Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2021, 14:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang merupakan kondisi kesehatan mental yang memengaruhi suasana hati hingga interaksi dengan orang lain.

Kondisi ini ditandai dengan pola berkelanjutan dari berbagai suasana hati, citra diri, dan perilaku.

Gejala tersebut mengakibatkan tindakan impulsif dan menyebabkan masalah dalam bersosialisasi.

Baca juga: Apa itu Borderline Personality Disorder?

Penderita BPD juga dapat mengalami tantrum seperti kemarahan, kecemasan, dan depresi intens yang dapat berlangsung dari hitungan jam hingga berhari-hari.

Gejala

Gejala borderline personality disorder dikelompokkan menjadi empat bagian.

  • Ketidakstabilan emosional. Dalam psikologi, istilah yang digunakan adalah disregulasi afektif.
  • Pola pikir atau persepsi yang terganggu. Distorsi kognitif atau distorsi persepsi
  • Perilaku impulsif
  • Jalinan hubungan yang intens tapi tidak stabil dengan orang lain

Bentuk dari kelompok gejala tersebut adalah sebagai berikut.

  • Ketakutan yang kuat akan pengabaian hingga melakukan tindakan ekstrim untuk menghindari perpisahan atau penolakan
  • Mengidealkan seseorang untuk sesaat, kemudian tiba-tiba merasa orang tersebut tidak cukup peduli atau kejam
  • Perubahan cepat dalam identitas dan citra diri yang mencakup pergeseran tujuan dan nilai, melihat diri sendiri buruk atau tidak ada sama sekali
  • Periode paranoia terkait stres dan kehilangan kontak dengan kenyataan, dapat berlangsung dari hitungan menit hingga beberapa jam
  • Impulsif dan mengambil risiko, seperti seks bebas, menghabiskan banyak uang, makan berlebihan, penyalahgunaan narkoba, secara tiba-tiba mengundurkan diri dari pekerjaan atau mengakhiri hubungan positif
  • Ancaman dan perilaku bunuh diri atau melukai diri sendiri, seringkali sebagai respons terhadap ketakutan akan perpisahan atau penolakan
  • Perubahan suasana hati yang dinamis, berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Dapat mencakup kebahagiaan yang intens, cepat marah, malu atau gelisah
  • Perasaan kosong yang berkelanjutan
  • Ujaran kemarahan yang tidak pantas dan intens, seperti sering hilang kesabaran, sarkastik, atau bertengkar fisik

Baca juga: 5 Tanda Orang Mengidap Gangguan Kepribadian Narsistik

Penyebab

Belum ada penelitian mendalam akan penyebab dan faktor risiko BPD. Namun, peneliti secara umum sepakat bahwa ada pengaruh genetik dan lingkungan yang berperan.

Kejadian tertentu saat masa kanak-kanak juga dapat menjadi faktor akan berkembangnya gangguan, seperti pelecehan emosional, fisik, dan seksual.

Selain itu, kehilangan, ditelantarkan, dan intimidasi juga dapat menjadi penyebab BPD.

Melansir borderlinepersonalitydisorder.org, teori saat ini mengungkapkan bahwa beberapa orang lebih rentan mengalami BPD akibat faktor biologis atau genetika, serta pengalaman saat masa kanak-kanak yang traumatis.

Komplikasi

BPD dapat memengaruhi dan merusak berbagai aspek kehidupan, seperti berhubungan intim, bekerja, bersekolah, aktivitas sosial, dan citra diri.

Komplikasi yang dapat timbul terhadap kondisi mental penderita BPD, meliputi:

  • depresi
  • alkohol atau penyalahgunaan zat lainnya
  • gangguan kecemasan
  • gangguan makan
  • gangguan bipolar
  • gangguan stres pascatrauma (PTSD)
  • gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD)
  • gangguan kepribadian lainnnya

Baca juga: Benarkah Pola Asuh Tentukan Kepribadian Anak Sulung, Tengah, dan Bungsu bak Film NKCTHI?

Diagnosis

Diagnosis BPD dilakukan berdasarkan:

  • wawancara mendetail dengan dokter atau penyedia kesehatan mental
  • evaluasi psikologis seperti mengisi kuesioner
  • riwayat medis dan pemeriksaan
  • diskusi terkait gejala yang timbul

Perawatan

BPD dapat diobati dengan menjalani pengobatan teratur. Dalam menangani BPD, dibutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen.

Perawatan dapat meliputi psikoterapi (terapi bicara), obat-obatan, atau keduanya.

  • Terapi dan konseling. Terdapat berbagai jenis psikoterapi yang dapat membantu pengelolaan BPD. Jenis terapi yang disarankan mungkin Terapi Perilaku Dialektik (DBT) atau Terapi Perilaku Kognitif (CBT).

    Dalam sesi terapi, konselor akan membantu penderita untuk belajar mengelola emosi, mengenali, dan mengubah perilaku yang tidak diinginkan agar mendapat perspektif baru.

  • Obat-obatan. Meski tidak ada obat-obatan khusus untuk menyembuhkan BPD, dokter akan merekomendasikan obat yang dapat meredakan gejala BPD.

    Obat-obatan akan mengobati kecemasan dan depresi, mengatur perubahan suasana hati, atau membantu mengendalikan perilaku impulsif.

Obat anti-psikotik dapat membantu penderita BPD.

Baca juga: Rawan Gangguan Mental, Begini Cara Tetap Waras Usai Positif Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau