Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sengaja Menelan Air Hujan, Apakah Berbahaya?

Kompas.com - 25/02/2020, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda tak sengaja menelan air hujan?

Kejadian itu rasanya sangat mungkin terjadi ketika Anda sedang kehujanan.

Meski tak banyak yang ditelan, beberapa dari Anda mungkin khawatir dan menyimpan pertanyaan, apakah minum air hujan aman?

Jika dilihat dari proses penyediaannya, air hujan kurang layak untuk dijadikan sebagai air minum.

Baca juga: Musim Hujan Tiba, Waspada Serangan Batuk hingga Asma

Air hujan baru aman dikonsumsi jika sudah dipanen atau diolah terlebih dahulu.

Menurut buku Memanen Air Hujan: Sumber Baru Air Minum (2016) karya FG Winarno, air hujan memiliki kemungkinan mengangkut parasit, virus, dan bahan kimia yang dapat menyebabkan sakit.

Air hujan juga dikaitkan dengan penyebaran penyakit.

Namun, peluang terhadap risikio sakit karena mengonsumsi air hujan sangat tergantung pula pada sejumlah faktor, di antaranya:

  • Lokasi
  • Seberapa banyak turunnya hujan
  • Musim
  • Bagaimana cara memanen dan menyimpan air hujan

Air hujan sebelum jatuh di atap dan mendara di bumi bisa saja terkontaminasi oleh asap, debu, maupun jelaga yang terdapat di udara.

Kontaminasi juga bisa terjadi ketika air hujan menyenggol atap rumah, saluran air, pipa, bahan untuk membuat tangki-tangki air, termasuk helm yang kotor.

Baca juga: 3 Penyakit Ini Mengintai Jika Anda Tidak Pakai Jaket Saat Berkendara

Air hujan yang telah menyentuh benda-benda tersebut, di antaranya dapat terkontanminasi bahan kimia, seperti:

  • Asbestos
  • Timbal
  • Tembaga

Cara membuat air hujan bisa diminum

Air hujan bisa saja dijadikan air minum apabila telah diolah dan dipanen dengan baik.

Praktik memanen air hujan rasanya telah dilakukan oleh banyak warga di sejumlah negara, termasuk di Indonesia.

Sudah banyak yang memahami bahwa pemanenan air hujan merupakan langkah yang efektif untuk menghemat air dan juga uang.

Baca juga: Musim Hujan Segera Tiba, Kenali Gejala DBD pada Anak

Warga mulanya hanya perlu menyiapkan tanki penampungan air hujan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau