KOMPAS.com - Rasa sakit ketika buang air besar (BAB) dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Salah satunya adalah fisura ani.
Fisura ani merupakan luka kecil atau robekan pada jaringan mukosa di anus. Mukosa adalah jaringan tipis dan lembap yang melapisi anus.
Fisura ani dapat terjadi ketika feses yang dikeluarkan cukup besar dan keras. Kondisi ini menimbulkan rasa sakit dan perdarahan ketika buang air besar (BAB).
Baca juga: 4 Gejala Fisura Ani, Robekan di Lapisan Anus yang Perlu Diwaspadai
Fisura ani dapat dialami oleh siapa saja dari segala usia, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dan lansia.
Kondisi ini biasanya dapat membaik dengan perawatan sederhana, seperti meningkatkan asupan serat atau terapi air hangat.
Akan tetapi, tak jarang kondisi ini terjadi dalam kasus yang lebih parah sehingga memerlukan penanganan khusus, bahkan pembedahan.
Merangkum Healthdirect dan DocDoc, gejala fisura ani, di antaranya:
Dirangkum dari Family Doctor dan Healthline, fisura ani umumnya disebabkan karena cedera pada saluran anus.
Baca juga: 7 Penyebab Fisura Ani, Robekan di Lapisan Anus yang Perlu Diwaspadai
Jika feses yang dikeluarkan dari anus berukuran besar dan bertekstur keras maka akan menyebabkan seseorang mengejan terlalu keras yang memicu cedera pada saluran anus.
Sembelit kronis atau diare berkepanjangan juga dapat merobek kulit di sekitar anus sehingga saluran pada anus mengalami cedera.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan saluran anus mengalami cedera, meliputi:
Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena fisura ani, yaitu:
Baca juga: 7 Cara Mengobati Anus Luka Akibat Diare
Merangkum National Health Service dan Mayo Clinic, diagnosis fisura ani diawali dengan anamnesis mengenai gejala yang dirasakan dan melihat riwayat kesehatan pasien.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada anus dan area sekitarnya melalui pemeriksaan colok dubur.
Pada prosedur pemeriksaan colok dubur, dokter akan memasukkan jari ke dalam anus secara perlahan searah jam 6, yakni ke arah posterior.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi saluran anus dan mendeteksi adanya kelainan.
Selain pemeriksaan colok dubur dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, seperti:
Dikutip dari Medical News Today, fisura ani umumnya dapat menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Namun, jika tidak kunjung membaik maka dokter akan memberikan penanganan untuk mengobati kondisi ini.
Baca juga: 16 Penyebab Anus Sakit dan Cara Mengobatinya
Beberapa penanganan yang dapat diberikan, meliputi:
Apabila pasien mengalami sembelit atau konstipasi yang menyebabkan feses mengeras dan kering maka dokter akan memberikan obat pencahar untuk mengatasinya.
Metode penanganan dengan suntik botoks dapat dilakukan untuk mencegah kekakuan pada otot anus.
Pada kasus yang sangat parah dan berkepanjangan, dokter mungkin akan menyarankan prosedur operasi untuk mengatasi fisura ani.
Prosedur operasi untuk mengatasi fisura ani disebut lateral internal sphincterotomy (LIS), yaitu operasi dengan memotong bagian kecil dari sfingter ani guna meredakan kejang.
Baca juga: 10 Penyebab Anus Berdarah, Tak Hanya Ambeien
Selain melalui beberapa metode di atas, terdapat beberapa perawatan yang dapat membantu mempercepat pemulihan, yaitu:
Merangkum National Health Service dan Mayo Clinic, berikut beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat kondisi ini:
Dilansir dari WebMD, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena fisura ani:
Baca juga: Bahaya Anal Seks, Picu Berbagai Penyakit hingga Kanker Anus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.