Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2021, 21:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fibroid rahim adalah pertumbuhan rahim nonkanker yang sering muncul selama tahun-tahun subur.

Fibroid rahim juga disebut leiomioma atau mioma.

Kondisi ini tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker rahim dan hampir tidak pernah berkembang menjadi kanker.

Baca juga: Apa Beda Miom dan Kista Ovarium? Keduanya Kerap Punya Gejala Mirip

Fibroid memiliki berbagai ukuran yang tidak terdeteksi oleh mata manusia hingga ukuran besar yang dapat mendistorsi dan memperbesar rahim.

Seorang wanita dapat memiliki satu atau beberapa fibroid.

Dalam kasus ekstrim, beberapa fibroid dapat memperluas rahim sehingga mencapai tulang rusuk dan dapat menambah berat badan.

Penyebab

Tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkan fibroid.

Namun, disinyalir fibroid rahim disebabkan oleh:

  • Hormon dalam tubuh
  • Gen (dapat diturunkan dalam keluarga).

Gejala

Gejala umum fibroid rahim adalah:

  • Pendarahan di antara periode haid
  • Pendarahan hebat selama periode haid, terkadang dengan pembekuan darah
  • Periode haid yang mungkin berlangsung lebih lama dari biasanya
  • Rasa ingin buang air kecil lebih sering
  • Kram panggul atau nyeri dengan menstruasi
  • Merasa penuh atau tertekan di perut bagian bawah
  • Sakit saat berhubungan seks.

Seringkali, wanita dapat terkena fibroid rahim dan tidak memiliki gejala apa pun.

Baca juga: 8 Gejala Miom dan Penyebabnya

Diagnosis

Segera cari bantuan medis jika mengalami:

  • Sakit pinggang yang tidak kunjung hilang
  • Periode haid yang terlalu berat, berkepanjangan atau menyakitkan
  • Bercak atau berdarah di antara periode haid
  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih
  • Jumlah sel darah merah rendah yang tidak dapat dijelaskan (anemia)

Tenaga kesehatan akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mendiagnosis fibroid rahim.

Fibroid tidak selalu mudah didiagnosis. Memiliki berat badan tidak ideal atau gemuk dapat membuat fibroid lebih sulit untuk dideteksi.

Beberapa pemeriksaan di bawah ini bisa diperlukan untuk mendiagnosis fibroid rahim:

  • USG
  • MRI 
  • Sonogram infus saline (histerosonografi)
  • Histeroskopi
  • Biopsi endometrium.

Perawatan

Perawatan untuk fibroid rahim bervariasi, tergantung pada kondisi, usia, dan gejala pasien.

Adapun perawatan umum untuk fibroid rahim antara lain:

Baca juga: Apakah Miom Berbahaya?

  • Perangkat intrauterin (IUD) 
  • Asam traneksamat 
  • Suplemen zat besi.

Terapi medis atau hormonal juga dapat membantu mengecilkan fibroid, terapi meliputi:

  • Pil KB 
  • Jenis IUD yang melepaskan hormon progestin dosis rendah ke dalam rahim
  • Suntikan hormon.

Pembedahan atau operasi dapat menjadi opsi yang digunakan untuk mengobati fibroid rahim, seperti:

  • Histeroskopi
  • Ablasi endometrium
  • Embolisasi arteri uterina 
  • Miomektomi
  • Histerektomi.

Komplikasi

Komplikasi fibroid rahim meliputi:

  • Sakit parah atau pendarahan yang sangat berat
  • Memutarnya fibroid yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah
  • Anemia
  • Infeksi saluran kemih 
  • Infertilitas, dalam kasus yang jarang terjadi.

Jika hamil, ada risiko kecil fibroid rahim dapat menyebabkan komplikasi berikut:

Baca juga: Operasi Miom: Jenis, Manfaat, sampai Risikonya

  • Melahirkan bayi lebih awal
  • Jika fibroid menghalangi jalan lahir atau menempatkan bayi dalam posisi berbahaya, maka perlu menjalani operasi caesar (C-section)
  • Pendarahan hebat setelah melahirkan.

Pencegahan

Mencegah fibroid rahim sangat sulit dilakukan, tetapi hanya sebagian kecil dari tumor ini yang memerlukan pengobatan.

Meski demikian, melansir Mayo Clinic, pilihan gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan yang sehat serta makan buah-buahan dan sayuran, wanita dapat mengurangi risiko fibroid rahim.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan penggunaan kontrasepsi hormonal dapat dikaitkan dengan risiko fibroid yang lebih rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com