KOMPAS.com - Salah satu jenis hernia adalah hernia hiatus, yakni kondisi ketika bagian atas lambung mencuat ke rongga dada melalui lubang diafragma (hiatus).
Hiatus atau lubang diafragma merupakan celah di otot diafragma, yakni otot yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut.
Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun karena otot-otot tubuh yang mulai melemah atau mengendur.
Baca juga: Makanan yang Direkomendasikan untuk Penderita Hernia Hiatus
Sebagian besar kasus hernia hiatus tidak menimbulkan gejala dan tidak memerlukan penanganan medis darurat karena bagian yang menonjol masih kecil.
Jika bagian yang menonjol masih berukuran kecil, biasanya ditemukan ketika dokter melakukan pemeriksaan untuk kondisi yang lain.
Akan tetapi, jika semakin membesar maka akan menyebabkan makanan dan asam lambung kembali ke kerongkongan dan menimbulkan heartburn atau sensasi terbakar di dada.
Penyakit ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan memerlukan penanganan medis guna mengobatinya.
Dilansir dari Healthline, terdapat dua jenis hernia hiatus, yakni:
Merupakan jenis hernia hiatus yang paling sering ditemui. Kondisi ini terjadi ketika lambung dan kerongkongan bergerak keluar masuk dari rongga dada melalui hiatus.
Jenis hernia hiatus ini cenderung berukuran kecil dan biasanya tidak menimbulkan gejala, serta tidak memerlukan perawatan.
Merupakan jenis hernia hiatus yang lebih jarang ditemui.
Kondisi ini terjadi ketika sebagian lambung mendorong masuk ke dalam rongga dada melalui diafragma dan menetap di dalam rongga dada.
Baca juga: 5 Jenis Hernia (Turun Berok) yang Perlu Diwaspadai
Sebagian besar kasus paraesophageal hernia tidak serius. Namun, terdapat risiko ketika aliran darah pada lambung tersumbat.
Jika itu terjadi, dapat menyebabkan kerusakan yang serius dan dianggap sebagai kondisi darurat medis.
Mengutip Everyday Health, hernia hiatus jarang menimbulkan gejala, terutama jika bagian yang menonjol masih berukuran kecil.
Namun, hernia hiatus akan memunculkan gejala ketika hernia semakin membesar yang mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan.
Gejala hernia hiatus, di antaranya:
Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan pada saluran pencernaan yang ditandai dengan gejala, seperti:
Baca juga: 3 Gejala Hernia (Turun Berok) yang Perlu Diwaspadai
Menurut Healthline, penyebab dari hernia hiatus masih belum diketahui secara pasti.
Beberapa penderita mengalami cedera atau kerusakan pada jaringan otot yang dapat menyebabkan lambung terdorong melalui diafragma.
Selain itu, hernia hiatus dapat terjadi karena terlalu banyak tekanan yang diberikan kepada jaringan otot di sekitar lambung.
Tekanan ini dapat disebabkan karena batuk, muntah, mengejan terlalu keras ketika BAB, atau karena mengangkat benda berat dengan teknik yang salah.
Pada sebagian kasus, hernia hiatus juga dapat disebabkan karena faktor genetik, di mana seseorang terlahir dengan ukuran hiatus yang lebih besar.
Kondisi ini menyebabkan lambung lebih mudah bergerak atau terdorong melalui diafragma.
Dikutip dari Cedars-Sinai, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami hernia hiatus, yakni:
Melansir Everyday Health, untuk mendiagnosis hernia hiatus, dokter akan melakukan pemeriksaan pada pasien yang mengeluhkan nyeri dada atau perut, seperti:
Baca juga: Apa Penyebab Hernia?
Pemeriksaan ini juga membantu dokter menentukan kondisi lain yang menyebabkan pasien mengalami mual dan muntah.
Dikutip dari Mayo Clinic, penderita hernia hiatus yang tidak merasakan gejala apa pun, tidak memerlukan penanganan khusus.
Namun, bagi penderita hernia hiatus yang merasakan gejala, seperti nyeri perut berulang maka memerlukan penanganan medis, seperti:
Obat-obatan yang dapat mengobati hernia hiatus, di antaranya:
Baca juga: Hernia Pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Terkadang hernia hiatus memerlukan prosedur operasi bagi penderita yang tidak kunjung sembuh dengan metode obat-obatan.
Prosedur operasi dilakukan untuk mengembalikan posisi lambung ke dalam rongga perut dan mengecilkan celah pada diafragma, atau merekonstruksi sfingter esofagus.
Prosedur ini dapat dilakukan dengan cara torakotomi yang menggunakan satu sayatan di dada, atau dengan cara laparoskopi.
Pada prosedur laparoskopi, dokter akan memasukkan kamera kecil pada sayatan kecil di perut.
Terdapat beberapa cara mandiri yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala hiatus hernia, antara lain:
Baca juga: 12 Gejala Hernia yang Perlu Diwaspadai
Merangkum Cedars-Sinai dan Patient Info, jika tidak mendapat penanganan yang tepat, hernia hiatus dapat menimbulkan komplikasi, seperti:
Dirangkum dari Everyday Health dan Healthline, hernia hiatus mungkin sulit untuk dicegah.
Akan tetapi, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mengalami kondisi ini, antara lain:
Baca juga: Hernia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.