KOMPAS.com - Sindrom mielodisplasia atau myelodysplastic syndrome (MDS) adalah gangguan yang disebabkan oleh sel darah yang tidak terbentuk dengan baik.
Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang mengalami gangguan.
Hal ini menyebabkan penurunan sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit dalam tubuh.
Sindrom ini juga dikategorikan sebagai kanker darah menurut American Cancer Society.
Baca juga: Leukemia (Kanker Darah): Gejala, Penyebab, Jenis, Pengobatan
Secara umum, sindrom mielodisplasia menyerang lansia berusia 65 tahun ke atas.
Pada orang yang sehat, sumsum tulang berfungsi mematangkan sel darah baru.
Sindrom mielodisplasia terjadi ketika ada sesuatu yang mengganggu proses tersebut sehingga sel darah tidak matang.
Penyebab pasti terjadinya kondisi ini belum diketahui pasti.
Tetapi ada beberapa hal yang meningkatkan risiko terjangkit penyakit tersebut, di antaranya:
Adapun bahan kimia yang dapat meningkatkan risiko adalah:
Baca juga: Memahami Hubungan Anemia dan Kanker
Pada beberapa kasus, penderita sindrom mielodisplasia tidak mengalami tanda dan gejala apapun pada awalnya.
Namun seiring waktu, melansir Mayo Clinic sindrom mielodisplasia dapat menyebabkan:
Segera hubungi dokter ketika merasakan gejala di atas.
Terutama bagi pengidap yang merupakan bagian dari kelompok berisiko.
Untuk mendiagnosis sindrom mielodisplasia, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat masalah kesehatan lainnya.
Melansir WebMD, dokter akan melakukan cara berikut untuk melakukan diagnosis:
Baca juga: Kenali Dampak Kanker terhadap Kehamilan
Jika pasien tidak memiliki gejala, pengobatan biasanya tidak diperlukan.
Sebagai gantinya, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan rutin dan tes laboratorium untuk memantau kondisi penyakit.
Hingga kini belum ada obat untuk mengobati sindrom mielodisplasia. Tetapi, beberapa obat dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit.
Berdasarkan keterangan Healthline, beberapa perawatan yang umumnya dilakukan di antaranya:’
Transfusi darah dengan sel darah sehat dari donor dapat digunakan untuk menggantikan sel darah merah dan trombosit pengidap sindrom mielodisplasia.
Obat yang diresepkan dokter pada kasus ini berguna untuk mengatasi infeksi, menekan sistem kekebalan tubuh, atau merangsang pematangan sel darah.
Obat-obatan tersebut antara lain:
Baca juga: 12 Makanan untuk Mencegah Kanker
Metode ini merupakan pilihan pengobatan yang menawarkan potensi penyembuhan paling tinggi untuk sindrom mielodisplasia.
Sayangnya, perawatan ini membawa risiko tinggi pada komplikasi serius.
Oleh karena itu, metode ini harus dilakukan dengan pemeriksaan mendalam terlebih dahulu oleh dokter
Komplikasi sindrom mielodisplasia meliputi:
Baca juga: 13 Gejala Awal Kanker Sesuai Jenisnya
Belum ada cara pasti untuk mencegah sindrom mielodisplasia.
Tetapi menurut American Cancer Society, menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari paparan radiasi atau bahan kimia tertentu dapat menurunkan risiko terkena penyakit ini.
Adapun jika lingkungan atau pekerjaan membuat paparan bahan kimia tidak terhindarkan, hal yang paling mungkin dilakukan untuk melakukan pencegahan adalah dengan:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.