KOMPAS.com - Hipersomnia adalah kondisi saat seseorang mengalami rasa kantuk tau tidur secara berlebihan, bahkan di siang hari.
Penderita hipersomnia juga kesulitan untuk tetap terjaga.
Kondisi ini membuat penderitanya dapat tertidur kapan saja, misalnya saat mengemudi atau di tempat kerja.
Baca juga: Sering Ngantuk pada Siang Hari? Mungkin Anda Mengidap Hipersomnia
Karakteristik hipersomnia dapat bervariasi pada setiap penderitanya tergantung pada usia, gaya hidup, serta penyebab yang mendasari.
Bahaya utama hipersomnia adalah meningkatnya risiko kecelakaan.
Seorang pengidap hipersomnia dapat mengalami:
Terdapat beberapa kemungkinan penyebab hipersomnia, antara lain:
Baca juga: Berbagai Hal yang Membuat Kita Mengantuk Sepanjang Hari
Menurut Stanford Health Care, seseorang setidaknya harus mengalami gejala hipersomnia selama tiga bulan sebelum dokter dapat memberikan diagnosis hipersomnia primer.
Dokter juga mungkin akan menggunakan beberapa tes latensi tidur.
Tes tersebut dapat mengukur seberapa cepat seseorang tertidur di lingkungan yang tenang pada siang hari.
Hipersomnia sekunder dapat didiagnosis berdasarkan penggunaan obat yang sedang dijalani dan mengesampingkan kondisi kesehatan lain atau gangguan tidur yang dapat menyebabkan kelelahan.
Dokter juga akan bertanya tentang rutinitas tidur penderita.
Beberapa tes yang mungkin dilakukan dokter, termasuk:
Dalam beberapa kasus, dibutuhkan elektroensefalogram (EEG) tambahan untuk mengukur aktivitas listrik otak.
Perawatan hipersomnia bervariasi dan bergantung pada gejala dan jenisnya.
Baca juga: 5 Penyebab Kenapa Mengantuk Terus di Siang Hari
Perawatan dapat mencakup hal di bawah ini.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola tidur, yaitu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.