KOMPAS.com - Gas air mata adalah salah satu senjata yang kerap digunakan untuk pengendalian massa.
Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC, terdapat beberapa bahan yang digunakan untuk senjata berbentuk bubuk yang ketika ditembakkan berubah menjadi gas ini.
Di antaranya seperti chloroacetophenone (CN), bromobenzylcyanide (CA), chloropicrin (PS), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), dibenzoxazepine (CR), semprotan merica atau capsicum, serta kombinasi bahan tersebut.
Efek gas air mata tersebut bisa berbeda-beda; tergantung jenis bahan, tingkat konsentrasi paparan, tembakannya dilakukan di ruang tertutup atau terbuka, jarak tembakan, lamanya paparan, kondisi kesehatan orang yang terkena, atau faktor lain seperti berdesakan di kerumunan dan ketegangan fisik.
Lantas, mungkinkah efek gas air mata bisa sampai menyebabkan kematian? Simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: 4 Efek Gas Air Mata pada Kesehatan yang Perlu Diwaspadai
Menurut American Lung Association, ada kemungkinan efek gas air mata bisa sampai menyebabkan kematian.
Orang yang terkena gas air mata bisa meninggal dunia kemungkinan karena terpapar senjata ini dalam waktu lama, terkena dosis tinggi, dan terpapar gas ini dalam ruang tertutup.
Kondisi di atas bisa menyebabkan gagal napas. Dilansir dari Healthline, gagal napas terjadi ketika pembuluh darah kecil yang mengelilingi kantong udara paru-paru tidak mampu melakukan pertukaran karbon dioksida dan oksigen.
Akibatnya, paru-paru tidak paru-paru tidak dapat melepaskan oksigen ke dalam darah. Hal itu membuat seluruh organ di dalam tubuh pun kekurangan oksigen.
Kondisi darurat ini apabila tidak segera diberikan pertolongan medis darurat bisa menyebabkan kematian.
Baca juga: Kandungan Gas Air Mata yang Efeknya Bisa Sebabkan Kematian
Selain itu, efek gas air mata secara tidak langsung juga bisa menyebabkan kematian. Dikutip dari BBC, ada beberapa risiko kesehatan yang berbahaya saat seseorang terkena senjata ini.
Paparan gas air mata acapkali membuat orang jadi panik berhamburan. Kondisi ini bisa berbahaya apabila massa berlarian ke ruang tertutup.
Ketika orang yang terpapar gas air mata berhamburan ke ruang tertutup, pernapasan rentan sesak, memicu batuk semakin parah, sampai batuk berdarah.
Selain itu, ada juga orang yang mengalami cedera ketika berdesakan di kerumunan setelah terpapar gas air mata. Risiko tidak langsung ini juga bisa fatal sampai berbahaya.
Dilansir dari Khou, saat berdesakan di kerumunan, kadar oksigen turun drastis dalam waktu singkat. Kondisi ini menyebabkan hilang kesadaran dan jantung tidak berfungsi optimal. Dampaknya, orang jadi pingsan dan terinjak-intak.
Terlepas dari konsentrasi dan faktor lain, orang yang memiliki riwayat gangguan pernapasan seperti penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronik memiliki risiko tinggi mengalami gagal napas jika terpapar gas air mata.
Baca juga: Efek Gas Air Mata, Apakah Berbahaya? Simak Penjelasan Berikut…
Dilansir dari studi Tear Gas: an Epidemiological and Mechanistic Reassessment, sudah ada beberapa laporan kasus cedera sampai kematian lantaran efek gas air mata.
Sebagian besar laporan tersebut menyebutkan gas air mata bisa menyebabkan kematian ketika paparannya dalam konsentrasi tinggi, dilakukan di ruang tertutup, atau dalam waktu yang lama.
Salah satu laporan menyebutkan, beberapa orang meninggal dunia setelah terkena gas air mata jenis CS dan semprotan merica (capsicum) di penjara. Sebagai informasi, sebagian penjara juga menggunakan gas air mata sebagai senjata untuk mengendalikan massa.
Desain ruangan di penjara yang banyak ruangan tertutup, ventilasi udaranya tidak memadai menyebabkan sejumlah narapidana yang terpapar gas air mata mengalami gagal napas sampai meninggal dunia.
Ada juga studi yang mendokumentasikan kasus kematian selang satu jam setelah seseorang terpapar gas air mata berbahan semprotan merica atau capsicum. Sayangnya, studi terbatas ini masih membutuhkan riset lanjutan terkait sebab akibat langsungnya.
Selain itu, penelitian lain mendokumentasikan efek gas air mata sampai membuat orang dunia di Mesir, Turki, Bahrain, dan Brasil.
Berdasarkan studi tersebut, kebanyakan kasus has air mata menyebabkan kematian karena dampak tidak langsung. Seperti, cedera kepala, cedera mata, atau luka bakar ketika terkena tembakan gas air mata dari jarak dekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.