KOMPAS.com - Demam scarlet adalah penyakit bakteri yang berkembang pada beberapa orang yang menderita radang tenggorokan.
Demam scarlet juga dikenal sebagai scarlatina, demam ini punya ciri khas ruam merah terang yang menutupi sebagian besar tubuh.
Demam scarlet hampir selalu disertai dengan sakit tenggorokan dan demam tinggi.
Baca juga: 4 Gejala Demam Scarlet yang Perlu Diwaspadai
Demam scarlet paling sering terjadi pada anak-anak berusia 5 hingga 15 tahun.
Jika tidak segera diobati, demam scarlet menyebabkan kondisi serius yang memengaruhi jantung, ginjal, dan bagian tubuh lainnya.
Demam scarlet dulunya merupakan penyakit masa kanak-kanak yang sangat serius, tetapi sekarang mudah diobati.
Bakteri streptokokus yang menyebabkannya menghasilkan racun sehingga menghasilkan ruam merah.
Faktor risiko utama dari penyakit ini adalah infeksi bakteri penyebab radang tenggorokan.
Wabah radang tenggorokan atau demam skarlet di masyarakat, lingkungan, atau sekolah dapat meningkatkan risiko infeksi.
Waktu antara infeksi dan gejala termasuk pendek, paling sering satu sampai dua hari.
Penyakit ini kemungkinan akan dimulai dengan demam dan sakit tenggorokan.
Ruam pertama kali muncul di leher dan dada, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Ruam bisa bertahan lebih dari seminggu. Saat ruam memudar, kulit di sekitar ujung jari, jari kaki, dan area selangkangan mungkin mengelupas.
Gejala lain di antaranya:
Baca juga: Ciri Demam yang Berbahaya Pada Anak
Penyedia layanan kesehatan dapat mendiagnosis demam skarlet dengan melakukan:
Antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi tenggorokan.
Obat ini sangat diperlukan untuk mencegah demam rematik, komplikasi serius dari radang tenggorokan dan demam skarlet.
Komplikasi jarang terjadi dengan perawatan yang tepat, kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi meliputi:
Baca juga: 7 Gejala Demam Rematik dan Penyebabnya
Bakteri menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau melalui tetesan batuk atau napas orang yang terinfeksi.
Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.