Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2022, 15:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sindrom antifosfolipid (APS) merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menciptakan antibodi yang membuat darah berpotensi membeku.

Hal ini dapat menyebabkan pembekuan darah yang berbahaya di kaki, ginjal, paru-paru dan otak.

Pada wanita hamil, sindrom antifosfolipid juga dapat menyebabkan keguguran dan lahir mati.

Baca juga: 12 Penyebab Pembekuan Darah di Otak

Sindrom antifosfolipid tidak dapat disembuhkan, tetapi beberapa obat-obatan dapat mengurangi risiko pembekuan darah.

Penyebab

Penyebab pasti dari APS tidak diketahui. Perubahan gen tertentu dan faktor lain seperti infeksi disinyalir membuat sindrom ini muncul.

APS sering ditemukan pada pengidap penyakit autoimun lainnya, seperti lupus eritematosus sistemik (SLE).

Pemicu tertentu dapat menyebabkan orang-orang ini mengalami pembekuan darah, seperti:

  • Merokok
  • Istirahat terlalu lama
  • Kehamilan
  • Terapi hormon atau pil KB
  • Kanker
  • Penyakit ginjal.

Gejala

Tanda dan gejala sindrom antifosfolipid meliputi:

  • Pembekuan darah di kaki (DVT)
  • Stroke
  • Serangan iskemik transien (TIA)
  • Ruam.

Baca juga: 7 Gejala Pembekuan Darah di Otak yang Perlu Diwaspadai

Tanda dan gejala yang kurang umum juga bisa terjadi, antara lain:

  • Gejala neurologis, seperti sakit kepala kronis,migrain, demensia, dan kejang
  • Penyakit kardiovaskular
  • Pendarahan.

Diagnosis

Tes antibodi antifosfolipid dapat dilakukan ketika:

  • Terjadi pembekuan darah yang tidak terduga
  • Seorang wanita memiliki riwayat keguguran berulang.

Dokter akan menggunakan tes pembekuan untuk diagnosis. Jenis tes pembekuan di antaranya:

  • Tes waktu tromboplastin parsial teraktivasi (aPTT)
  • Tes waktu racun Russell viper
  • Tes penghambatan tromboplastin.

Selain tes pembekuan, tes untuk antibodi antifosfolipid (aPL) juga akan dilakukan, seperti:

  • Tes antibodi antikardiolipin
  • Antibodi terhadap beta-2-glypoprotein I (Beta2-GPI).

Penyedia layanan kesehatan akan mendiagnosis sindrom antibodi antifosfolipid (APS) jika hasil tes positif untuk aPL atau antikoagulan lupus dan satu atau lebih dari peristiwa berikut:

  • Gumpalan darah
  • Keguguran berulang.

Baca juga: 5 Gejala Pembekuan Darah Sesuai Bagian Tubuh yang Terkena

Tes positif perlu dikonfirmasi setelah 12 minggu.

Perawatan

Perawatan APS dilakukan untuk mengurangi gejala pembekuan darah.

Obat antikoagulan atau antiplatelet merupakan obat yang umum diberikan pada pasien dan harus diminum setiap hari seumur hidup.

Jika tes darah menunjukkan antibodi antifosfolipid yang abnormal, tetapi pasien tidak memiliki riwayat pembekuan darah, tablet aspirin dosis rendah biasanya direkomendasikan.

Tablet warfarin biasanya direkomendasikan jika memiliki APS dan riwayat pembekuan darah, seperti sebelumnya memiliki deep vein thrombosis (DVT) atau stroke.

Apabila pasien mengalami pembekuan darah atau gejala tiba-tiba menjadi parah, suntikan antikoagulan atau heparin dapat diperlukan.

Hubungi dokter jika mengalami:

  • Pendarahan yang tidak dapat dijelaskan dari hidung atau gusi
  • Periode menstruasi yang sangat berat
  • Muntah yang berwarna merah cerah atau terlihat seperti bubuk kopi
  • Tinja berwarna hitam, lembek atau tinja berwarna merah terang
  • Sakit perut yang tidak dapat dijelaskan.

Cari perawatan darurat jika memiliki tanda dan gejala penyakit ini:

  • Stroke
  • Emboli paru
  • Trombosis vena dalam (DVT).

Baca juga: 6 Gejala Pengentalan Darah sesuai Lokasinya

Komplikasi

Tergantung pada organ mana yang terkena bekuan darah dan seberapa parah penyumbatan aliran darah ke organ tersebut, sindrom antifosfolipid yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan organ permanen atau kematian.

Komplikasinya meliputi:

  • Gagal ginjal
  • Stroke
  • Masalah kardiovaskular
  • Masalah paru-paru
  • Komplikasi kehamilan, seperti keguguran, lahir mati, kelahiran prematur, dan preeklamsia.

Pencegahan

Aspirin direkomendasikan untuk pencegahan primer pada individu yang memiliki SLE dan aPL.

Aspirin juga direkomendasikan pada orang yang tidak memiliki SLE tetapi memiliki profil risiko tinggi, terutama jika terdapat faktor risiko tambahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau