Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2021, 12:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Trombofilia adalah kondisi yang membuat seseorang rentan mengalami pembekuan darah. Kondisi ini dapat ditangani dengan obat antikoagulan.

Saat terjadi pendarahan, darah akan membentuk gumpalan untuk membuatnya berhenti.

Penderita trombofila akan lebih banyak membentuk gumpalan yang bisa berisiko serius dan perlu ditangani dengan cepat.

Baca juga: 5 Gejala Pembekuan Darah Sesuai Bagian Tubuh yang Terkena

Trombofilia dapat meningkatkan terjadinya:

  • Deep Vein Thrombosis (DVT): bekuan darah di pembuluh darah, biasanya di kaki
  • Emboli Paru (PE): pembuluh darah yang tersumbat di paru-paru.

Kondisi yang bersifat genetik ini juga dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Gejala

Sayangnya, sulit untuk mengetahui jika seseorang memiliki gangguan trombofilia. Gejalanya tidak akan muncul hingga orang tersebut mengalami pembekuan darah.

Gejala bekuan darah tergantung pada lokasinya.

  • lengan atau kaki: nyeri tekan, hangat, bengkak, nyeri
  • perut: muntah, diare, sakit perut parah
  • jantung: sesak napas, mual, pusing, berkeringat, rasa tidak nyaman pada tubuh bagian atas, nyeri dada dan terasa tertekan
  • paru-paru: sesak napas, berkeringat, demam, batuk darah, detak jantung cepat, nyeri dada
  • otak: kesulitan berbicara, masalah penglihatan, pusing, kelemahan pada wajah atau anggota badan, sakit kepala parah yang tiba-tiba.

Selain itu, DVT juga biasanya hanya terjadi di satu kaki. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk terjadi di kedua kaki.

Gejalanya termasuk:

  • bengkak dan nyeri di betis atau kaki
  • rasa sakit yang meningkat saat kaki ditekuk
  • nyeri tekan dan hangat
  • kulitnya merah.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin K Tinggi

Selain itu, DVT biasanya terjadi di bagian belakang kaki, di bawah lutut, atau juga bisa terjadi di mata, otak, hati, dan ginjal.

Gumpalan yang terlepas dapat masuk ke aliran darah dan berakhir ke paru-paru.

Akibatnya, suplai darah menjadi terhambat dan timbul kondisi baru yang mengancam jiwa bernama emboli paru.

Gejala emboli paru, yaitu:

  • sakit dada
  • pusing dan batuk kering atau lendir
  • nyeri punggung bagian atas
  • pingsan
  • sesak napas.

Segera cari pertolongan darurat jika memiliki gejala di atas.

Seorang wanita yang terus mengalami keguguran juga dapat diduga menderita trombofilia.

Penyebab

Terdapat dua jenis trombofilia.

  • Trombofilia bawaan: artinya penderita dilahirkan dengan kondisi ini. Satu atau kedua orang tua membawa gen tersebut.
  • Trombofilia didapat: terjadi saat hati, ginjal, atau organ lain tidak dapat membuat atau membersihkan protein pembekuan darah sebagaiman semestinya. Umumnya disebabkan oleh gangguan autoimun.

Baca juga: 4 Manfaat Vitamin K untuk Tubuh

Diagnosis

Dokter dapat melakukan diagnosis trombofilia dengan melakukan tes darah.

Tes darah dapat menunjukkan gen abnormal dan antibodi spesifik, serta mengukur kadar protein pembekuan dalam darah.

Perawatan

Penderita trombofilia tidak memerlukan perawatan kecuali saat mengalami pembekuan darah atau berisiko tinggi mengalaminya.

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi strategi pengobatan, adalah:

  • usia
  • riwayat kesehatan keluarga
  • gaya hidup.

Beberapa hal yang dapat menurunkan risiko terjadinya pembekuan darah, yaitu:

  • berhenti merokok
  • mempertahankan berat badan ideal
  • berolahraga teratur
  • pola makan teratur
  • hindari terlalu banyak berbaring atau beristirahat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com