KOMPAS.com - Garam memang berguna dalam menambah rasa atau untuk mengawetkan makanan. Namun, tahukah Anda ada beberapa bahaya mengancam akibat kelebihan garam?
Dilansir dari Healthline, garam mengandung natrium klorida atau juga disebut dengan sodium chloride.
Baca juga: 6 Cara Mengurangi Konsumsi Garam untuk Menurunkan Berat Badan
Sodium adalah mineral penting untuk menunjang fungsi otot dan saraf. Kemudian, klorida memiliki fungsi menjaga keseimbangan air dan mineral pada tubuh manusia.
Terlepas dari fungsinya yang esensial, konsumsi garam terlalu banyak dapat menimbulkan efek samping jangka bagi kesehatan.
Simak penjelasan berikut untuk mengetahui macam-macam bahaya akibat kelebihan garam, termasuk salah satunya adalah hipertensi.
Kelebihan garam dapat menimbulkan efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Berikut efek jangka pendek akibat terlalu banyak konsumsi garam:
Makanan yang tinggi garam bisa menyebabkan peningkatan aliran volume darah pada pembuluh darah dan arteri.
Kondisi ini menyebabkan kenaikan sementara tekanan darah. Jika dibiarkan, hal ini menyebabkan seseorang mengalami hipertensi.
Seperti diketahui, hipertensi merupakan faktor dari beberapa penyakit mematikan, seperti gagal jantung dan stroke.
Baca juga: 3 Manfaat Kumur dengan Garam, Tidak Hanya untuk Gigi Sensitif
Terlalu banyak mengonsumsi garam bisa mengakibatkan tubuh kelebihan cairan atau disebut edema.
Hal ini terjadi karena ginjal berusaha keras mempertahankan rasio natrium terhadap air di dalam tubuh manusia.
Edema bisa terjadi pada seluruh bagian tubuh mulai dari lengan, perut, kaki, hingga organ vital seperti paru-paru. Kelebihan cairan juga menyebabkan seseorang memiliki berat badan berlebih.
Makan makanan asin juga bisa menyebabkan mulut kering atau merasa sangat haus. Tubuh pun secara otomatis memerlukan lebih banyak asupan air untuk memperbaiki rasio natrium.
Jika kita tidak segera memenuhi asupan cairan setelah konsumsi garam berlebih, tubuh akan kelebihan natriums dan berisiko mengalami hipernatremia.
Hipernatremia bisa menyebabkan air keluar dari sel dan masuk ke dalam darah. Hal ini umumnya ditandai dengan beberapa gejala, seperti sulit bernapas, susah tidur, dan penurunan frekuensi buang air kecil.
Hipernatremia adalah kondisi darurat medis karena bisa mengakibatkan kejang, koma, hingga kematian.
Baca juga: Hipertensi, Haruskan Pantang Garam?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan garam yang tinggi menyebabkan peningkatan tekanan darah dan pengerasan pembuluh darah dan arteri.
Kondisi ini lama kelamaan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga kematian dini.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki asupan garam rata-rata 3 gram per hari mungkin memiliki risiko kanker perut hingga 68 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang memiliki asupan garam rata-rata 1 gram per hari
Masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait efek garam terhadap peningkatan risiko kanker perut.
Namun, beberapa ahli menyebut garam bisa memicu orang rentan terhadap kanker lambung dengan menyebabkan tukak atau radang pada lapisan lambung.
Efek kelebihan garam dalam jangka pendek dapat menyebabkan kelebihan air atau edema, peningkatan tekanan darah atau hipertensi, rasa haus yang berlebihan yang memicu hipernatremia.
Sementara itu, makan terlalu banyak garam dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker perut.
Baca juga: MPASI Anak di Bawah 1 Tahun Boleh Diberi Garam, Asal...
Dokter Ilmu Gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp. GK, yang perlu kita garisbawahi bukanlah batas konsumsi garam, melainkan kebutuhan natrium harian.
Luciana menyebutkan bahwa tubuh manusia membutuhkan satu sendok teh per hari asupan natrium yang salah satunya terkandung pada garam.
"Tubuh manusia hanya membutuhkan asupan natrium sejumlah satu sendok teh per hari, itu sudah termasuk untuk garam dan semua jenis makanan yang kita konsumsi," kata Luciana, dikutip dari Antara pada Kamis (09/2/2023).
Untuk diketahui, beberapa makanan yang juga mengandung natrium antara lain seperti keju, ham, udang, makanan kaleng, makanan cepat saji, bumbu instan, kecap, hingga saos.
Macam-macam bahaya akibat kelebihan garam dapat dicegah dengan membatasi penggunaan bahan tambahan pangan tersebut.
Seseorang mungkin perlu berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter untuk mengetahui batas konsumsi garam atau batas natrium, terutama jika memiliki kondisi seperti hipertensi atau edema.
Baca juga: Berapa Batas Aman Konsumsi Garam bagi Penderita Diabetes?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.