Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2021, 15:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Suara Tak Terdengar: Kesehatan Mental di Tengah Pandemi
Divalidasi oleh:
Suara Tak Terdengar: Kesehatan Mental di Tengah Pandemi

Pandemi Covid-19 ternyata juga memberi tantangan tersendiri bagi keseshatan mental banyak orang. Potret situasi yang terjadi tergambar di liputan khusus ini.

KOMPAS.com - Depresi (gangguan depresi mayor) merupakan salah satu penyakit umum serius yang dapat memengaruhi perasaan, cara berpikir, dan cara bertindak.

Depresi dapat menyebabkan perasaan sedih dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasanya dinikmati.

Hal tersebut mengakibatkan berbagai masalah emosional dan fisik, serta menurunkan kemampuan penderitanya untuk dapat berfungsi dengan ideal di tempat kerja ataupun rumah.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Depresi secara Alami dengan Olahraga

Bukan sekedar kesedihan, depresi bukan kelemahan dan tidak bisa sekedar "diatasi". Dibutuhkan pengobatan jangka panjang agar dapat sembuh total.

Umumnya, penderita depresi merasa lebih baik dengan pengobatan, psikoterapi, atau keduanya.

Gejala

Gejala yang timbul bagi penderita depresi dapat berbeda-beda antara pria, wanita, dan anak-anak.

Melansir healthline, berikut beberapa gejala yang dapat timbul pada penderita depresi.

Pria

Gejala yang muncul umumnya berkaitan dengan:

  • suasana hati, seperti kemarahan, agresivitas, lekas marah, cemas, gelisah
  • kestabilan emosi, seperti perasaan kosong, sedih, putus asa
  • tingkah laku, seperti kehilangan minat, mudah merasa bosan, mudah lelah, pikiran untuk bunuh diri, minum alkohol, menggunakan narkoba, terlibat dalam aktivitas berbahaya
  • minat seksual, seperti berkurangnya gairah untuk seks dan berkurangnya performa
  • kemampuan kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, respon yang terlambat dalam percakapan
  • pola tidur, seperti sulit tidur, rasa ngantuk yang berlebihan, tidak dapat tidur semalaman
  • keadaan fisik, seperti kelelahan, sakit kepala, masalah pencernaan

Wanita

Gejala-gejala yang muncul dapat berhubungan dengan:

Baca juga: 7 Masalah Fisik Tanda Anda Sedang Depresi

  • suasana hati, seperti iritabilitas
  • kestabilan emosi, seperti perasaan kosong, sedih, gelisah, atau putus asa
  • tingkah laku, seperti hilangnya minat pada hal-hal, isolasi diri, pikiran untuk bunuh diri
  • kemampuan kognitif, seperti berpikir atau berbicara lebih lambat
  • pola tidur, seperti sulit tidur saat malam hari, bangun pagi, atau tidur terlalu lama.
  • keadaan fisik, seperti energi yang berkurang, kelelahan cukup parah, napsu makan berkurang, perubahan berat badan, nyeri, sakit kepala, kram yang meningkat

Anak-anak

Gejala depresi pada anak dapat melibatkan:

  • suasana hati, seperti iritabilitas, kemarahan, perubahan suasana hati, menangis
  • kestabilan emosi, seperti merasa inkompeten, kesedihan yang hebat
  • tingkah laku, seperti bermasalah di sekolah, menolak pergi ke sekolah, menghindari teman atau saudara, pikiran untuk mati atau bunuh diri
  • kemampuan kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, menolak mengikuti kegiatan sekolah, perubahan nilai akademis
  • pola tidur, seperti sulit tidur atau terlalu banyak tidur
  • keadaan fisik, seperti energi yang berkurang, masalah pencernaan, perubahan napsu makan, perubahan berat badan

Penyebab

Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan depresi. Seperti banyaknya gangguan mental pada umumnya, berbagai faktor mungkin terlibat, seperti:

Baca juga: Bagaimana Stres Bisa Memicu Depresi?

  • Perbedaan biologis. Penderita depresi memiliki perubahan fisik di otak. Belum pasti apa hal signifikan yang terdampak, tapi dapat menjadi faktor yang dapat menjadi penyebab
  • Kimia otak. Neurotransmiter adalah bahan kimia otak yang terjadi secara alami. Bahan tersebut diduga menjadi salah satu faktor dalam terjadinya depresi pada seseorang. Neurotransmiter saling berinteraksi dengan sirkuit saraf yang terlibat dalam menjaga stabilitas suasana hati dapat berperan penting dalam depresi dan pengobatannya.
  • Hormon. Perubahan keseimbangan hormon tubuh dapat terlibat sebagai pemicu depresi. Perubahan hormon dapat terjadi pada awal kehamilan dan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan pascamelahirkan.
  • Genetik. Depresi merupakan sesuatu yang dapat diturunkan antarkeluarga. Peneliti masih mencoba menemukan gen yang mungkin terlibat menyebabkan depresi.

Diagnosis

Ahli kesehatan mental akan melakukan diagnosis berdasarkan gejala dan evaluasi psikologis, seperti:

  • suasana hati
  • nafsu makan
  • pola tidur
  • tingkatan aktivitas
  • pikiran

Untuk menghindari kemungkinan penyakit lain, tenaga medis juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan tes darah.

Penyakit tiroid atau kekurangan vitamin D juga dapat memicu gejala yang mirip dengan depresi.

Baca juga: 6 Ciri-ciri Depresi yang Tampak pada Aktivitas Sehari-hari

Komplikasi

Jika tidak segera ditangani, komplikasi yang dapat timbul dapat berupa:
kenaikan atau turunnya berat badan

  • nyeri fisik
  • masalah penggunaan zat
  • serangan panik
  • masalah perhubungan
  • isolasi sosial
  • pikiran bunuh diri
  • menyakiti diri sendiri

Perawatan

Depresi dapat disembuhkan dengan obat-obatan dan terapi.

Orang dengan depresi ringan dapat disembuhkan dengan perubahan pola hidup dan observasi oleh ahli kesehatan mental selama beberapa waktu tertentu.

Terapi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) juga seringkali menjadi pilihan untuk opsi penyembuhan depresi ringan yang tidak membaik.

Obat-obatan yang disarankan dapat meliputi antidepresan.

Bagi penderita depresi yang tergolong sedang atau berat, penanganan yang diberikan dapat berupa kombinasi atas terapi dan antidepresan sekaligus.

Pencegahan

Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah depresi. Namun, beberapa langkah berikut dapat menjadi opsi untuk mencegah.

Baca juga: 9 Jenis Makanan yang Baik untuk Penderita Depresi

  • Ambil waktu istirahat. Terkadang pekerjaan atau kegiatan sehari-hari dapat menimbulkan stres. Atur strategi yang dapat membantu aspek kehidupan tetap seimbang.
  • Jangkau keluarga, teman, atau orang terdekat saat merasa krisis atau di titik rendah agar dapat membantu sebagai pendukung moral
  • Jangan sungkan mencari penanganan. Perawatan awal dapat mencegah depresi sebelum memburuk
  • Perawatan jangka panjang dapat mencegah gejala timbul kembali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau