Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2021, 10:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Gigi merupakan salah satu organ paling kuat pada tubuh manusia yang terbentuk dari protein, mineral, dan kalsium.

Gigi berperan penting dalam kesehatan tubuh. Gigi berfungsi untuk mengunyah dan mencerna makanan, serta membantu memperjelas suara saat berbicara.

Normalnya, gigi orang dewasa berjumlah 32 yang mulai tumbuh secara bertahap sejak bayi.

Namun, tidak semua orang memiliki jumlah gigi yang lengkap sebab terdapat suatu kelainan yang menyebabkan gigi tidak tumbuh, yaitu anodontia.

Baca juga: Kapan Bayi Mulai Tumbuh Gigi?

Anodontia merupakan kondisi genetik langka yang menyebabkan gigi tidak tumbuh sehingga seseorang tidak memiliki gigi.

Anodontia merupakan kelainan yang menyerang bayi, baik perempuan maupun laki-laki, yang baru dapat diketahui setelah berusia satu tahun.

Jenis

Anodontia dapat menyerang gigi susu maupun gigi tetap. Terdapat beberapa jenis anodontia, di antaranya:

  1. Anodontia komplit
    Bentuk kelainan genetik langka yang menyebabkan tidak ada satu pun benih gigi yang muncul sehingga penderita tidak memiliki gigi.
  2. Anodontia hipodontia
    Bentuk kelainan genetik yang menyebabkan satu sampai enam gigi permanen hilang
  3. Anodontia oligodontia
    Bentuk kelainan genetik yang menyebabkan lebih dari enam (tetapi tidak semua) gigi permanen hilang

Penyebab

Melansir Healthline, anodontia merupakan kelainan genetik yang diturunkan dan masih belum diketahui secara pasti gen yang terlibat.

Namun, anodontia biasanya dikaitkan dengan displasia ektodermal, yaitu sekelompok kondisi herediter yang memengaruhi rambut, kuku, gigi, kulit, dan kelenjar keringat.

Baca juga: 8 Masalah Gigi dan Mulut beserta Cara Mengatasinya

Gejala kondisi keturunan ini meliputi:

  • Alopecia atau kebotakan
  • Kekurangan kelenjar keringat sehingga tidak mampu untuk berkeringat (hipohidrosis)
  • Bibir sumbing
  • Tidak memiliki celah bibir atau langit-langit
  • Kuku tipis, mudah rapuh, atau retak

Pada kasus yang jarang terjadi, anodontia terjadi tanpa disertai displasia ektodermal. Hal ini mungkin terjadi karena mutasi genetik.

Kelainan kromosom juga dapat menyebabkan pertumbuhan gigi tidak sempurna, bahkan dapat merusak struktur gusi sehingga benih gigi tidak tumbuh setelah dilahirkan.

Gejala

Penyakit ini ditandai dengan tidak terbentuknya semua gigi, beberapa gejala lain yang mungkin muncul meliputi:

  • Tidak tumbuh gigi sama sekali
  • Sebagian gigi tidak tumbuh
  • Kelainan rambut, seperti rambut sangat tipis, kebotakan, bahkan tidak tumbuh rambut

Diagnosis

Anodontia biasanya didiagnosis jika bayi tidak mulai tumbuh gigi ketika berusia sekitar 13 bulan.

Diagnosis juga dapat dilakukan pada seorang anak yang tidak mulai menumbuhkan gigi permanen pada usia 10 tahun.

Baca juga: Cara Merawat Gigi Anak, Orangtua Wajib Tahu

Dokter kemudian akan melakukan pencitraan sinar-X atau rontgen, untuk memeriksa gigi pada gusi yang belum tumbuh.

Jika hasil pencitraan tidak menunjukkan gigi maka kemungkinan besar anak tersebut mengalami anodontia.

Perawatan

Masih belum tersedia metode pengobatan untuk merangsang pertumbuhan gigi yang tidak tumbuh karena kelainan bawaan.

Akan tetapi, terdapat beberapa metode untuk memperbaiki penampilan, memudahkan saat makan atau berbicara, dan mengganti struktur gigi, di antaranya:

  1. Melakukan implan gigi
  2. Memakai gigi palsu
  3. Menjalani prosedur bridge gigi, untuk mengisi ruang atau celah di antara gigi atau mengisi gigi yang hilang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau