Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/03/2022, 13:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Henoch-Schonlein purpura (HSP) merupakan penyakit langka yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah kecil di kulit, sendi, usus, dan ginjal.

Kondisi ini juga disebut vaskulitis imunoglobulin A (IgAV). Imunoglobulin A merupakan jenis antibodi yang melapisi saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

Peradangan pada pembuluh darah kecil akan menimbulkan ruam merah atau ungu (purpura) pada kulit, terutama pada area kaki dan bokong.

Baca juga: Stres Bisa Memicu Ruam dan Gatal, Begini Cara Mengatasinya

Henoch-Schonlein purpura juga dapat menyebabkan sakit perut dan nyeri sendi.

Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi umumnya dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun.

Gejala

Merangkum Family Doctor dan National Organization for Rare Disorders, berikut beberapa gejala Henoch-Schonlein purpura:

  • Ruam kulit berwarna merah atau ungu (purpura) pada kulit, terutama di lengan, tungkai, dan bokong
  • Demam
  • Sendi terasa nyeri dan mengalami pembengkakan, terutama pada area lutut dan pergelangan kaki
  • Nyeri atau kram perut
  • Diare, terkadang disertai dengan darah
  • Feses berdarah
  • Konstipasi atau sembelit
  • Nafsu makan berkurang
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Urine berdarah
  • Penumpukan cairan di bawah kulit
  • Pembengkakan dan nyeri pada skrotum yang dialami oleh anak laki-laki.

Penyebab

Menurut Mayo Clinic, Henoch-Schonlein purpura disebabkan oleh adanya peradangan pada pembuluh darah kecil.

Baca juga: Ahli Sebut Ruam Pada Kulit Bisa Jadi Gejala Covid-19

Peradangan tersebut menyebabkan perdarahan pada kulit, sendi, perut, dan ginjal.

Meskipun demikian, hingga saat ini penyebab pembuluh darah kecil meradang masih belum diketahui secara pasti.

Kondisi ini diduga terjadi akibat ketika sistem kekebalan tubuh memberikan respons abnormal terhadap pemicu tertentu.

Pada sebagian besar kasus, seseorang menderita penyakit ini setelah mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek.

Selain itu, kondisi ini juga dapat dipicu oleh penyakit lain, seperti cacar air, campak, hepatitis, penggunaan obat-obatan tertentu, gigitan serangga, dan paparan suhu dingin.

Faktor risiko

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami Henoch-Schonlein purpura:

  1. Usia
    Penyakit ini lebih sering dialami oleh anak-anak berusia di bawah 10 tahun
  2. Jenis kelamin
    Henoch-Schonlein purpura cenderung lebih sering dialami oleh anak laki-laki daripada perempuan
  3. Ras
    Anak-anak keturunan Kaukasoid atau ras kulit putih lebih rentan terkena Henoch-Schonlein purpura.

Diagnosis

Melansir Healthline, diagnosis diagnosis Henoch-Schonlein purpura diawali dengan pemeriksaan fisik untuk melihat ruam kulit (purpura) dan area sendi yang nyeri atau bengkak.

Baca juga: Yang Harus Kita Ketahui tentang Ruam pada Pasien Covid-19

Guna memastikan diagnosis dan menyingkirkan penyakit lain yang menimbulkan gejala serupa, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut:

  • Tes darah, untuk mengevaluasi jumlah sel darah putih dan sel darah merah, mendeteksi adanya infeksi, dan menilai fungsi ginjal
  • Tes urine, untuk mendeteksi adanya protein dan darah di dalam urine
  • Biopsi kulit dan ginjal, untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgA
  • Ultrasonografi (USG), menggunakan gelombang suara untuk melihat kondisi organ di dalam perut dan ginjal
  • CT scan, untuk mengidentifikasi penyebab nyeri perut dan mendeteksi adanya komplikasi.

Perawatan

Dirangkum dari Family Doctor dan Mayo Clinic, Henoch-Schonlein purpura biasanya dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu satu bulan.

Maka dari itu, dokter akan menyarankan pasien untuk beristirahat, minum air putih yang cukup, dan mengonsumsi obat pereda nyeri.

Dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat berikut untuk meredakan gejala Henoch-Schonlein purpura:

  1. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan naproxen untuk mengatasi peradangan dan nyeri sendi
  2. Antibiotik, untuk mengatasi infeksi bakteri yang menyebabkan Henoch-Schonlein purpura
  3. Kortikosteroid, seperti prednison, untuk meredakan nyeri sendi dan nyeri perut yang parah.

Baca juga: Mengenali Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Pada Ketiak

Apabila Henoch-Schonlein purpura menyebabkan usus terlipat atau pecah maka pasien memerlukan tindakan operasi untuk mengatasinya.

Komplikasi

Melansir Better Health Channel, meskipun jarang terjadi, Henoch-Schonlein purpura dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut:

  • Intususepsi, merupakan kondisi terlipatnya bagian usus ke bagian usus yang berdekatan
  • Perforasi atau lubang yang terbentuk pada dinding usus dan dapat menyebabkan perdarahan di usus
  • Pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas yang terjadi secara tiba-tiba
  • Orchitis, merupakan peradangan pada salah satu atau kedua testis
  • Perdarahan di paru-paru.

Pencegahan

Dirangkum dari situs Medicine Net dan Family Doctor, Henoch-Schonlein purpura merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah.

Meskipun lebih sering dialami oleh anak-anak berusia di bawah 10 tahun, tetapi penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa.

Namun, mencegah infeksi virus dan bakteri dapat mengurangi risiko terkena Henoch-Schonlein purpura.

Salah satu cara mencegah infeksi virus dan bakteri adalah dengan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat.

Selain itu, menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan gangguan sistem imun juga dapat mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau