Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2021, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipotiroidisme adalah suatu kondisi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon penting tertentu.

Hipotiroidisme kadang tidak menyebabkan gejala yang nyata pada tahap awal.

Seiring waktu, hipotiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti obesitas, nyeri sendi, infertilitas, dan penyakit jantung.

Baca juga: Kenali Gejala Hipotiroid pada Bayi, Anak, dan Orang Dewasa

Penyebab

Ketika tiroid tidak menghasilkan cukup hormon, keseimbangan reaksi kimia dalam tubuh bisa terganggu.

Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti:

  • Penyakit autoimun, seperti penyakit hashimoto 
  • Pengobatan hipertiroidisme
  • Operasi untuk mengangkat kelenjar tiroid
  • Terapi radiasi
  • Obat-obatan, seperti pengobatan untuk kondisi psikologi, kanker dan jantung.

Gejala

Gejala hipotiroidisme menjadi lebih jelas saat kondisinya memburuk.

Gejala biasanya terkait dengan perlambatan metabolisme tubuh, seperti:

  • Kelelahan
  • Depresi
  • Pertambahan berat badan
  • Intoleransi dingin
  • Kantuk berlebihan
  • Rambut kering dan kasar
  • Rambut rontok
  • Gangguan menstruasi
  • Perubahan suasana hati
  • Keringat berkurang
  • Sembelit
  • Kulit kering
  • Kram otot
  • Peningkatan kadar kolesterol
  • Konsentrasi berkurang
  • Rasa sakit dan nyeri yang tidak jelas
  • Kaki bengkak.

Baca juga: 12 Gejala Hipotiroid yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis

Temui dokter segera jika merasa lelah tanpa alasan atau memiliki gejala hipotiroidisme lainnya, seperti kulit kering, wajah pucat, bengkak, sembelit, atau suara serak.

Dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik dan melihat riwayat kesehatan sebelum melakukan pemeriksaan lab lebih lanjut dengan tes darah.

Tes darah yang paling umum adalah tes TSH.

Jika pembacaan TSH di atas normal, pasien bisa mengalami hipotiroidisme.

Jika kadar TSH di bawah normal, pasien bisa mengalami hipertiroidisme atau hipotiroidisme.

Tes autoantibodi T3, T4, dan tiroid adalah tes darah tambahan yang digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis atau menentukan penyebabnya.

Dokter dapat menjalankan panel tiroid lengkap, menguji kadar T3 dan T4, TSH, dan autoantibodi tiroid untuk sepenuhnya menetapkan kesehatan dan aktivitas kelenjar tiroid.

Terkadang juga ada tes untuk memeriksa kadar kolesterol, enzim hati, prolaktin, dan natrium.

Perawatan

Hipotiroidisme dapat dengan mudah diobati dengan penggantian hormon tiroid.

Perawatan yang disukai untuk kebanyakan orang dengan tiroid yang kurang aktif adalah natrium levothyroxine .

Pengobatan ini adalah bentuk hormon tiroid yang lebih stabil dan membutuhkan dosis sekali sehari.

Liothyronine sodium (Cytomel) juga dapat diresepkan untuk mengobati hipotiroidisme dalam kondisi tertentu.

Baca juga: 6 Penyebab Hipotiroid yang Perlu Diwaspadai

Dengan pengecualian kondisi tertentu, pengobatan hipotiroidisme membutuhkan terapi seumur hidup.

Namun, mengobati hipotiroidisme secara berlebihan dengan obat tiroid berbahaya dan dapat menyebabkan masalah seperti jantung berdebar-debar dan kontrol tekanan darah, dan risiko osteoporosis.

Komplikasi

Hipotiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti:

  • Gondok
  • Masalah jantung
  • Masalah kesehatan mental
  • Neuropati perifer
  • Koma miksedema
  • Infertilitas
  • Cacat lahir.

Pencegahan

Tidak ada cara untuk mencegah hipotiroidisme.

Meski begitu, orang yang mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah tiroid, seperti ibu hamil, harus memeriksakan diri ke dokter tentang perlunya tambahan yodium.

Baca juga: Obat Hipotiroid: Penggunaan dan Efek Sampingnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau