Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2021, 19:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bekas luka menjadi hal yang menjengkelkan bagi sebagian orang karena dapat mengganggu penampilan dan mengurangi tingkat percaya diri.

Bekas luka terbentuk dari serat kolagen ketika lapisan kedua kulit (dermis) mengalami kerusakan. Bekas luka juga dapat disebut dengan jaringan parut.

Jaringan yang sehat dapat mengalami kerusakan karena goresan, cedera parah, atau sayatan bedah.

Baca juga: 8 Cara Menghilangkan Bekas Luka Secara Alami

Kerusakan jaringan juga dapat bersifat internal (dari dalam tubuh) yang menyebabkan jaringan parut dapat terbentuk pascaoperasi atau akibat penyakit tertentu.

Pada tahap awal, jaringan parut tidak selalu terasa menyakitkan karena hancurnya saraf bersama dengan jaringan tubuh yang sehat.

Namun, jaringan parut dapat menjadi menyakitkan jika ujung saraf beregenerasi. Jaringan parut juga dapat menyakitkan jika disertai penyakit dari dalam tubuh.

Jaringan parut memiliki ukuran yang bervariasi. Terdapat jaringan parut yang berukuran kecil bahkan tidak terlihat.

Namun, terdapat pula jaringan parut yang berukuran besar dan cenderung menimbulkan rasa sakit.

Pada jaringan parut yang mengganggu karena berukuran besar dan menyebabkan rasa sakit, perlu dilakukan penanganan dokter untuk mengatasinya.

Jenis

Dikutip dari Cleveland Clinic, jaringan parut terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:

Baca juga: Cara Mengatasi Bekas Luka Bakar

  1. Kontraktur
    Sering terbentuk akibat luka bakar dan bekas luka yang menyebabkan kulit mengencang dan sulit bergerak
  2. Atrofi atau berlubang
    Akibat cacar air dan jerawat dan terlihat seperti lubang bulat atau cekungan kecil di kulit
  3. Keloid
    Muncul di atas permukaan kulit dan menyebar di luar area yang terluka. Dapat berukuran lebih besar dari luka awalnya
  4. Hipertrofik
    Menyerupai keloid tetapi tidak tumbuh melebihi ukuran cedera
  5. Stretch mark
    Terjadi akibat rusaknya jaringan ikat di bawah kulit karena mengembang atau menyusut dengan cepat. Sering muncul saat kehamilan, pubertas, mengalami kenaikan atau penurunan berat badan yang signifikan

Penyebab

Jaringan parut terbentuk akibat dari proses penyembuhan secara alami pada tubuh yang dilakukan oleh kulit.

Setelah mengalami luka, tubuh akan membentuk jaringan baru yang berasal dari kolagen untuk memperbaiki atau menggantikan jaringan yang rusak.

Ketika serat kolagen memperbaiki kulit yang rusak dan menutup area yang terbuka maka akan memunculkan jaringan parut atau bekas luka pada kulit.

Terdapat banyak faktor yang memengaruhi terbentuknya jaringan parut, yakni kedalaman, luas, hingga tempat luka pada tubuh.

Baca juga: Silikon Gel untuk Perkecil Bekas Luka

Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan munculnya jaringan parut pada kulit:

  1. luka bakar
  2. gigitan serangga
  3. gesekan dengan benda tajam atau panas
  4. cacar air
  5. jerawat
  6. operasi
  7. memakai tato
  8. memasang tindik
  9. kehamilan
  10. pubertas
  11. kegiatan binaraga
  12. terapi penggantian hormon
  13. penurunan atau penambahan berat badan yang signifikan

Gejala

Melansir Healthline, jaringan parut terkadang tidak menyebabkan rasa sakit.

Namun, ketika jaringan parut terbentuk terdapat perbedaan tekstur dengan bagian tubuh lainnya.

Jika jaringan parut yang terbentuk terasa menyakitkan, beberapa gejala nyeri yang dirasakan meliputi:

  • pembengkakan
  • kemerahan pada bekas luka
  • rasa gatal
  • terasa berdenyut
  • area terbentuk jaringan parut terasa lebih sensitif terhadap sentuhan
  • pergerakan terbatas

Baca juga: Bagaimana Menyamarkan Bekas Luka Keloid?

Pada beberapa kasus, jaringan parut baru akan terasa nyeri atau sakit setelah beberapa tahun.

Hal ini mungkin disebabkan karena saraf yang berkembang setelah cedera sembuh.

Kemungkinan lain adalah cedera yang dalam akhirnya mempengaruhi tulang dan sendi di bawahnya dan menyebabkan rasa sakit di jaringan parut.

Diagnosis

Jaringan parut dapat dengan mudah diketahui berdasarkan warna kulit pada bekas cedera atau luka.

Umumnya, bekas luka akan terlihat lebih gelap, lebih terang, atau lebih merah muda dari kulit di sekitarnya.

Jika bekas luka menyebabkan masalah atau terasa sakit segera konsultasikan dengan dokter.

Dokter akan melihat ukuran, tekstur, dan warna jaringan parut yang terbentuk untuk menentukan jenisnya.

Kemudian, dokter akan melakukan perawatan yang disesuaikan dengan jenis bekas luka, lokasi, penyebab, dan jangka waktu luka tersebut terbentuk.

Perawatan

Pada umumnya, jaringan parut pada kulit sulit untuk benar-benar dihilangkan.

Namun, terdapat beberapa penggunaan obat atau tindakan medis yang dapat membantu memudarkan atau memperkecil ukuran jaringan parut.

Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Bekas Luka, Bisa Pakai Bawang Merah

Perawatan untuk mengatasi jaringan parut antara lain:

  1. Dermabrasi, untuk memperbaiki tekstur kulit
  2. Suntikan kortikosteroid, untuk mengurangi ukuran bekas luka keloid
  3. Terapi laser, untuk memudarkan bekas luka dan mengatasi rasa sakit dan gatal
  4. Terapi tekanan, untuk mencegah bekas luka dengan mengurangi ukurannya
  5. Mengoleskan gel silikon, untuk memperbaiki tekstur dan mencerahkan kulit jaringan parut dan sekitarnya
  6. Cryotherapy, untuk meratakan dan mengecilkan jaringan parut
  7. Pencangkokan lemak, untuk mengurangi kekencangan kulit
  8. Suntikan Botulinum toxin (botox), membantu mengurangi rasa sakit dan rasa tidak nyaman akibat jaringan parut
  9. Kompres jaringan parut untuk mengurangi peradangan
  10. Myofascial release technique (MRT), untuk mengurangi peradangan dan mengurangi kekakuan di daerah yang terkena.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com