KOMPAS.com - Keguguran merupakan pengalaman pahit yang menyedihkan bagi ibu hamil.
Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan seorang wanita mengalami keguguran berulang adalah sindrom ACA (anticardiolipin antibody).
Sindrom ACA adalah salah satu jenis penyakit autoimun yang menyebabkan darah mudah membeku atau mengalami pengentalan.
Baca juga: 4 Tanda-tanda Darah Keguguran, Ibu Hamil Perlu Waspada
Penyakit yang juga disebut sindrom antifosfolipid (APS) atau sindrom Hughes ini terjadi ketika tubuh memproduksi antibodi yang menyerang fosfolipid (senyawa lemak).
Kondisi ini mengakibatkan terjadinya pembekuan atau pengentalan darah pada pembuluh darah arteri, pembuluh darah vena,paru-paru, kaki, ginjal, dan otak.
Sumbatan pada pembuluh darah dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Pada ibu hamil, sindrom ACA dapat menyebabkan keguguran dan stillbirth.
Penyakit ini lebih sering dialami oleh wanita dan menjadi penyebab utama dari keguguran berulang atau komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia.
Merangkum National Organization for Rare Disorders dan Mayo Clinic, sindrom ACA menyebabkan darah lebih kental atau mudah menggumpal.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya sumbatan pada aliran darah di setiap pembuluh darah tubuh, yakni arteri dan vena.
Gumpalan darah yang terbentuk akibat sindrom ACA dapat menimbulkan gejala, seperti:
Baca juga: 6 Penyebab Keguguran Berulang pada Ibu Hamil
Selain itu, sindrom ACA juga dapat menyebabkan gangguan katup jantung, gangguan sistem saraf, dan trombositopenia yang dapat menimbulkan gejala, seperti:
Dirangkum dari Mayo Clinic dan National Health Service, sindrom ACA merupakan penyakit autoimun yang berarti bahwa sistem imun secara keliru menyerang jaringan sehat.
Pada sindrom ACA, sistem kekebalan tubuh justru menghasilkan antibodi yang menyerang fosfolipid.
Kondisi ini menyebabkan darah lebih mudah membeku atau menggumpal. Hingga kini, penyebab terbentuknya antibodi tersebut masih belum diketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat sistem imun mengalami mutasi genetik, infeksi virus atau bakteri tertentu, atau efek samping pengobatan tertentu.
Baca juga: 5 Penyebab Keguguran yang Sering Terjadi
Menurut Mayo Clinic, beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami sindrom ACA:
Meskipun demikian, sindrom ACA juga dapat bersifat asimptomatik atau tidak menimbulkan gejala apa pun.
Namun, beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko seseorang merasakan gejala ketika menderita sindrom ACA:
Dirangkum dari laman Mayo Clinic dan DermNet NZ, sindrom ACA kerap dicurigai ketika seseorang mengalami keguguran berulang.
Baca juga: Keguguran: Penyebab, Tanda, Pengobatan, dan Cara Mencegah
Seseorang yang mengalami penyumbatan pembuluh darah tanpa penyebab yang jelas juga menyebabkan dokter curiga bahwa orang tersebut menderita sindrom ACA.
Guna memastikan diagnosis sindrom ACA, dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya pembekuan darah dan antibodi terhadap fosfolipid
Beberapa tes laboratorium yang harus dilakukan, meliputi:
Pasien yang positif mengalami sindrom ACA ditandai dengan munculnya antibodi pada dua kali pemeriksaan yang dilakukan dalam rentang waktu 12 minggu atau lebih.
Melansir WebMD, bagi penderita sindrom ACA yang mengalami penggumpalan darah dapat diatasi dengan obat antikoagulan dalam bentuk tablet atau suntikan.
Bagi wanita hamil yang menderita sindrom ACA, dokter mungkin akan memberikan kombinasi obat heparin suntik dan aspirin dosis rendah selama kehamilan hingga melahirkan.
Selain itu, penderita sindrom ACA juga harus mengatasi atau menghindari kondisi yang memicu pengentalan darah, seperti:
Baca juga: 4 Penyebab Umum Keguguran yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
Dirangkum dari situs National Health Service dan Versus Arthritis, sindrom ACA dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Selain itu, sindrom ACA juga dapat menimbulkan komplikasi serius yang disebut catastrophic antiphospholipid syndrome (CAPS).
Meskipun hanya terjadi pada satu persen penderita sindrom ACA, tetapi kondisi ini harus tetap diwaspadai karena dapat membahayakan nyawa.
Seseorang yang mengalami CAPS, mengalami gumpalan darah yang terbentuk secara tiba-tiba di seluruh tubuh sehingga organ-organ tubuh gagal berfungsi.
Masih belum diketahui secara pasti bagaimana CAPS terjadi, tetapi kondisi ini diduga terjadi akibat infeksi, cedera, atau prosedur operasi.
CAPS dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut:
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Hamil Lagi Setelah Keguguran?
Menurut Healthdirect, sindrom ACA merupakan penyakit autoimun yang masih belum diketahui secara pasti penyebabnya sehingga sulit untuk dicegah.
Namun, beberapa tindakan berikut dapat dilakukan jika seseorang berisiko mengalami pengentalan darah atau mengonsumsi obat pengencer darah:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.