KOMPAS.com - Normalnya, tubuh memiliki kemampuan untuk menghentikan perdarahan secara alami melalui proses pembekuan darah.
Pada proses pembekuan darah, darah akan membentuk gumpalan atau bekuan untuk menutup dan memulihkan luka, serta menghentikan perdarahan.
Penggumpalan darah sangat diperlukan tubuh untuk mencegah perdarahan. Namun, penggumpalan darah yang berlebihan dapat menjadi tanda suatu penyakit.
Salah satu penyakit yang menyebabkan darah mengalami pembekuan atau penggumpalan secara berlebihan adalah koagulasi intravaskuler diseminata.
Baca juga: 5 Gejala Pembekuan Darah Sesuai Bagian Tubuh yang Terkena
Koagulasi intravaskuler diseminata atau secara singkat disebut DIC (disseminated intravascular coagulation) adalah penyakit langka yang mengancam jiwa.
DIC merupakan gangguan aliran darah yang ditandai dengan adanya pengentalan darah berlebihan dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah di berbagai organ.
Jika kondisi berlanjut, trombosit dan faktor pembekuan (zat dalam darah untuk membentuk gumpalan) akan habis.
Akhirnya, penderita akan mengalami perdarahan yang berlebihan. Maka dari itu, penyakit DIC adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan kematian.
Merangkum Healthline dan Medline Plus, salah satu gejala DIC yang paling umum adalah munculnya perdarahan yang terkadang di beberapa lokasi tubuh.
Penyakit DIC juga menyebabkan perdarahan eksternal, misalnya perdarahan dari jaringan mukosa (pada mulut dan hidung) atau area eksternal lainnya.
Berikut beberapa perdarahan eksternal yang sering terjadi akibat DIC:
Baca juga: Awas, Merokok Bisa Jadi Penyebab Pengentalan Darah
Selain perdarahan eksternal, DIC juga dapat menyebabkan perdarahan internal, dengan gejala lain seperti:
Pada penderita kanker, DIC umumnya muncul secara perlahan dan pembekuan di pembuluh darah lebih sering terjadi daripada perdarahan yang berlebihan.
Penyakit DIC dapat disebabkan karena protein yang digunakan dalam proses pembekuan normal menjadi terlalu aktif.
Pada beberapa kasus DIC, gumpalan darah kecil terbentuk di pembuluh darah dan dapat menyumbat pembuluh darah dan menghalangi aliran darah normal.
Baca juga: 20 Penyebab Pengentalan Darah dan Gejalanya
Akhirnya, organ kekurangan aliran darah dan dapat memicu kerusakan atau cedera besar pada organ.
Jika penyakit DIC menyebabkan protein pembekuan dalam darah habis, maka penderita akan mengalami perdarahan serius, baik tanpa atau akibat cedera.
Penderita juga dapat mengalami perdarahan secara spontan (dengan sendirinya) tanpa disertai penyebab yang jelas.
Penyakit ini dapat menyebabkan sel darah merah yang sehat terfragmentasi dan pecah ketika melewati pembuluh darah kecil yang penuh dengan gumpalan.
Dikutip dari Medline Plus, terdapat beberapa tindakan yang dapat meningkatkan risiko terserang penyakit ini, di antaranya:
Baca juga: Covid-19 Bisa Sebabkan Penggumpalan Darah, Begini Cara Mencegahnya
Penyakit DIC dapat didiagnosis melalui berbagai tes yang berkaitan dengan kadar trombosit, faktor pembekuan, dan komponen darah lainnya.
Berikut beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis DIC:
Selain melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi pembekuan darah pada tubuh penderita, terdapat pemeriksaan lain untuk mengetahui fungsi organ, seperti:
Jika tidak segera ditangani penyakit DIC dapat menyebabkan komplikasi, baik akibat pembekuan berlebihan maupun tidak adanya faktor pembekuan.
Baca juga: 10 Obat Pengencer Darah Alami
Kemungkinan komplikasi akibat DIC adalah:
Pengobatan untuk menangani DIC disesuaikan dengan penyakit yang memicu terjadinya DIC.
Misalnya pada DIC yang dipicu oleh infeksi parah, maka fokus pengobatan untuk infeksi tersebut harus optimal.
Melansir Healthline, untuk mengatasi masalah pembekuan, dokter mungkin akan memberikan antikoagulan yang disebut heparin untuk mengurangi dan mencegah pembekuan darah.
Akan tetapi, pada penderita dengan jumlah trombosit yang rendah atau mengalami perdarahan yang terlalu banyak, dokter tidak memberikan heparin.
Penderita DIC dengan kondisi akut memerlukan rawat inap dan seringkali mendapat perawatan intensif (ICU).
Hal ini bertujuan untuk memperbaiki masalah penyebab DIC sembari mempertahankan fungsi organ.
Penderita DIC juga dapat melakukan transfusi untuk menggantikan trombosit. Transfusi plasma dapat dilakukan untuk menggantikan faktor pembekuan yang kurang dalam tubuh.
Baca juga: Darah Kental
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.