KOMPAS.com - Gangguan depersonalisasi atau derealisasi (DPDR) adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan seseorang mengalami perasaan berada di luar tubuh (depersonalisasi) secara terus-menerus atau berulang.
Kondisi itu menyebabkan adanya perasaan seolah apa yang terjadi di sekitar orang tersebut tidak nyata (derealisasi) atau keduanya.
Perasaan depersonalisasi dan derealisasi bisa sangat mengganggu dan hidup akan terasa seperti dalam mimpi.
Baca juga: Ini Penjelasan Kenapa Orang Bisa Mimpi Saat Tidur
Melansir Mayo Clinic, banyak orang memiliki pengalaman depersonalisasi atau derealisasi selama beberapa titik dalam hidup.
Namun, kondisi ini dianggap sebuah gangguan atau sindrom saat perasaan ini terus terjadi atau tidak pernah benar-benar hilang hingga memengaruhi keseharian.
Gangguan ini lebih sering terjadi pada orang yang pernah mengalami pengalaman traumatis.
Selain itu, gangguan depersonalisasi-derealisasi juga dapat bersifat parah dan mengganggu huubungan, pekerjaan, atau aktivitas sehari-hari lainnya.
Gejala DPDR umumnya terbagi ke dalam dua kategori: depersonalisasi dan derealisasi.
Orang dengan DPDR dapat mengalami hanya satu dari kategori gejala atau keduanya di saat bersamaan.
Gejala depersonalisasi meliputi:
Baca juga: Bukan Sekadar Bunga Tidur, Mimpi Kegelisahan Bisa Pengaruhi Kesehatan
Sementara itu, gejala derealisasi mencakup:
Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan gangguan depersonalisasi-derealisasi.
Namun, faktor biologis, psikologis, dan psikologis dianggap berperan terhadap berkembangnya gangguan ini.
Selain gangguan depersonalisasi-derealsisasi, beberapa kondisi mental lainnya seperti gangguan disosiatif juga dapat dipicu oleh stres hebat atau peristiwa hebat.
Contoh peristiwa yang dimaksud dapat meliputi:
Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya terkait riwayat kesehatan.
Baca juga: Mimpi Buruk
Tes yang mungkin dilakukan dapat meliputi:
Tes di atas dapat mengesampingkan kemungkinan penyakit fisik atau efek samping pengobatan.
Selain itu, penyedia layanan kesehatan juga mungkin akan merujuk penderita ahli kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater.
Perawatan paling efektif untuk gangguan depersonalisasi-derealisasi biasanya melibatkan beberapa jenis terapi, terutama terapi psikodinamik atau terapi perilaku kognitif (CBT).
Terapi dapat membantu penderita agar dapat belajar tentang gangguannya itu sendiri, mengatasi trauma masa lalu dan faktor risiko, serta mengeksplorasi strategi pertahanan jika episode datang.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.