Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2021, 16:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir semua orang pernah mengalami sakit punggung. Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh terlalu lama membungkuk atau cedera.

Namun, sebenarnya nyeri punggung dapat terjadi karena berbagai hal. Salah satunya adalah ankylosing spondylitis.

Ankylosing spondylitis adalah salah satu jenis radang sendi langka yang menyebabkan rasa sakit dan kekakuan pada tulang belakang.

Baca juga: 4 Penyebab Radang Sendi yang Umum Terjadi

Kondisi yang juga dikenal dengan penyakit Bechterew ini umumnya terjadi pada punggung bawah dan dapat menyebar ke leher atau merusak sendi lain pada bagian tubuh lain.

Pada kasus yang parah ankylosing spondylitis dapat menyebabkan tulang belakang menjadi bungkuk.

Tidak ada obat untuk mengatasi penyakit ini. Namun, obat-obatan dan olahraga dapat meredakan rasa sakit dan membantu menjaga kekuatan punggung.

Gejala

Dirangkum dari Versus Arthritis dan WebMD, ankylosing spondylitis sering diawali pada sendi sakroiliaka, sendi yang menghubungkan tulang belakang bawah dengan panggul.

Hal ini dapat memengaruhi tempat di mana tendon dan ligamen menempel pada tulang, bahkan dapat menyebabkan tulang belakang menyatu.

Berikut beberapa gejala dari ankylosing spondylitis:

  • kekakuan dan nyeri di punggung bagian bawah pada pagi hari yang berlangsung setidaknya 30 menit dan akan mereda setelahnya
  • rasa sakit di malam hari
  • nyeri pada salah satu atau kedua pantat dan terkadang di bagian belakang paha

Dibandingkan dengan sakit punggung biasanya, sakit punggung akibat ankylosing spondylitis cenderung bertahan lama.

Penderita mungkin mengalami nyeri leher, bahu, pinggul, atau paha yang memburuk jika terdiam selama beberapa saat.

Baca juga: 5 Posisi Tidur Terbaik Saat Mengalami Sakit Punggung Bawah

Rasa sakit dan kekakuan dapat berbeda-beda dari waktu ke waktu. Jika sebagian besar tulang belakang terpengaruh maka penderita sulit untuk membungkuk atau berputar.

Gejala lain yang mungkin muncul akibat ankylosing spondylitis, di antaranya:

  • Rasa sakit di tumit atau pada lengkungan kaki
  • Rasa sakit dan bengkak pada jari tangan atau kaki
  • Kelembutan di dasar panggul yang menyebabkan ketidaknyamanan duduk di kursi yang keras
  • Nyeri dada atau sesak di sekitar dada yang muncul secara bertahap
  • Radang usus, yang ditandai dengan:
    a. diare selama lebih dari dua minggu
    b. feses berdarah atau berlendir
  • Kelelahan ekstrem yang tidak membaik dengan tidur atau istirahat
  • Depresi dan kecemasan berlebihan
  • Radang mata, yang disebut uveitis atau iritis, yang ditandai:
    a. Mata terasa nyeri dan terkadang memerah
    b. Mata terasa tidak nyaman untuk melihat cahaya terang

Penyebab

Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab pasti dari ankylosing spondylitis masih belum diketahui tetapi kondisi ini tampaknya berkaitan dengan faktor genetik.

Sebagian besar penderita ankylosing spondylitis memiliki gen HLA-B27 yaitu mutasi dari gen HLA-B.

Komplikasi

Pada kondisi yang parah, penyakit ini menyebabkan terbentuknya tulang baru sebagai cara tubuh untuk sembuh.

Baca juga: 4 Jenis Radang Sendi Akut dan Cara Mengatasinya

Tulang baru ini kemudian akan menjadi penghubung celah antara tulang belakang hingga akhirnya menyatukan bagian tulang belakang.

Kondisi ini menyebabkan bagian-bagian tulang belakang menjadi kaku dan tidak fleksibel atau sulit digerakkan.

Melansir Mayo Clinic, penyatuan tulang belakang juga dapat membuat tulang rusuk menjadi kaku dan membatasi kapasitas, serta fungsi paru-paru.

Berikut beberapa komplikasi dari ankylosing spondylitis:

  1. Peradangan mata atau uveitis
    Menyebabkan mata terasa nyeri dan lebih sensitif terhadap cahaya, bahkan menyebabkan penglihatan menjadi kabur
  2. Fraktur kompresi
    Ankylosing spondylitis dapat menyebabkan tulang menipis dan melemah, bahkan menyebabkan tulang menjadi remuk atau patah
  3. Penyakit kardiovaskular
    Ankylosing spondylitis dapat menyebabkan peradangan pada aorta sehingga aorta membesar hingga menutupi katup aorta di jantung dan mengganggu fungsinya

Diagnosis

Dilansir dari Cleveland Clinic, tidak ada tes yang secara pasti dapat mendiagnosis ankylosing spondylitis sehingga diperlukan beberapa tes untuk memastikan diagnosis.

Berikut beberapa tes yang dilakukan untuk membantu mendiagnosis ankylosing spondylitis:

Baca juga: Radang Sendi: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

  1. Pemeriksaan fisik dan melihat riwayat kesehatan, termasuk riwayat keluarga
  2. MRI, untuk melihat infeksi tulang, bantalan saraf tulang belakang, dan peradangan sendi
  3. Rontgen, untuk melihat bentuk tulang belakang dan memastikan kondisi lain
  4. Tes darah, untuk mengetahui adanya gen HLA-B27

Perawatan

Saat ini masih belum tersedia pengobatan dan terapi yang dapat menyembuhkan penyakit ankylosing spondylitis.

Pengobatan bertujuan untuk meredakan rasa sakit dan kekakuan, serta mencegah atau menunda komplikasi dan kelainan bentuk (deformitas) tulang belakang .

Berikut beberapa metode perawatan untuk meredakan gejala ankylosing spondylitis:

  1. Obat-obatan
    1. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti naproxen dan ibuprofen, untuk meredakan peradangan, nyeri, dan kekakuan
    2. Obat antirematik pemodifikasi penyakit (DMARDs), seperti hydroxychloroquine dan sulfasalazine untuk meredakan rasa sakit dan peradangan
    3. Suntikan kortikosteroid, untuk mengurangi nyeri dan peradangan
  2. Olahraga atau aktivitas fisik
    Dapat mengurangi rasa sakit dan kekakuan, misalnya berenang
  3. Fisioterapi
    Untuk meningkatkan kenyamanan dan fleksibilitas tulang belakang
  4. Operasi penggantian sendi
    Dapat membantu penderita kembali bergerak atau untuk memperbaiki tulang belakang yang bengkok atau melengkung

Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Radang Sendi

Pencegahan

Dikarenakan ankylosing spondylitis merupakan penyakit genetik maka tidak ada cara yang efektif untuk mencegahnya.

Namun, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat kondisi ini, yaitu:

  • Tidak merokok atau mengunyah tembakau
  • Aktif bergerak dan lakukan olahraga rutin
  • Makan makanan bergizi untuk membantu melawan peradangan
  • Pertahankan berat badan ideal karena obesitas memberi tekanan lebih pada sendi dan tulang
  • Batasi konsumsi alkohol karena dapat melemahkan tulang
  • Konsumsi makanan kaya kalsium untuk mencegah osteoporosis
  • Penuhi kebutuhan sayur dan buah harian
  • Penuhi kebutuhan cairan tubuh, setidaknya dua liter per hari agar tidak dehidrasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau