Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2021, 18:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh.

Kanker dapat menyerang berbagai organ yang ada di dalam tubuh manusia, termasuk mata.

Salah satu kanker yang menyerang mata adalah retinoblastoma.

Retinoblastoma adalah jenis kanker mata yang menyerang retina, lapisan sangat tipis di bagian belakang bola mata.

Baca juga: 8 Alasan Merokok Dapat Merusak Kesehatan Mata

Sel batang (basilus) dan sel kerucut (konus) yang ada di retina, berfungsi memicu impuls saraf melalui saraf optik ke otak untuk membentuk penglihatan.

Artinya, dengan retina manusia dapat melihat objek sehingga gangguan atau penyakit yang menyerang retina menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan maksimal.

Retinoblastoma termasuk salah satu jenis kanker mata yang langka, tetapi penyakit ini merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak-anak.

Retinoblastoma dapat memengaruhi salah satu atau kedua mata. Jika memengaruhi kedua mata, kondisi ini biasanya didiagnosis sebelum anak berusia satu tahun.

Pada retinoblastoma yang memengaruhi satu mata cenderung baru disadari setelah beberapa tahun kelahiran, yaitu sekitar usia dua hingga tiga tahun.

Gejala

Mengutip Cedars-Sinai, gejala retinoblastoma di antaranya:

  • Leukokoria, yaitu pantulan putih abnormal dari retina mata saat mata terpapar sinar yang seharusnya mata memancarkan warna kemerahan saat terkena cahaya
  • Strabismus (mata juling), yaitu posisi mata yang tidak bergerak bersama atau melihat ke arah yang berbeda dari mata lainnya
  • Mata terasa nyeri
  • Mata merah pada salah satu atau kedua bola mata
  • Mata membengkak, salah satu atau kedua bola mata membesar
  • Gangguan penglihatan

Baca juga: 14 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Mata

Penyebab

Merangkum Medline Plus dan Mayo Clinic, retinoblastoma terjadi ketika sel-sel saraf retina, yaitu gen RB1 mengalami mutasi genetik.

Mutasi ini menyebabkan sel-sel retina terus tumbuh dan berlipat ganda. Massa sel yang terkumpul inilah yang kemudian membentuk sebuah tumor.

Sel retinoblastoma dapat menyerang mata dan jaringan di sekitarnya, bahkan menyebar (metastasis) ke organ lain, seperti otak dan tulang belakang.

Mutasi genetik pada retinoblastoma masih belum dapat dipastikan penyebabnya. Namun, kondisi ini diduga dapat terjadi melalui dua cara berikut:

  • Gen yang mengalami kelainan diturunkan dari salah satu orang tua
  • Mutasi gen terjadi secara sporadis dan acak (spotan) atau tidak diturunkan dari orang tua

Diagnosis

Dirangkum dari Kids Health dan Cedars-Sinai, untuk mendiagnosis retinoblastoma, dokter mata akan melakukan pemeriksaan pada mata.

Dokter mungkin akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil mata sehingga dapat melihat retina lebih jelas.

Dokter juga akan melakukan oftalmoskopi, yaitu pemeriksaan kondisi retina dengan alat yang menyerupai senter yang disebut oftalmoskop.

Dokter mungkin juga melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui lokasi dan ukuran kanker dengan tepat, serta penyebarannya, seperti:

Baca juga: 6 Kebiasaan Sederhana yang Menjaga Kesehatan Mata

  1. Ultrasonografi, menggunakan gelombang suara untuk memeriksa kondisi bola mata
  2. MRI, menggunakan gelombang radio dan magnet berkekuatan tinggi untuk menghasilkan gambar mata secara detail, termasuk jaringan lunak di sekitarnya
  3. CT scan, menggunakan sinar-X dari berbagai sudut lalu disatukan untuk mengetahui lebih banyak informasi mengenai mata
  4. Tes genetik, darah penderita akan diuji untuk mengetahui apakah retinoblastoma diturunkan dari orang tua atau tidak

Perawatan

Melansir dari cancer.org, 9 dari 10 anak yang mengalami retinoblastoma dapat disembuhkan.

Untuk itu, deteksi dini agar anak mendapatkan perawatan sesegera mungkin perlu dilakukan.

Penanganan retinoblastoma akan disesuaikan dengan ukuran, lokasi dan penyebaran, serta tingkat keparahan kanker.

Penanganan retinoblastoma bertujuan untuk mencegah pertumbuhan kanker dan kerusakan lebih lanjut pada mata.

Semakin cepat kanker terdeteksi dan mendapatkan penanganan maka penglihatan penderita diharapkan dapat kembali.

Merangkum Cedars-Sinai dan Mayo Clinic, berikut beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan untuk mengobati retinoblastoma:

  • Kemoterapi

Kemoterapi merupakan obat-obatan khusus yang dapat membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat membantu mengecilkan kanker sebelum melakukan prosedur lain.

Baca juga: 5 Penyakit Mata yang Sering Terjadi dan Cara Mencegahnya

Jika kanker belum menyebar, obat kemoterapi dapat diberikan melalui penyuntikan langsung ke mata atau pada pembuluh darah yang mengarah ke mata.

Pada kanker yang diduga telah menyebar, obat kemoterapi dapat diberikan melalui obat minum atau melalui pembuluh darah agar dapat bekerja di seluruh tubuh.

  • Terapi laser (fotokoagulasi laser)

Menggunakan laser khusus yang dapat menghancurkan pembuluh darah yang memasok nutrisi untuk tumor sehingga sel kanker akan mati.

  • Terapi radiasi atau radioterapi

Menggunakan pancaran sinar dengan radiasi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terdapat dua jenis terapi radiasi yang dapat dilakukan, yakni:

  • Radiasi internal (brachytherapy)

Dokter akan memberikan radiasi dosis tinggi pada area yang dekat dengan kanker.

Prosedur ini dilakukan dengan menempatkan suatu perangkat berupa piringan kecil yang berisi bahan radioaktif di lokasi tumor.

Dokter akan menjahit dan membiarkan perangkat tersebut selama beberapa hari di dalam tubuh penderita sembari mengeluarkan radiasi yang akan membunuh sel kanker.

Prosedur ini dapat memengaruhi jaringan sehat yang ada di luar mata sehingga prosedur ini hanya dilakukan jika kemoterapi tidak berhasil membunuh sel kanker.

Baca juga: Benarkah Membaca Sambil Tiduran Berbahaya untuk Mata?

  • Radiasi sinar eksternal

Prosedur ini dilakukan dengan mengirimkan sinar berkekuatan tinggi ke area tumor dari mesin yang berada di luar tubuh.

Radiasi sinar eksternal dapat menyebabkan efek samping ketika pancaran radiasi mencapai area halus di sekitar mata, seperti otak.

Maka dari itu prosedur ini biasanya dilakukan pada kasus retinoblastoma yang parah atau tidak menanggapi metode pengobatan lainnya.

  • Krioterapi

Krioterapi merupakan penanganan yang menggunakan suhu dingin yang ekstrem untuk membunuh sel kanker.

Selama terapi, zat yang digunakan, misalnya nitrogen cair, akan ditempatkan di dalam atau di dekat sel kanker.

Cairan ini akan membekukan sel kanker sebelum diangkat. Terapi ini dapat dilakukan beberapa kali hingga sel kanker hilang sepenuhnya.

  • Operasi

Dalam beberapa kasus, operasi dapat dilakukan untuk mengangkat bola mata sehingga dapat membantu mencegah penyebaran kanker pada bagian tubuh yang lain.

Metode ini dilakukan jika tumor sudah terlalu besar dan sulit ditangani dengan metode lainnya.

Prosedur pengangkatan bola mata ini disebut enukleasi. Setelah melakukan operasi, dokter akan memasang atau menyambungkan bola mata buatan (implan) dengan otot-otot mata.

Baca juga: 6 Cara Jaga Kesehatan Mata Ketika Terlalu Lama Main Game di Gadget

Komplikasi

Dikutip dari Cedars-Sinai, retinoblastoma yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan beberapa kondisi berikut:

  1. Ablasi retina, yaitu lepasnya retina dari bagian belakang mata
  2. Penyebaran kanker ke jaringan dan organ lain (metastasis)
  3. Kehilangan penglihatan atau buta
  4. Efek samping kemoterapi seperti kelelahan, memar dan perdarahan, sariawan, infeksi, muntah, dan diare
  5. Perdarahan pada bola mata
  6. Kemunculan kanker lainnya

Pencegahan

Melansir Mayo Clinic, dikarenakan penyebab retinoblastoma masih tidak dapat dipastikan sehingga tidak ada cara yang efektif untuk mencegah penyakit ini.

Namun, pada anak yang memiliki riwayat keluarga dengan retinoblastoma, pemeriksaan mata rutin dapat membantu deteksi dini penyakit ini.

Selain itu, tidak ada salahnya untuk melakukan tes genetik karena membantu keluarga untuk mengetahui apakah anak-anak mereka mungkin berisiko mengalami retinoblastoma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com