KOMPAS.com - Premenstrual syndrome (PMS) merupakan suatu kondisi umum yang memengaruhi emosi, kesehatan fisik, dan perilaku wanita selama siklus menstruasi, terutama sebelum menstruasi dimulai.
Meskipun tidak diketahui penyebab pastinya, para peneliti mempercayai bahwa PMS terjadi akibat perubahan hormon seks dan kadar serotonin pada awal siklus menstruasi.
Baca juga: Premenstrual Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Meskipun tidak selalu terjadi pada setiap orang, gejala PMS dapat terjadi dari kisaran ringan hingga berat yang secara signifikan memengaruhi kemampuan Anda untuk melakukan aktivitas rutin.
Berdasarkan Medical News Today, gejala PMS dapat meliputi:
Baca juga: Bagaimana Membedakan Tanda Awal Hamil dengan Premenstrual Syndrome?
Segera hubungi dokter Anda jika gejala tidak kunjung menghilang dan mulai memengaruhi kehidupan Anda sehari-hari.
Berdasarkan Healthline, diagnosis dilakukan ketika Anda memiliki lebih dari satu gejala yang berulang dan cukup parah untuk menyebabkan gangguan antara menstruasi dan ovulasi.
Dokter Anda juga harus mengesampingkan penyebab lain, seperti anemia, endometriosis, penyakit tiroid, sindrom iritasi usus besar (IBS), sindrom kelelahan kronis, jaringan ikat atau penyakit rematik.
Oleh karena itu, berikut jenis-jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis PMS, meliputi:
Pada dasarnya, PMS tidak dapat disembuhkan.
Namun, menurut Healthline, terdapat langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk meringankan gejala PMS, antara lain:
Baca juga: Nyeri Payudara Jelang Menstruasi, Bagaimana Mengatasinya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.