Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2021, 08:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Trauma kepala merupakan salah satu penyebab paling umum dari kecacatan dan kematian pada orang dewasa.

Trauma kepala dapat tergolong ringan seperti benjolan atau memar. Juga, dapat bersifat sedang hingga parah seperti gegar otak, luka dalam atau terbuka, dan kerusakan otak.

Dalam kasus trauma kepala berat, dibutuhkan penanganan medis dengan cepat karena dapat menimbulkan kerusakan otak yang serius.

Baca juga: 5 Penyebab Medis yang Memicu Sensasi Pening di Kepala

Jenis

Melansir Buku Ajar Neurologi FKUI 2017, cedera kepala dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • tingkat kesadaran pasien menurut Skala Koma Glasgow (SKG)
  • lokasi lesi (jaringan abnormal)
  • patologi

Berdasarkan tingkat kesadaran, trauma cedera kepala diklasifikasikan menjadi:

  • Cedera kepala minimal. SKG 15, pasien tidak pingsan, tidak terdapat defisit neurologis, dan CT scan otak normal.
  • Cedera kepala ringan. SKG 13-15, pasien pingsan kurang dari 10 menit, tidak terdapat defisit neurologis, dan CT scan otak normal.
  • Cedera kepala sedang. SKG 9-12, pasien pingsan selama 10 menit hingga 6 jam, terdapat defisit neurologis, dan CT scan otak abnormal.
  • Cedera kepala berat. SKG 3-8, pasien pingsan lebih dari 6 jam, terdapat defisit neurologis, dan CT scan otak abnormal.

Penyebab

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan trauma kepala berat, seperti:

  • kecelakaan kendaraan bermotor (mobil atau sepeda motor)
  • kekerasan (dipukul, disakiti)
  • jatuh
  • pelecehan

Baca juga: Kapan Sakit Kepala Harus Diwaspadai?

Selain itu, terdapat kondisi bernama hematoma subdural atau pendarahan intraparenkim yang terkadang dapat terjadi secara spontan.

Gejala

Gejala dari trauma kepala berat meliputi hal di bawah ini.

  • Ketidaksadaran. Pingsan dan tidak responsif bahkan untuk waktu singkat
  • Gegar otak. Hilangnya fungsi mental secara tiba-tiba dalam waktu singkat akibat pukulan atau cedera lain pada kepala. Seseorang dengan gegar otak akan terlihat linglung atau berkaca-kaca
  • Kejang
  • Kesulitan berbicara atau masalah dengan indra. Seperti gangguan pendengaran atau penglihatan ganda
  • Muntah-muntah
  • Darah atau cairan bening keluar dari telinga atau hidung
  • Hilang ingatan atau amnesia
  • Pembengkakan atau memar di sekitar kedua mata atau belakang telinga
  • Kesulitan berjalan atau kehilangan koordinasi

Segera pergi ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis jika seseorang mengalami cedera di kepala dan:

  • disebabkan oleh pukulan keras di kepala seperti tabrakan mobil atau jatuh pada ketinggian satu meter atau lebih
  • pernah menjalani operasi otak sebelumnya
  • memiliki masalah pendarahan yang tidak terkendali atau gangguan pembekuan darah
  • sedang minum obat yang dapat menyebabkan masalah pendarahan, seperti warfarin
  • mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan
  • kecelakaan tersebut disengaja (melukai diri sendiri atau sengaja disakiti orang lain)

Baca juga: Cedera Kepala: Jenis, Penyebab, Gejala hingga Cara Mengatasinya

Diagnosis

Beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis trauma kepala berat dapat meliputi:

  • Tes darah.
  • Sinar X. Tes ini menggunakan sinar energi elektromagnetik untuk menampilkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ ke dalam film.
  • MRI. Tes ini menggunakan magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk mengkomposisikan gambar organ dan struktur dalam tubuh secara mendetail. Tes ini dilakukan untuk menentukan permasalahan atau penyakit pada ligamen atau otot di sekitarnya.
  • CT Scan. Penggunaan sinar X dan teknologi komputer untuk membuat gambar horizontal atau axial (irisan) tubuh. Tes ini dapat menggambarkan rinci dari setiap bagian tubuh, termasuk tulang, otot, lemak, dan organ. CT Scan lebih detail daripada rontgen umum.
  • EEG. Penempelan elektroda ke otak untuk memantau aktivitas di dalamnya.

Perawatan

Trauma kepala yang parah akan memerlukan perawatan di rumah sakit. Prosedur dapat termasuk:

  • mengamati kondisi untuk setiap perubahan
  • menjalani tes untuk memeriksa jika ada kerusakan lebih lanjut
  • mengobati luka lainnya
  • menggunakan bantuan pernapasan (ventilasi) atau operasi otak
  • Menurut nhs, kebanyakan orang diperbolehkan pulang dalam kurun waktu 48 jam. Namun, beberapa kasus pasien cedera kepala berat memerlukan operasi tengkorak atau otak.

Baca juga: 7 Obat Sakit Kepala untuk Atasi Pusing yang Mengganggu

Dokter juga akan memberi arahan mengenai perawatan di rumah agar masa pemulihan dapat dijalani dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com