Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2022, 15:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keluhan rambut rontok kerap menjadi kondisi kurang menyenangkan yang dialami oleh banyak orang.

Selain mengurangi rasa percaya diri, rambut rontok juga dapat memengaruhi kulit kepala dan menyebabkan kebotakan.

Salah satu penyebab dari kerontokan rambut atau kebotakan adalah alopecia areata, yakni gangguan autoimun yang menyerang folikel rambut tubuh.

Baca juga: Mengapa Pria Rentan Alami Kebotakan?

Alopecia areata terjadi ketika sistem imun menyerang folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut, sehingga mengakibatkan kerontokan rambut dan kebotakan.

Kerontokan rambut akibat alopecia areata kerap membentuk pola kecil yang mungkin tidak terlalu terlihat.

Meskipun demikian, pola kecil ini mungkin saling terhubung dan kemudian menjadi semakin besar hingga penderita menyadarinya.

Tidak hanya menyebabkan kerontokan rambut pada kulit kepala, alopecia areata juga dapat terjadi pada alis, bulu mata, wajah, serta bagian tubuh lainnya.

Kondisi tersebut juga dapat berkembang secara bertahap dan berulang setelah bertahun-tahun lamanya.

Jenis

Terdapat beberapa jenis alopecia areata, di antaranya:

  1. Alopecia areata (patchy)
    Merupakan alopecia areata dengan pola kerontokan rambut menyerupai koin, seperti bulat atau oval, dan sering terjadi pada kulit kepala, alis, dan bulu mata
  2. Alopecia totalis
    Merupakan kerontokan rambut yang terjadi pada seluruh bagian kepala yang mengakibatkan penderita mengalami kebotakan pada seluruh bagian kepala
  3. Alopecia universalis
    Merupakan kerontokan rambut yang terjadi pada seluruh bagian tubuh yang ditumbuhi rambut.

Baca juga: Kebotakan

Alopecia areata tidak menular dan dapat menyerang siapa pun. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa sebelum berusia 30 tahun.

Selain kerontokan rambut, beberapa penderita alopecia areata juga memiliki kelainan pada kuku tangan dan kaki, misalnya lubang-lubang kecil pada permukaan kuku.

Alopecia areata bukanlah penyakit yang menyakitkan atau menyebabkan penderitanya sulit bergerak.

Namun, kondisi ini menyebabkan perubahan pada penampilan seseorang yang dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri.

Selain itu, alopecia areata juga dapat menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, atau masalah emosional lainnya hingga memengaruhi kualitas hidup penderitanya.

Gejala

Dikutip dari WebMD, berikut beberapa gejala utama alopecia areata:

  • Muncul bercak atau pola botak kecil pada kulit kepala atau bagian tubuh tubuh lainnya
  • Bercak atau pola kecil akibat kerontokan mungkin menjadi lebih besar dan berkembang menjadi kebotakan
  • Rambut tumbuh kembali di satu tempat tetapi diikuti kerontokan pada bagian lain
  • Kehilangan banyak rambut dalam waktu singkat
  • Rambut mengalami kerontokan yang lebih banyak ketika cuaca dingin
  • Kuku jari tangan dan kaki menjadi merah, rapuh, dan berlubang.

Penyebab

Merangkum situs Healthline dan DermNet NZ, alopecia areata disebabkan oleh gangguan autoimun.

Sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut.

Baca juga: 7 Penyebab Rambut Rontok pada Pria dan Cara Mengatasinya

Kondisi ini memicu keluarnya sitokin proinflamasi dan kemokin yang mengakibatkan folikel mengecil dan berhenti memproduksi rambut sehingga terjadi kerontokan dan kebotakan.

Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sistem imun menyerang dan merusak folikel rambut.

Namun, beberapa kondisi berikut diduga menjadi penyebab alopecia areata:

  1. Infeksi virus
  2. Trauma
  3. Perubahan hormon
  4. Stres emosional (psikis) atau fisik.

Faktor risiko

Menurut American Academy of Dermatology, meskipun alopecia areata dapat menyerang siapa pun, tetapi beberapa kondisi berikut meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini:

  • Memiliki orang tua atau kerabat dekat yang menderita alopecia areata
  • Menderita penyakit berikut:
    1. Asma
    2. Dermatitis (eksim) atopik
    3. Penyakit tiroid
    4. Vitiligo
    5. Sindrom Down atau Down syndrome
  • Menjalani pengobatan kanker dengan mengonsumsi obat nivolumab pada metode imunoterapi.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Rambut Rontok secara Alami, Obat, dan Perawatan

Diagnosis

Dilansir dari situs Healthline, diagnosis alopecia areata diawali dengan pemeriksaan fisik kerontokan rambut.

Dokter mungkin akan memeriksa beberapa helai rambut menggunakan mikroskop. Beberapa pemeriksaan lanjutan mungkin diperlukan guna memastikan diagnosis, seperti:

  • Biopsi

Dokter mungkin juga melakukan biopsi kulit kepala guna mendeteksi kondisi lain yang menyebabkan kerontokan rambut, termasuk tinea kapitis.

Selama biopsi kulit kepala, dokter akan mengambil sebagian kecil kulit kepala pasien untuk dianalisis.

  • Tes darah

Tes darah dilakukan untuk mendeteksi penyakit autoimun. Apabila pasien memiliki gangguan autoimun maka tes darah akan menunjukkan hasil antibodi yang abnormal.

Beberapa hal yang akan diukur dan dideteksi dengan tes darah, meliputi:

  1. C-reactive protein
  2. Erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau tes laju endap darah, untuk mengukur seberapa cepat eritrosit menggumpal
  3. Kadar zat besi
  4. Antinuclear antibody (ANA)
  5. Hormon tiroid
  6. Kadar testosteron total dan bebas
  7. Follicle stimulating hormone (FSH)
  8. Luteinizing hormone (LH)
  9. hormon perangsang folikel dan luteinizing.

Baca juga: Rambut Rontok

Perawatan

Merangkum dari Medical News Today dan American Academy of Dermatology, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alopecia areata.

Penanganan alopecia areata bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan rambut dan membantu penderita menerima kondisinya.

Beberapa penanganan yang dapat diberikan, meliputi:

Obat-obatan

Pada sebagian kasus, kerontokan rambut dan kebotakan akibat alopecia areata dapat tumbuh kembali dengan sendirinya.

Meskipun demikian, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang dapat merangsang pertumbuhan rambut, seperti:

  • Kortikosteroid

Digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut dan menekan sistem kekebalan tubuh yang tersedia dalam bentuk suntikan, oles, atau tablet.

Suntikan kortikosteroid biasanya diberikan pada pasien dewasa setiap 4 hingga 8 minggu sekali yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.

Sementara bagi pasien anak-anak, dokter akan meresepkan kortikosteroid dalam bentuk obat oles untuk dioleskan pada area yang mengalami kebotakan.

Sedangkan, kortikosteroid tablet akan diresepkan bagi penderita alopecia areata dengan area kebotakan yang luas.

Baca juga: Stres Bisa Memicu Rambut Rontok, Begini Cara Mengatasinya

  • Minoksidil

Merupakan obat yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut dan mengatasi kebotakan.

Obat ini digunakan dengan cara dioleskan pada area tubuh yang mengalami kerontokan rambut atau kebotakan, seperti kulit kepala, janggut, dan alis.

Minoksidil dapat membantu mempertahankan pertumbuhan rambut setelah pasien berhenti menggunakan kortikosteroid.

Obat ini juga memiliki efek samping yang cukup kecil sehingga aman jika diberikan pada pasien anak-anak.

  • Anthralin

Obat ini digunakan dengan cara dioleskan pada area kebotakan dan didiamkan sesuai anjuran dokter, lalu bilas hingga bersih.

Anthralin mengatasi kebotakan dengan mengiritasi kulit untuk memicu pertumbuhan kembali rambut.

  • Imunoterapi topikal

Imunoterapi topikal bertujuan untuk mengubah sistem imun sehingga berhenti menyerang folikel rambut.

Prosedur ini menggunakan bahan kimia yang dioleskan pada area kebotakan untuk memicu reaksi berupa ruam.

Ruam tersebut dapat memicu pertumbuhan rambut baru dalam waktu enam bulan. Namun, pasien harus tetap menjalani perawatan ini guna mempertahankan pertumbuhan rambut.

Baca juga: Masturbasi Penyebab Rambut Rontok, Mitos atau Fakta?

Perawatan mandiri

Terdapat beberapa perawatan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerontokan rambut, di antaranya:

  • Gunakan rambut palsu, topi, syal, dan tabir surya untuk melindungi kulit pada area kebotakan dari paparan sinar matahari
  • Gunakan kacamata atau bulu mata palsu guna melindungi mata dari debu dan paparan sinar matahari secara langsung akibat kebotakan pada alis dan bulu mata
  • Mencukur rambut kepala atau jenggot agar kebotakan tampak merata.

Konseling

Alopecia areata dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri dan menyebabkan penderitanya mengalami gangguan emosional.

Maka dari itu, penderita alopecia areata mungkin memerlukan bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Melalui sesi konseling bersama psikolog atau psikiater, penderita dapat mengatasi krisis kepercayaan diri, gangguan kecemasan, dan gangguan emosional lainnya.

Komplikasi

Menurut Very Well Health, berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat alopecia areata:

  • Kebotakan
  • Krisis kepercayaan diri
  • Depresi
  • Gangguan kecemasan.

Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk Penyebab Rambut Rontok

Pencegahan

Dirangkum dari situs American Academy of Dermatology dan Healthline, alopecia areata cukup sulit dicegah karena tidak diketahui secara pasti penyebabnya.

Namun, beberapa cara berikut diduga dapat membantu mencegah komplikasi atau membantu selama masa pemulihan:

  1. Kelola stres dengan metode yang tepat, seperti dengan meditasi, yoga, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan
  2. Lakukan pemeriksaan secara rutin sesuai anjuran dokter guna mendeteksi dini kemungkinan komplikasi
  3. Bergabung dengan komunitas agar tidak merasa kesepian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com