KOMPAS.com - Paraplegia adalah kondisi kelumpuhan yang terjadi di bagian bawah tubuh.
Penyakit ini bisa menjadi akibat dari kecelakaan atau kondisi kronis.
Orang dengan paraplegia akan memiliki masalah mobilitas dan dapat memerlukan penggunaan kursi roda.
Baca juga: Kelumpuhan
Namun, pilihan pengobatan jangka panjang tersedia untuk membantu mengurangi gejala dan komplikasi pada orang dengan paraplegia.
Orang dengan paraplegia biasanya mengalami cedera pada otak atau sumsum tulang belakang yang mencegah sinyal ke tubuh bagian bawah.
Hilangnya sinyal menyebabkan kelumpuhan tubuh bagian bawah.
Beberapa penyebab umum lainnya termasuk kejahatan kekerasan dan kecelakaan olahraga.
Kondisi kronis lain juga dapat menyebabkan paraplegia. Kondisi yang dapat menyebabkan paraplegia meliputi:
Ada banyak gejala yang bisa terjadi pada paraplegia. Terkadang, gejala ini akan berubah seiring waktu.
Gejala yang bisa terjadi antara lain:
Baca juga: Hati-hati, Ini 5 Tanda Tubuh Kurang Gerak
Di ruang gawat darurat, dokter dapat melakukan diagnosis dengan pengujian fungsi dan gerakan sensorik, serta dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang kecelakaan yang mendasari.
Tetapi jika orang yang terluka mengeluh sakit leher, tidak sepenuhnya sadar, atau memiliki tanda-tanda kelemahan atau cedera neurologis yang jelas, tes diagnostik darurat bisa diperlukan.
Tes yang dimaksud antara lain:
Beberapa hari setelah cedera, setelah gejala mulai mereda, dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis yang lebih komprehensif untuk menentukan tingkat dan keparahan cedera.
Siapa pun yang mengalami trauma signifikan pada kepala atau lehernya memerlukan evaluasi medis segera untuk kemungkinan cedera tulang belakang.
Bahkan, paling aman untuk berasumsi bahwa korban trauma mengalami cedera tulang belakang sampai terbukti sebaliknya karena:
Baca juga: Kisah M. Habib Shaleh, Lahir Kembali setelah Koma Cedera Olahraga
Saat ini tidak ada perawatan untuk mencegah atau mengobati paraplegia.
Namun, ada kemungkinan untuk mengobati beberapa gejala dan komplikasi yang terjadi.
Dokter umumnya meresepkan terapi fisik atau okupasi untuk membantu mengatasi nyeri dan masalah otot.
Terapi fisik juga dapat membantu seseorang mempertahankan kekuatan dan jangkauan geraknya.
Terapi fisik yang dapat dilakukan adalah:
Perangkat untuk mendukung mobilitas, seperti kursi roda atau skuter mobilitas, biasanya diperlukan.
Seorang dokter juga dapat menyarankan beberapa obat, seperti:
Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan.
Pembedahan dapat membantu pembengkakan dan menghilangkan lesi.
Baca juga: Cedera Olahraga, Pentingnya “Sedia Payung Sebelum Hujan” Bagi Atlet
Komplikasi yang bisa terjadi jika paraplegia tidak ditangani dengan benar adalah:
Saran ini dapat mengurangi risiko paraplegia:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.