KOMPAS.com - Infeksi kuman, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit, sering kali tidak disadari.
Jika dibiarkan semakin parah tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi. Salah satunya adalah sepsis.
Sepsis merupakan kondisi berbahaya akibat respons tubuh terhadap infeksi yang dapat mengancam nyawa penderitanya.
Baca juga: Sepsis: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatan
Normalnya ketika tubuh terserang infeksi, sistem kekebalan tubuh akan aktif untuk melawan infeksi tersebut.
Namun, sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan dengan melepaskan zat kimia ke dalam pembuluh darah untuk melawan infeksi.
Hal ini menyebabkan inflamasi atau peradangan yang menyerang jaringan sehat sehingga terjadi kerusakan organ.
Peradangan akibat sepsis juga dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah akibat terbentuknya gumpalan darah.
Apabila kondisi ini terjadi maka jaringan atau organ tubuh tidak mendapat suplai darah yang cukup dan memicu kegagalan fungsi organ.
Pada kasus yang parah, sepsis dapat berkembang menjadi syok septik yang menyebabkan tekanan darah turun secara drastis.
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.
Gejala
Merangkum Mayo Clinic dan Healthline, sepsis dibagi berdasarkan tingkat keparahan gejalanya, yaitu gejala sepsis, sepsis parah, dan syok septik.
Gejala sepsis
Sepsis diawali dengan tahap systemic inflammatory response syndrome (SIRS). Terdapat dua atau lebih kondisi yang menjadi gejala awal sepsis, di antaranya:
Baca juga: 6 Bahaya Sepsis yang Perlu Diwaspadai
- Demam
- Berkeringat
- Suhu badan terlalu rendah
- Denyut jantung atau nadi terlalu cepat, yaitu lebih dari 90 kali per menit
- Perubahan jumlah sel darah putih atau leukosit
- Frekuensi napas terlalu cepat.
Secara medis, gejala sepsis juga dapat diketahui melalui beberapa kondisi berikut:
- Tekanan darah sistolik (angka pertama kurang dari atau sama dengan 100 mmHg
- Suhu tubuh di atas 38 derajat celsius atau di bawah 36 derajat celsius
- Laju pernapasan lebih dari 22 kali per menit.
Gejala sepsis parah
Kondisi ini ditandai dengan kerusakan organ akibat infeksi di aliran darah semakin parah. Berikut beberapa gejalanya:
- Sulit bernapas
- Perubahan warna pada jari tangan, kuku, dan bibir menjadi kebiruan
- Produksi urine sangat sedikit
- Perubahan mendadak dalam status kejiwaan, misalnya linglung dan bingung
- Kelemahan ekstrem
- Jumlah trombosit dalam darah terlalu rendah (trombositopenia)
- Detak jantung tidak normal
- Ketidaksadaran.
Syok septik merupakan kondisi paling parah dari sepsis, di mana terdapat gangguan serius pada sistem peredaran darah dan metabolisme sel-sel tubuh.
Baca juga: Kenali Apa itu Sepsis, Gejala, dan Penyebabnya
Syok septik ditandai dengan tekanan darah yang sangat rendah. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian. Berikut beberapa gejalanya:
- Tekanan darah sangat rendah sehingga pasien harus mengonsumsi obat untuk menjaga tekanan darah lebih tinggi atau sama dengan 65 mmHg
- Tingginya kadar asam laktat dalam darah (serum laktat) yang berarti bahwa sel-sel dalam tubuh tidak menggunakan oksigen dengan baik.
Penyebab
Dirangkum dari Healthdirect dan Cleveland Clinic, sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur pada bagian tubuh mana pun yang tidak ditangani dengan benar.
Kondisi tersebut memicu reaksi dari sistem kekebalan tubuh yang tidak terkendali sehingga menimbulkan peradangan pada area tubuh yang mengalami infeksi.
Beberapa infeksi yang sering memicu kondisi ini, meliputi:
- Infeksi pada saluran pencernaan, seperti penyakit usus buntu (apendisitis), infeksi rongga perut (peritonitis), dan infeksi kandung empedu (kolesistitis)
- Infeksi pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang, seperti meningitis
- Radang paru-paru (pneumonia)
- Infeksi pada kulit, seperti selulitis
- Infeksi saluran kemih
- Septikemia, yaitu infeksi pembuluh darah akibat bakteri.
Faktor risiko
Menurut Patient Info, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena sepsis:
Baca juga: Sepsis pada Bayi, Kenali Gejala dan Penyebabnya
- Berusia lebih dari 75 tahun atau kurang dari satu tahun
- Menderita penyakit kronis, seperti diabetes
- Menjalani prosedur operasi baru-baru ini
- Menggunakan alat bantu medis, seperti kateter urine atau selang napas
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
- Menggunakan narkoba dengan cara disuntik
- Mengalami cedera, seperti luka bakar
- Menderita penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.
Diagnosis
Dilansir dari laman Healthline, diagnosis sepsis diawali dengan tanya jawab mengenai gejala yang dialami.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah yang bertujuan untuk:
- Mendeteksi adanya infeksi dalam darah
- Melihat waktu pembekuan darah
- Menilai fungsi hati dan ginjal
- Mengukur kadar oksigen
- Mengukur kadar elektrolit.
Jika diperlukan, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut guna mendeteksi penyebab infeksi:
- Tes urine, untuk mendeteksi keberadaan bakteri di dalam urine
- Biopsi, dokter akan mengambil sampel jaringan kulit yang terinfeksi untuk diperiksa lebih lanjut menggunakan mikroskop
- Pemeriksaan dahak, untuk mendeteksi infeksi pada saluran pernapasan
- Rontgen dada, untuk melihat gambaran paru-paru, jantung, pembuluh darah, dan saluran pernapasan
- CT scan pada rongga perut, untuk mendeteksi infeksi atau radang usus buntu dan penyakit pada organ-organ di rongga perut, misalnya pada pankreas
- Ultrasonografi (USG), untuk mendeteksi penyakit dan infeksi pada kandung empedu, rahim, dan ovarium
- Pemeriksaan MRI, untuk menghasilkan gambar organ, tulang, atau jaringan lunak tubuh, termasuk sistem saraf.
Baca juga: Bisa Mengancam Nyawa, Kenali 10 Gejala Sepsis pada Bayi
Perawatan
Merangkum Healthline dan Mayo Clinic, penanganan sepsis harus dilakukan dengan segera.
Penderita sepsis umumnya memerlukan perawatan gawat darurat di unit perawatan intensif atau ICU dan pemantauan secara ketat di rumah sakit.
Beberapa metode penanganan yang diberikan kepada penderita sepsis, meliputi:
Obat-obatan, seperti:
- Antibiotik
Dokter akan memberikan antibiotik spektrum luas sembari menunggu hasil tes laboratorium keluar.
Setelah hasil tes keluar, dokter akan menyesuaikan jenis antibiotik yang tepat bagi pasien.
- Vasopressor
Jika tekanan darah pasien tetap rendah meski telah mendapatkan cairan infus maka dokter mungkin akan memberikan vasopressor.
Obat ini dapat menyempitkan pembuluh darah dan membantu meningkatkan tekanan darah.
Infus
Penggunaan infus bertujuan untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan mencegah pasien mengalami dehidrasi.
Baca juga: Sepsis: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
Oksigen
Dokter akan memasang alat bantu pernapasan untuk menjaga aliran oksigen ke dalam tubuh pasien.
Perawatan suportif
Perawatan suportif dapat diberikan untuk mengatasi gejala, seperti:
- Kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan
- Insulin, untuk menjaga kadar gula darah
- Dialisis atau cuci darah, dilakukan jika sepsis telah merusak fungsi ginjal
- Obat pereda nyeri, untuk meredakan ketidaknyamanan akibat peradangan.
Prosedur operasi
Prosedur operasi mungkin diperlukan untuk menghilangkan sumber infeksi, seperti kumpulan nanah (abses) dan jaringan yang mati (gangren).
Komplikasi
Dikutip dari WebMD, sepsis yang semakin parah dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
- Kematian jaringan (gangren), misalnya pada jari tangan dan kaki yang mungkin memerlukan prosedur amputasi
- Kerusakan permanen pada organ, seperti paru-paru, otak, ginjal atau jantung
- Peningkatan risiko terkena infeksi di kemudian hari
- Kematian.
Baca juga: Infeksi Helicobacter Pylori (H. pylori)
Pencegahan
Melansir Everyday Health, beberapa tindakan yang dapat mencegah sepsis adalah:
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah infeksi, seperti:
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan
- Hindari menyentuh area wajah, terutama mulut, hidung, atau mata, sebelum mencuci tangan
- Hindari berada di sekitar orang yang sedang sakit
- Lakukan vaksinasi flu, pneumonia, tetanus, dan infeksi lainnya secara rutin.
- Mencegah infeksi berkembang menjadi sepsis, dengan cara:
- Mengobati infeksi dengan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter
- Merawat luka dengan benar, misalnya dengan menutup luka terbuka dengan perban agar tetap kering dan bersih
- Mendeteksi gejala yang mengarah pada sepsis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.