Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2022, 11:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mekonium adalah kotoran pertama atau tinja dari bayi yang baru lahir.

Sindrom aspirasi mekonium terjadi ketika bayi baru lahir menghirup campuran mekonium dan cairan ketuban ke dalam paru-paru pada waktu persalinan.

Sindrom aspirasi mekonium menjadi penyebab utama penyakit parah dan kematian pada bayi baru lahir, terjadi pada sekitar 5 hingga 10 persen kelahiran.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Hal ini dapat terjadi saat janin stres selama persalinan, khususnya jika janin melewati tanggal persalinan yang seharusnya.

Gejala

Beberapa gejala aspirasi mekonium, yaitu:

  • warna kulit kebiruan pada bayi
  • masalah pernapasan
  • pewarnaan gelap, kehijauan, atau goresan pada cairan ketuban atau adanya mekonium yang jelas pada cairan ketuban
  • pincang pada bayi saat lahir.

Penyebab

Saat bayi mengeluarkan mekonium ke dalam cairan ketuban di sekitarnya, mereka dapat menghirupnya ke dalam paru-paru.

Ini mungkin terjadi:

  • saat bayi masih dalam kandungan
  • selama persalinan
  • segera setelah lahir.

Mekonium juga dapat menyumbat saluran udara bayi segera setelah lahir sehingga menyebabkan masalah pernapasan karena pembengkakan (peradangan) pada paru-paru bayi setelah lahir.

Faktor risiko yang dapat menyebabkan stres pada bayi sebelum lahir, antara lain:

Baca juga: Untuk Ibu Hamil, Waspadai Penyakit Hirschsprung pada Bayi Baru Lahir

  • "penuaan" plasenta jika kehamilan jauh melewati tanggal perkiraan lahir
  • berkurangnya oksigen ke bayi saat di dalam rahim
  • diabetes pada ibu hamil
  • persalinan yang sulit atau lama
  • tekanan darah tinggi pada ibu hamil.

Diagnosis

Sebelum lahir, monitor janin mungkin menunjukkan detak jantung yang lambat.

Saat lahir, mekonium dapat terlihat di cairan ketuban. Selain itu, bayi juga mungkin memerlukan bantuan pernapasan atau detak jantung segera setelah lahir.

Bayi pun kemungkinan akan memiliki skor Apgar yang rendah.

Tim perawatan kesehatan akan mendengarkan dada bayi dengan stetoskop. Langkah ini dapat menunjukkan suara napas yang tidak normal, terutama suara kasar dan serak.

Analisis gas darah juga akan menunjukkan:

  • pH darah rendah (asam)
  • peningkatan karbon dioksida
  • rontgen dada mungkin menunjukkan are ayang tidak rata atau bergaris-garis di paru-paru bayi.

Perawatan

Mulut bayi yang baru lahir harus disedot segera setelah kepala dapat dilihat selama persalinan.

Perawatan lebih lanjut diperlukan jika ada pewarnaan mekonium yang kental dan janin menjadi stres.

Baca juga: 7 Gejala Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir dan Penyebabnya

Bayi dapat ditempatkan di kamar perawatan khusus atau unit perawatan intensif bayi baru lahir.

Perawatan lain mungkin termasuk:

  • antibiotik untuk mengobati infeksi
  • mesin pernapasan untuk menjaga paru-paru tetap mengembang
  • penggunaan penghangat untuk menjaga suhu tubuh
  • mengetuk dada untuk melonggarkan sekret.

Jika tidak ada tanda-tanda gawat janin selama kehamilan dan bayi baru lahir cukup bulan, para ahli merekomendasikan untuk tidak menyedot tenggorokan dalam-dalam karena takut menyebabkan jenis pneumonia tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau