Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2021, 15:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hepatomegali merupakan istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika hati membesar secara abnormal.

Normalnya, hati orang dewasa berukuran sekitar 14 sentimeter. Namun, ukuran hati dapat bervariasi yang disesuaikan dengan jenis kelamin dan ukuran tubuh.

Kondisi ini menyebabkan perut terasa begah, perut yang lebih besar, hingga penyakit kuning atau jaundice.

Baca juga: Gagal Hati

Hepatomegali bukanlah penyakit, tetapi gejala dari kondisi medis lain.

Beberapa kondisi medis dengan gejala hepatomegali seperti penyakit hati, gagal jantung kongestif, atau kanker.

Gejala

Dilansir dari Healthline, pembesaran hati mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, kondisi medis yang mendasarinya dapat menimbulkan gejala, seperti:

  • Penyakit kuning atau jaundice, yang menyebabkan kulit dan bagian putih mata terlihat kuning
  • Nyeri otot
  • Kelelahan
  • Kulit terasa gatal
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut atau adanya massa pada perut
  • Nafsu makan yang buruk
  • Pembengkakan pada kaki dan tungkai
  • Kulit mudah memar atau lebam
  • Penurunan berat badan
  • Pembesaran ukuran perut.

Penyebab

Merangkum Healthline dan Medical News Today, hepatomegali kerap terjadi sebagai gejala dari penyakit hati atau kondisi lain yang memengaruhi kesehatan organ hati.

Baca juga: Dampak Kolesterol Tinggi terhadap Kesehatan Hati

Beberapa kondisi atau kondisi yang dapat menyebabkan hepatomegali, di antaranya:

  1. Hepatitis atau radang hati
    Terjadi akibat infeksi virus atau efek samping konsumsi alkohol secara berlebihan
  2. Penyakit Hati Alkoholik atau alcoholic liver disease (ALD)
    Kerusakan hati yang disebabkan karena konsumsi alkohol berlebih, seperti steatosis dan sirosis
  3. Penyakit perlemakan hati non-alkohol atau non-alcoholic fatty liver disease (NASH)
    Terjadi akibat banyaknya lemak yang tersimpan di dalam hati, seperti karena tingginya kadar kolesterol dalam darah
  4. Kanker hati atau penyebaran (metastasis) kanker dari organ lain ke hati
  5. Penyakit jantung, seperti gagal jantung kongestif
  6. Gangguan atau penyakit darah, seperti limfoma dan leukemia
  7. Multiple myeloma, yaitu kanker yang menyerang sel plasma di sumsum tulang
  8. Hemokromatosis, yaitu kelainan genetik yang menyebabkan tubuh menyerap zat besi terlalu banyak
  9. Penyakit Wilson, yaitu kelainan yang terjadi akibat penumpukan kadar tembaga di dalam organ tubuh, termasuk organ hati
  10. Penyakit Gaucher, yaitu kelainan yang menyebabkan terbentuknya zat lemak di hati
  11. Sumbatan pada kandung empedu yang sering kali disebabkan karena batu empedu
  12. Abses hati atau kista hati, yaitu kantong berisi cairan pada organ hati yang dapat terbentuk karena berbagai penyebab.

Faktor risiko

Menurut Healthline, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena hepatomegali, yaitu:

Baca juga: 10 Gejala Penyakit Hati yang Perlu Diwaspadai

  • Penyakit autoimun, terutama yang memengaruhi hati
  • Inflammatory bowel disease (IBD) atau penyakit radang pada saluran cerna
  • Penyakit hati kronis
  • Kanker hati
  • Anemia sel sabit
  • Obesitas atau memiliki berat badan berlebih.

Selain itu, faktor gaya hidup juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hepatomegali, seperti:

  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Memiliki tato, melakukan transfusi darah, dan melakukan seks tanpa kondom sehingga berisiko terkena HIV atau hepatitis B dan C
  • Mengunjungi wilayah endemis malaria
  • Mengonsumsi obat-obatan herbal, seperti ma huang, tanaman comfrey, dan tanaman mistletoe.

Diagnosis

Dilansir dari Very Well Health, hepatomegali kerap diketahui oleh dokter dari pemeriksaan fisik untuk kondisi kesehatan yang lain.

Hal ini dikarenakan pembesaran organ hati dapat dirasakan apabila dokter meraba perut bagian kanan atas.

Selanjutnya, dokter akan melihat riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi penyebab penyakit hati dan faktor risiko yang memicu hepatomegali.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis hepatomegali dan memastikan penyebab yang mendasarinya, antara lain:

Baca juga: 4 Penyakit Hati yang Harus Diwaspadai

  1. USG perut, menggunakan gelombang suara untuk mengetahui ukuran dan struktur hati, serta melihat organ hati secara keseluruhan
  2. CT scan atau MRI, merupakan tes pencitraan yang dapat menghasilkan gambar organ hati dengan lebih jelas
  3. Tes darah, untuk mengevaluasi fungsi hati dengan mengetahui kadar enzim dan mendeteksi adanya infeksi
  4. Parasentesis, mengeluarkan tumpukan cairan berlebih (asites) pada rongga perut yang dapat disebabkan karena kanker, infeksi, atau sirosis
  5. Biopsi hati, mengambil sampel kecil jaringan organ hati untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium guna mendeteksi adanya kanker atau tumor pada hati.

Perawatan

Mengutip Healthline, metode penanganan hepatomegali akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Berikut beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hepatomegali:

  1. Obat-obatan dan pengobatan untuk gagal hati atau infeksi, seperti hepatitis
  2. Kemoterapi, operasi, atau terapi radiasi (radioterapi), untuk menangani kanker hati
  3. Transplantasi hati, untuk mengganti organ hati yang telah rusak
  4. Melakukan perawatan untuk kanker agar kanker tidak semakin menyebar dan menyebabkan kerusakan pada organ hati
  5. Mengobati penyakit limfoma atau leukemia yang disesuaikan dengan jenis, tingkat penyebaran, dan kesehatan umum penderita
  6. Hentikan kebiasaan mengonsumsi alkohol atau obat-obatan yang dapat memicu hepatomegali.

Apabila dokter telah memastikan bahwa penderita memang menderita hepatomegali maka dokter akan merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti:

Baca juga: 5 Cara Mengobati Pembengkakan Hati Sesuai Penyebabnya

  1. Menghindari minuman beralkohol
  2. Konsumsi makanan sehat dan bergizi
  3. Rutin berolahraga
  4. Jaga berat badan tetap ideal dan sehat, lakukan diet jika memiliki berat badan berlebih atau obesitas.

Komplikasi

Dilansir dari Medindia, jika tidak ditangani maka hepatomegali dapat menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa, seperti:

  • Sirosis, terbentuknya jaringan parut pada organ hati
  • Tingginya kadar gula darah akibat gangguan pada pankreas yang dapat disebabkan karena penyakit hati
  • Gagal hati
  • Kerusakan atau malfungsi otak (ensefalopati), seperti kebingungan atau linglung, kesulitan berbicara, sulit fokus, lesu, mengantuk, kejang, dan koma
  • Gangguan pembekuan darah sehingga darah sukar membeku akibat tubuh kekurangan faktor koagulasi (pembekuan darah) karena fungsi hati yang terganggu.

Pencegahan

Menurut Medical News Today, hepatomegali dapat dicegah dengan menjaga kesehatan organ hati agar dapat berfungsi dengan baik.

Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar organ hati tetap sehat:

  1. Tidak mengonsumsi sembarang obat dan konsumsi obat sesuai anjuran dokter, serta hindari mencampur obat tanpa himbauan dari dokter
  2. Hindari atau batasi konsumsi alkohol secara berlebih
  3. Hindari atau batasi paparan zat berbahaya (beracun), seperti zat kimia pada produk pembersih rumah tangga dan cat rumah
  4. Hindari berbagi penggunaan barang pribadi, seperti sikat gigi dan alat cukur
  5. Jangan pernah berbagi jarum suntik
  6. Gunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual yang aman
  7. Konsumsi makanan sehat dan bergizi, serta batasi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans
  8. Rutin berolahraga
  9. Jaga berat badan tetap ideal dan sehat
  10. Lakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan.

Baca juga: 6 Penyebab Pembengkakan Hati yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com