mengekspresikannya secara tidak langsung atau berusaha keras untuk mengendalikannya, dikaitkan dengan penyakit jantung," terang Dr. Aiken.

Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa orang-orang yang memiliki sifat mudah marah merupakan ciri kepribadian berisiko dua kali lipat terkena penyakit koroner dari pada rekan-rekan mereka yang tidak sering marah.

Sehingga, penting mengatasi perasaan Anda sebelum hilang kendali dan meledakkan kemarahan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau