KOMPAS.com - Penyakit Kawasaki adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah kecil hingga sedang.
Peradangan biasanya terjadi pada arteri koroner yang memasok darah oksigen ke jantung dan membawa darah ke seluruh tubuh.
Umum memengaruhi anak-anak, penyakit ini sebelumnya disebut sindrom kelenjar getah bening mukotan.
Baca juga: Kondisi pada Anak yang Bisa Dicurigai sebagai Gejala Penyakit Langka
Hal ini disebabkan karena penyakit ini turut menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tersebut dan selaput lendir di dalam mulut, hidung, mata, dan tenggorokan.
Penyakit Kawasaki biasanya menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Setelah beberapa minggu dengan perawatan yang tepat, gejala akan mereda. Namun, dapat memakan waktu lebih lama bagi beberapa anak.
Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan penyakit Kawasaki. Namun, penyakit ini dipercaya tidak menular.
Melansir Mayo Clinic, penyakit Kawasaki diduga terjadi setelah infeksi bakteri, virus, atau terkait dengan faktor lingkungan di sekitar.
Gen tertentu juga meningkatkan risiko seorang anak dalam rentan terkena penyakit ini.
Baca juga: Apa Itu Penyakit Langka? Orang Tua Perlu Tahu
Beberapa faktor risiko dari penyakit Kawasaki, yaitu:
Penyakit Kawasaki cenderung terjadi secara musiman.
Tidak ada tes khusus untuk penyakit Kawasaki. Beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosis gangguan ini, yaitu:
Dalam beberapa kasus, penyakit Kawasaki dapat memengaruhi dinding arteri koroner.
Arteri ini membawa suplai darah dan oksigen ke jantung. Hal ini dapat menyebabkan:
Baca juga: Bagaimana Cara Mendiagnosis Penyakit Langka?
Penyakit Kawasaki juga dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya, termasuk otak dan sistem saraf, sistem kekebalan tubuh, dan sistem pencernaan.
Anak dengan penyakit Kawasaki selalu dirawat di rumah sakit.
Pengobatan disarankan untuk dilakukan sesegera mungkin agar waktu pemulihan semakin cepat dan mencegah risiko komplikasi.
Obat utama yang biasa digunakan adalah imunoglobulin intravena (IVIG), larutan antibodi, dan aspirin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.