KOMPAS.com - Sindrom Horner adalah kombinasi tanda dan gejala yang disebabkan oleh gangguan jalur saraf dari otak ke wajah dan mata di satu sisi tubuh.
Biasanya, sindrom Horner menyebabkan penurunan ukuran pupil, kelopak mata terkulai, dan penurunan keringat di sisi wajah yang terkena.
Sindrom Horner adalah akibat dari masalah medis lain, seperti stroke, tumor atau cedera tulang belakang.
Baca juga: Nyeri Saraf (Neuralgia)
Dalam beberapa kasus, tidak ada penyebab mendasar yang dapat ditemukan.
Sindrom Horner dapat disebabkan oleh gangguan pada serangkaian serabut saraf yang dimulai di bagian otak (hipotalamus) dan menjalar ke wajah dan mata.
Serabut saraf ini terlibat dengan keringat, pupil, dan otot kelopak mata atas dan bawah.
Kerusakan serabut saraf dapat terjadi karena:
Dalam kasus yang jarang terjadi, sindrom Horner hadir saat lahir.
Kondisi ini dapat terjadi dengan kurangnya warna (pigmentasi) pada iris (bagian mata yang berwarna).
Gejala sindrom Horner antara lain:
Baca juga: Neuralgia Trigeminal
Gejala lain dapat terjadi tergantung pada lokasi serabut saraf yang terkena, seperti:
Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejalanya.
Pemeriksaan mata akan menunjukkan:
Tergantung pada penyebab yang dicurigai, tes berikut dapat dilakukan:
Baca juga: Bagaimana Diabetes Memicu Kerusakan Saraf?
Perawatan tergantung pada penyebab yang mendasari kondisi tersebut. Tidak ada pengobatan untuk sindrom Horner itu sendiri.
Ptosis sangat ringan dan dalam kasus yang jarang terjadi memengaruhi penglihatan pada sindrom Horner.
Ptosis dapat diperbaiki dengan operasi kosmetik atau diobati dengan obat tetes mata.
Bicarakan dengan dokter untuk perawatan yang tepat.
Penting untuk mendapatkan diagnosis yang cepat dan akurat.
Dapatkan perawatan darurat jika tanda atau gejala yang terkait dengan sindrom Horner muncul tiba-tiba, muncul setelah cedera traumatis, atau disertai dengan tanda atau gejala lain, seperti:
Ada beberapa gejala serius sindrom Horner yang harus diwaspadai. Gejala serius ini meliputi:
Baca juga: Jangan Disepelekan, Saraf Kejepit Bisa Sebabkan Cedera Permanen
Kondisi lain dapat memiliki gejala yang mirip dengan sindrom Horner. Kondisi tersebut adalah sindrom Adie dan sindrom Wallenberg.
Hingga kini sindrom Horner belum bisa dicegah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.