Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2021, 18:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Premenstrual syndrome (PMS) merupakan suatu kondisi umum yang memengaruhi emosi, kesehatan fisik, dan perilaku wanita selama siklus menstruasi, terutama sebelum menstruasi dimulai.

Meskipun tidak diketahui penyebab pastinya, para peneliti mempercayai bahwa PMS terjadi akibat perubahan hormon seks dan kadar serotonin pada awal siklus menstruasi.

Baca juga: Premenstrual Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Gejala

Meskipun tidak selalu terjadi pada setiap orang, gejala PMS dapat terjadi dari kisaran ringan hingga berat yang secara signifikan memengaruhi kemampuan Anda untuk melakukan aktivitas rutin.

Berdasarkan Medical News Today, gejala PMS dapat meliputi:

Gejala fisik

  • Perubahan nafsu makan, seperti mengidam makanan
  • Payudara lembut atau bengkak
  • Penambahan berat badan
  • Perut kembung
  • Nyeri di perut bagian bawah atau kram menstruasi
  • Sembelit atau diare
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Kulit berminyak
  • Berjerawat.

Gejala psikologis

  • Suasana hati yang rendah
  • Merasa sedih atau menangis
  • Lekas marah
  • Depresi
  • Meningkatnya kecemasan
  • Perubahan suasana hati
  • Penarikan sosial
  • Masalah tidur, seperti insomnia
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Libido menurun.

Baca juga: Bagaimana Membedakan Tanda Awal Hamil dengan Premenstrual Syndrome?

Segera hubungi dokter Anda jika gejala tidak kunjung menghilang dan mulai memengaruhi kehidupan Anda sehari-hari.

Diagnosis

Berdasarkan Healthline, diagnosis dilakukan ketika Anda memiliki lebih dari satu gejala yang berulang dan cukup parah untuk menyebabkan gangguan antara menstruasi dan ovulasi.

Dokter Anda juga harus mengesampingkan penyebab lain, seperti anemia, endometriosis, penyakit tiroid, sindrom iritasi usus besar (IBS), sindrom kelelahan kronis, jaringan ikat atau penyakit rematik.

Oleh karena itu, berikut jenis-jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis PMS, meliputi:

  • Diskusi mengenai riwayat depresi atau gangguan mood dalam keluarga
  • Tes kehamilan
  • Tes hormon tiroid untuk memastikan bahwa kelenjar tiroid Anda bekerja dengan baik
  • Pemeriksaan panggul untuk memeriksa masalah ginekologi.

Perawatan

Pada dasarnya, PMS tidak dapat disembuhkan.

Namun, menurut Healthline, terdapat langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk meringankan gejala PMS, antara lain:

  • Minum banyak cairan untuk meredakan perut kembung
  • Makan makanan seimbang untuk meningkatkan kesehatan dan tingkat energi Anda secara keseluruhan
  • Mengurangi asupan gula, garam, kafein, dan alkohol
  • Mengonsumsi suplemen seperti asam folat, vitamin B-6, vitamin D, kalsium, dan magnesium untuk mengurangi kram dan perubahan suasana hati
  • Tidur yang cukup untuk mengurangi kelelahan
  • Berolahraga untuk mengurangi kembung dan meningkatkan kesehatan mental
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau aspirin, untuk meredakan nyeri otot, sakit kepala, dan kram perut.

Baca juga: Nyeri Payudara Jelang Menstruasi, Bagaimana Mengatasinya? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Health
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
BrandzView
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Health
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Health
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Health
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Health
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Health
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Health
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Health
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Health
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Beberapa Penyebab Jatuh di Kamar Mandi
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Beberapa Penyebab Jatuh di Kamar Mandi
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Pertolongan Pertama Saat Terjatuh di Kamar Mandi
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Pertolongan Pertama Saat Terjatuh di Kamar Mandi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau