KOMPAS.com - Keluhan rambut rontok kerap menjadi kondisi kurang menyenangkan yang dialami oleh banyak orang.
Selain mengurangi rasa percaya diri, rambut rontok juga dapat memengaruhi kulit kepala dan menyebabkan kebotakan.
Salah satu penyebab dari kerontokan rambut atau kebotakan adalah alopecia areata, yakni gangguan autoimun yang menyerang folikel rambut tubuh.
Baca juga: Mengapa Pria Rentan Alami Kebotakan?
Alopecia areata terjadi ketika sistem imun menyerang folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut, sehingga mengakibatkan kerontokan rambut dan kebotakan.
Kerontokan rambut akibat alopecia areata kerap membentuk pola kecil yang mungkin tidak terlalu terlihat.
Meskipun demikian, pola kecil ini mungkin saling terhubung dan kemudian menjadi semakin besar hingga penderita menyadarinya.
Tidak hanya menyebabkan kerontokan rambut pada kulit kepala, alopecia areata juga dapat terjadi pada alis, bulu mata, wajah, serta bagian tubuh lainnya.
Kondisi tersebut juga dapat berkembang secara bertahap dan berulang setelah bertahun-tahun lamanya.
Terdapat beberapa jenis alopecia areata, di antaranya:
Baca juga: Kebotakan
Alopecia areata tidak menular dan dapat menyerang siapa pun. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa sebelum berusia 30 tahun.
Selain kerontokan rambut, beberapa penderita alopecia areata juga memiliki kelainan pada kuku tangan dan kaki, misalnya lubang-lubang kecil pada permukaan kuku.
Alopecia areata bukanlah penyakit yang menyakitkan atau menyebabkan penderitanya sulit bergerak.
Namun, kondisi ini menyebabkan perubahan pada penampilan seseorang yang dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri.
Selain itu, alopecia areata juga dapat menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, atau masalah emosional lainnya hingga memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Dikutip dari WebMD, berikut beberapa gejala utama alopecia areata:
Merangkum situs Healthline dan DermNet NZ, alopecia areata disebabkan oleh gangguan autoimun.
Sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut.
Baca juga: 7 Penyebab Rambut Rontok pada Pria dan Cara Mengatasinya
Kondisi ini memicu keluarnya sitokin proinflamasi dan kemokin yang mengakibatkan folikel mengecil dan berhenti memproduksi rambut sehingga terjadi kerontokan dan kebotakan.
Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sistem imun menyerang dan merusak folikel rambut.
Namun, beberapa kondisi berikut diduga menjadi penyebab alopecia areata:
Menurut American Academy of Dermatology, meskipun alopecia areata dapat menyerang siapa pun, tetapi beberapa kondisi berikut meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini:
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Rambut Rontok secara Alami, Obat, dan Perawatan
Dilansir dari situs Healthline, diagnosis alopecia areata diawali dengan pemeriksaan fisik kerontokan rambut.
Dokter mungkin akan memeriksa beberapa helai rambut menggunakan mikroskop. Beberapa pemeriksaan lanjutan mungkin diperlukan guna memastikan diagnosis, seperti:
Dokter mungkin juga melakukan biopsi kulit kepala guna mendeteksi kondisi lain yang menyebabkan kerontokan rambut, termasuk tinea kapitis.
Selama biopsi kulit kepala, dokter akan mengambil sebagian kecil kulit kepala pasien untuk dianalisis.
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi penyakit autoimun. Apabila pasien memiliki gangguan autoimun maka tes darah akan menunjukkan hasil antibodi yang abnormal.
Beberapa hal yang akan diukur dan dideteksi dengan tes darah, meliputi:
Baca juga: Rambut Rontok
Merangkum dari Medical News Today dan American Academy of Dermatology, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alopecia areata.
Penanganan alopecia areata bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan rambut dan membantu penderita menerima kondisinya.
Beberapa penanganan yang dapat diberikan, meliputi:
Pada sebagian kasus, kerontokan rambut dan kebotakan akibat alopecia areata dapat tumbuh kembali dengan sendirinya.
Meskipun demikian, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang dapat merangsang pertumbuhan rambut, seperti:
Digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut dan menekan sistem kekebalan tubuh yang tersedia dalam bentuk suntikan, oles, atau tablet.
Suntikan kortikosteroid biasanya diberikan pada pasien dewasa setiap 4 hingga 8 minggu sekali yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
Sementara bagi pasien anak-anak, dokter akan meresepkan kortikosteroid dalam bentuk obat oles untuk dioleskan pada area yang mengalami kebotakan.
Sedangkan, kortikosteroid tablet akan diresepkan bagi penderita alopecia areata dengan area kebotakan yang luas.
Baca juga: Stres Bisa Memicu Rambut Rontok, Begini Cara Mengatasinya
Merupakan obat yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut dan mengatasi kebotakan.
Obat ini digunakan dengan cara dioleskan pada area tubuh yang mengalami kerontokan rambut atau kebotakan, seperti kulit kepala, janggut, dan alis.
Minoksidil dapat membantu mempertahankan pertumbuhan rambut setelah pasien berhenti menggunakan kortikosteroid.
Obat ini juga memiliki efek samping yang cukup kecil sehingga aman jika diberikan pada pasien anak-anak.
Obat ini digunakan dengan cara dioleskan pada area kebotakan dan didiamkan sesuai anjuran dokter, lalu bilas hingga bersih.
Anthralin mengatasi kebotakan dengan mengiritasi kulit untuk memicu pertumbuhan kembali rambut.
Imunoterapi topikal bertujuan untuk mengubah sistem imun sehingga berhenti menyerang folikel rambut.
Prosedur ini menggunakan bahan kimia yang dioleskan pada area kebotakan untuk memicu reaksi berupa ruam.
Ruam tersebut dapat memicu pertumbuhan rambut baru dalam waktu enam bulan. Namun, pasien harus tetap menjalani perawatan ini guna mempertahankan pertumbuhan rambut.
Baca juga: Masturbasi Penyebab Rambut Rontok, Mitos atau Fakta?
Terdapat beberapa perawatan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerontokan rambut, di antaranya:
Alopecia areata dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri dan menyebabkan penderitanya mengalami gangguan emosional.
Maka dari itu, penderita alopecia areata mungkin memerlukan bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.
Melalui sesi konseling bersama psikolog atau psikiater, penderita dapat mengatasi krisis kepercayaan diri, gangguan kecemasan, dan gangguan emosional lainnya.
Menurut Very Well Health, berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat alopecia areata:
Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk Penyebab Rambut Rontok
Dirangkum dari situs American Academy of Dermatology dan Healthline, alopecia areata cukup sulit dicegah karena tidak diketahui secara pasti penyebabnya.
Namun, beberapa cara berikut diduga dapat membantu mencegah komplikasi atau membantu selama masa pemulihan:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.