Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2021, 15:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu jenis hernia adalah hernia hiatus, yakni kondisi ketika bagian atas lambung mencuat ke rongga dada melalui lubang diafragma (hiatus).

Hiatus atau lubang diafragma merupakan celah di otot diafragma, yakni otot yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut.

Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun karena otot-otot tubuh yang mulai melemah atau mengendur.

Baca juga: Makanan yang Direkomendasikan untuk Penderita Hernia Hiatus

Sebagian besar kasus hernia hiatus tidak menimbulkan gejala dan tidak memerlukan penanganan medis darurat karena bagian yang menonjol masih kecil.

Jika bagian yang menonjol masih berukuran kecil, biasanya ditemukan ketika dokter melakukan pemeriksaan untuk kondisi yang lain.

Akan tetapi, jika semakin membesar maka akan menyebabkan makanan dan asam lambung kembali ke kerongkongan dan menimbulkan heartburn atau sensasi terbakar di dada.

Penyakit ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan memerlukan penanganan medis guna mengobatinya.

Jenis

Dilansir dari Healthline, terdapat dua jenis hernia hiatus, yakni:

  • Sliding hernia hiatus

Merupakan jenis hernia hiatus yang paling sering ditemui. Kondisi ini terjadi ketika lambung dan kerongkongan bergerak keluar masuk dari rongga dada melalui hiatus.

Jenis hernia hiatus ini cenderung berukuran kecil dan biasanya tidak menimbulkan gejala, serta tidak memerlukan perawatan.

  • Fixed hernia hiatus (paraesophageal hernia)

Merupakan jenis hernia hiatus yang lebih jarang ditemui.

Kondisi ini terjadi ketika sebagian lambung mendorong masuk ke dalam rongga dada melalui diafragma dan menetap di dalam rongga dada.

Baca juga: 5 Jenis Hernia (Turun Berok) yang Perlu Diwaspadai

Sebagian besar kasus paraesophageal hernia tidak serius. Namun, terdapat risiko ketika aliran darah pada lambung tersumbat.

Jika itu terjadi, dapat menyebabkan kerusakan yang serius dan dianggap sebagai kondisi darurat medis.

Gejala

Mengutip Everyday Health, hernia hiatus jarang menimbulkan gejala, terutama jika bagian yang menonjol masih berukuran kecil.

Namun, hernia hiatus akan memunculkan gejala ketika hernia semakin membesar yang mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Gejala hernia hiatus, di antaranya:

  • Heartburn atau sensasi terbakar di dada
  • Terasa asam atau pahit di tenggorokan
  • Regurgitasi, yakni naiknya makanan atau cairan ke rongga mulut
  • Perut terasa kembung
  • Sering bersendawa
  • Dada atau perut terasa nyeri
  • Sulit menelan
  • Sesak napas.

Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan pada saluran pencernaan yang ditandai dengan gejala, seperti:

  • Muntah berwarna merah
  • Buang air besar (BAB) berwarna hitam.

Baca juga: 3 Gejala Hernia (Turun Berok) yang Perlu Diwaspadai

Penyebab

Menurut Healthline, penyebab dari hernia hiatus masih belum diketahui secara pasti.

Beberapa penderita mengalami cedera atau kerusakan pada jaringan otot yang dapat menyebabkan lambung terdorong melalui diafragma.

Selain itu, hernia hiatus dapat terjadi karena terlalu banyak tekanan yang diberikan kepada jaringan otot di sekitar lambung.

Tekanan ini dapat disebabkan karena batuk, muntah, mengejan terlalu keras ketika BAB, atau karena mengangkat benda berat dengan teknik yang salah.

Pada sebagian kasus, hernia hiatus juga dapat disebabkan karena faktor genetik, di mana seseorang terlahir dengan ukuran hiatus yang lebih besar.

Kondisi ini menyebabkan lambung lebih mudah bergerak atau terdorong melalui diafragma.

Faktor risiko

Dikutip dari Cedars-Sinai, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami hernia hiatus, yakni:

  1. Berusia di atas 50 tahun
  2. Memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas
  3. Sedang hamil
  4. Memiliki kebiasaan merokok.

Diagnosis

Melansir Everyday Health, untuk mendiagnosis hernia hiatus, dokter akan melakukan pemeriksaan pada pasien yang mengeluhkan nyeri dada atau perut, seperti:

Baca juga: Apa Penyebab Hernia?

  1. Rontgen
    Dokter akan meminta pasien untuk meminum cairan barium sebelum melakukan pemeriksaan sinar X guna memperjelas warna sistem pencernaan bagian atas.
  2. Endoskopi bagian atas
    Dokter akan memasukkan pipa tipis yang dilengkapi dengan kamera melalui tenggorokan pasien untuk memeriksa bagian dalam kerongkongan dan lambung
  3. Manometri esofagus
    Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur ritme kontraksi, kekuatan, dan koordinasi otot pada kerongkongan ketika pasien menelan
  4. Tes kadar pH
    Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kadar asam di dalam kerongkongan dan dapat membantu menentukan gejala yang berkaitan dengan asam di kerongkongan
  5. Metode pengosongan lambung
    Jika pasien mengalami mual dan muntah, dokter akan melakukan pemeriksaan ini untuk mengukur lamanya makanan meninggalkan lambung.

    Pemeriksaan ini juga membantu dokter menentukan kondisi lain yang menyebabkan pasien mengalami mual dan muntah.

Perawatan

Dikutip dari Mayo Clinic, penderita hernia hiatus yang tidak merasakan gejala apa pun, tidak memerlukan penanganan khusus.

Namun, bagi penderita hernia hiatus yang merasakan gejala, seperti nyeri perut berulang maka memerlukan penanganan medis, seperti:

  • Obat-obatan

Obat-obatan yang dapat mengobati hernia hiatus, di antaranya:

Baca juga: Hernia Pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

  1. Antasida, berfungsi untuk menetralkan asam lambung
    Namun, penggunaan obat ini harus sesuai anjuran dokter karena dapat menimbulkan efek samping, seperti diare dan gangguan pada ginjal
  2. H2-receptor blocker, berfungsi untuk mengurangi produksi asam lambung
  3. Proton Pump Inhibitors, berfungsi untuk mencegah produksi asam lambung berlebih sehingga dapat menyembuhkan jaringan kerongkongan yang rusak.
  • Operasi

Terkadang hernia hiatus memerlukan prosedur operasi bagi penderita yang tidak kunjung sembuh dengan metode obat-obatan.

Prosedur operasi dilakukan untuk mengembalikan posisi lambung ke dalam rongga perut dan mengecilkan celah pada diafragma, atau merekonstruksi sfingter esofagus.

Prosedur ini dapat dilakukan dengan cara torakotomi yang menggunakan satu sayatan di dada, atau dengan cara laparoskopi.

Pada prosedur laparoskopi, dokter akan memasukkan kamera kecil pada sayatan kecil di perut.

  • Perubahan gaya hidup

Terdapat beberapa cara mandiri yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala hiatus hernia, antara lain:

  1. Makan dengan porsi kecil dan lebih sering
  2. Hindari makanan atau minuman yang memperburuk gejala, seperti makanan berlemak atau digoreng, saus tomat, alkohol, cokelat, bawang, atau kopi
  3. Jangan berbaring setelah makan
  4. Jaga berat badan tetap ideal dan sehat
  5. Berhenti merokok
  6. Tinggikan posisi sekitar 15 sentimeter ketika tidur.

Baca juga: 12 Gejala Hernia yang Perlu Diwaspadai

Komplikasi

Merangkum Cedars-Sinai dan Patient Info, jika tidak mendapat penanganan yang tepat, hernia hiatus dapat menimbulkan komplikasi, seperti:

  • Pneumonia atau radang paru-paru karena asam lambung naik ke kerongkongan dan masuk ke salah satu atau kedua paru-paru
  • Perdarahan pada kerongkongan
  • Penyempitan kerongkongan
  • Esofagitis, yaitu peradangan pada lapisan kerongkongan
  • Risiko terkena kanker kerongkongan menjadi lebih tinggi.

Pencegahan

Dirangkum dari Everyday Health dan Healthline, hernia hiatus mungkin sulit untuk dicegah.

Akan tetapi, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mengalami kondisi ini, antara lain:

  1. Menjaga berat badan tetap sehat dan ideal
  2. Jangan mengejan terlalu keras ketika buang air besar
  3. Hindari aktivitas yang dapat menyebabkan perut tegang, seperti mengangkat benda yang berat
  4. Jangan menggunakan pakaian dan ikat pinggang yang terlalu ketat karena dapat meningkatkan tekanan pada perut
  5. Makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering
  6. Hindari makanan asam, seperti tomat dan jeruk
  7. Hindari minuman beralkohol dan berkafein
  8. Batasi konsumsi minuman berkarbonasi
  9. Batasi konsumsi makanan yang digoreng dan berlemak
  10. Jangan makan ketika ingin tidur, makan setidaknya tiga sampai empat jam sebelum tidur
  11. Gunakan bantal yang lebih tinggi saat beristirahat atau tidur
  12. Berhenti merokok.

Baca juga: Hernia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau