KOMPAS.com - Hipopituitarisme adalah kelainan langka ketika kelenjar pituitari gagal menghasilkan satu atau lebih hormon, atau tidak menghasilkan cukup hormon.
Kelenjar pituitari adalah kelenjar seukuran kacang ginjal yang terletak di dasar otak manusia.
Kelenjar ini adalah bagian dari sistem endokrin tubuh, terdiri dari semua kelenjar yang memproduksi dan mengatur hormon.
Baca juga: Mengenal Oksitosin, Hormon Cinta yang Punya Segudang Manfaat Kesehatan
Meskipun ukurannya kecil, kelenjar pituitari menciptakan dan melepaskan sejumlah hormon yang bekerja di hampir setiap bagian tubuh.
Hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari adalah:
Dalam hipopituitarisme, ada kekurangan satu atau lebih hormon hipofisis.
Kekurangan hormon menyebabkan hilangnya fungsi pada kelenjar atau organ yang dikontrol hormon.
Misalnya, kekurangan TSH menyebabkan hilangnya fungsi normal kelenjar tiroid.
Hipopituitarisme dapat disebabkan oleh:
Baca juga: Mengenal Ghrelin, Hormon yang Mengatur Sensasi Lapar dan Kenyang
Terkadang, hipopituitarisme disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang tidak biasa atau penyakit metabolik, seperti:
Gejala hipopituitarisme umumnya ialah salah satu dari berikut:
Baca juga: 8 Makanan untuk Meningkatkan Hormon Testosteron dalam Tubuh
Gejala dapat berkembang perlahan dan dapat sangat bervariasi, tergantung pada:
Gejala lain yang mungkin terjadi akibat hipopituarisme adalah:
Hubungi dokter segera jika tanda atau gejala hipopituitarisme berkembang tiba-tiba atau berhubungan dengan sakit kepala parah, gangguan penglihatan, linglung, atau penurunan tekanan darah.
Untuk mendiagnosis hipopituitarisme, harus ada kadar hormon yang rendah karena masalah pada kelenjar pituitari.
Diagnosis juga harus menyingkirkan penyakit pada organ yang dipengaruhi oleh hormon ini.
Tes untuk diagnosis antara lain:
Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Hormon Endorfin Pereda Rasa Sakit dan Stres
Tingkat hormon hipofisis mungkin tinggi dalam aliran darah jika memiliki tumor hipofisis yang memproduksi terlalu banyak hormon.
Tumor dapat menghancurkan sel-sel lain dari hipofisis, yang menyebabkan rendahnya kadar hormon lain.
Jika hipopituitarisme disebabkan oleh tumor, pasien akan memerlukan pembedahan untuk mengangkat tumor.
Di samping itu, terapi radiasi juga mungkin diperlukan.
Pasien akan membutuhkan obat hormon seumur hidup untuk menggantikan hormon yang tidak lagi dibuat oleh organ di bawah kendali kelenjar pituitari. Obat tersebut di antaranya:
Efek samping obat untuk mengobati hipopituitarisme dapat menyebabkan komplikasi.
Namun, jangan menghentikan obat apa pun sendiri tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca juga: 8 Makanan untuk Meningkatkan Hormon Serotonin, Bikin Mood Lebih baik
Dalam kebanyakan kasus, gangguan hipopituitarisme tidak dapat dicegah.
Kesadaran akan risiko, seperti dari penggunaan obat-obatan tertentu, memungkinkan diagnosis dan pengobatan dini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.