Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2021, 12:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain sakit gigi, sakit rahang juga merupakan kondisi yang sering terjadi. Kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan saat berbicara atau mengunyah.

Rasa sakit pada rahang dapat disebabkan oleh beragam kondisi, mulai dari penyebab ringan hingga yang berat.

Salah satu kondisi yang paling sering menyebabkan sakit rahang adalah gangguan sendi rahang atau temporomandibular joint disorder (TMD).

Baca juga: Nyeri Rahang

Gangguan sendi rahang adalah gangguan pada otot dan saraf rahang akibat cedera atau peradangan pada sendi temporomandibular atau temporomandibular joint (TMJ).

Sendi temporomandibular adalah sendi yang menghubungkan rahang bagian bawah (mandibula) ke tengkorak.

Gangguan sendi rahang menimbulkan rasa sakit ketika membuka dan menutup rahang, serta ketika digunakan untuk mengunyah dan berbicara.

Gejala

Mengutip Medicine Net, gangguan sendi rahang ditandai dengan nyeri pada sendi rahang yang berada tepat di depan telinga.

Sendi rahang berada di area depan telinga pada kedua sisi kepala pada pertemuan rahang atas dan bawah.

Rasa sakit akibat gangguan sendi rahang dapat menyebar hingga ke wajah, mata, dahi, telinga, atau leher.

Berikut gejala dari gangguan sendi rahang:

  • Nyeri tekan pada rahang terutama di area sendi rahang, yaitu di depan telinga
  • Terdengar suara “klik” saat rahang mengunyah
  • Sakit yang terasa seperti sakit gigi
  • Sakit telinga atau sensasi mendengar suara di telinga
  • Telinga berdenging atau tinnitus yang dapat berlangsung dalam waktu singkat ataupun lama
  • Sakit kepala, misalnya pusing, migrain, dan vertigo
  • Penglihatan menjadi kabur
  • Otot rahang atau leher yang kencang, kaku, atau sakit
  • Kejang otot di rahang
  • Rasa sakit atau sensasi kesemutan yang menyebar ke area pipi, mulut, wajah, hingga dagu
  • Sakit di pangkal lidah
  • Nyeri, bengkak, atau benjolan di area pelipis
  • Kesulitan mengunyah
  • Sakit bahu
  • Dislokasi rahang atau lockjaw, rahang terasa seperti tertahan atau terkunci

Baca juga: Rahang Bengkak

Penyebab

Merangkum Mayo Clinic dan WebMD, penyebab gangguan sendi rahang masih tidak dapat dipastikan.

Namun, kondisi ini timbul dari masalah pada otot rahang atau pada sendi TMJ. Sendi ini menggabungkan dua gerakan, yaitu translasi dan rotasi dalam satu sendi.

Bagian tulang rahang bawah yang melekat pada persendian berbentuk seperti bulatan dan melekat pada bagian tulang tengkorak yang dilapisi tulang rawan.

Selain itu, bagian ini juga dipisahkan oleh cakram atau disk yang berfungsi untuk meredam agar gerakan pada sendi rahang tetap lancar.

Gangguan pada sendi rahang dapat disebabkan oleh:

  1. Cakram (disk) terkikis atau mengalami dislokasi, yaitu bergerak keluar dari posisi normalnya
  2. Kerusakan pada tulang rawan sendi akibat arthritis
  3. Trauma pada gigi atau rahang, seperti benturan, pukulan, atau cedera lainnya
  4. Kebiasaan menggemeretakkan (bruxism) atau mengepalkan gigi sehingga sendi mendapat banyak tekanan
  5. Otot sendi mengalami kelelahan

Faktor risiko

Dirangkum dari Healthline dan Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami gangguan sendi rahang, yaitu:

Baca juga: Rahang Kaku

  • Mengidap radang sendi, seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis
  • Mengalami cedera atau trauma pada rahang
  • Mengidap bruxism
  • Pengelolaan stres yang buruk
  • Kurang tidur
  • Menggunakan kawat gigi atau orthodontics

Diagnosis

Dikutip dari WebMD, penyakit ini dapat didiagnosis melalui pemeriksaan pada sendi rahang, untuk mengetahui nyeri tekan dan mendengarkan bunyi letupan saat rahang digerakkan.

Dokter gigi juga akan melihat cara penderita membuka dan menutup mulut untuk memastikan rahang berfungsi sebagaimana mestinya.

Dokter mungkin akan melakukan rontgen seluruh wajah untuk melihat rahang, sendi temporomandibular, dan gigi penderita, untuk memastikan diagnosis.

MRI scan dan CT scan mungkin diperlukan untuk menunjukkan apakah cakram sendi temporomandibular berada pada posisi yang tepat ketika rahang digerakkan.

Perawatan

Dirangkum dari Healthline dan Medicine Net, terdapat tiga metode perawatan untuk mengobati gangguan sendi rahang, yaitu secara mandiri, secara medis, dan prosedur bedah.

Berikut perawatan mandiri untuk meredakan gejala gangguan sendi rahang:

  1. Kompres dingin area sendi rahang untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan
  2. Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dijual bebas, seperti paracetamol, ibuprofen, naproxen, dan aspirin
  3. Makan makanan lunak dan hindari mengunyah permen karet
  4. Pijat atau lakukan peregangan otot rahang dan leher secara lembut sesuai rekomendasi dokter atau terapis
  5. Terapkan teknik relaksasi untuk mengurangi dan mengendalikan stres
  6. Gunakan minyak esensial yang dapat mengurangi depresi dan kecemasan, seperti lavender dan chamomile

Baca juga: Bruxism

Jika pengobatan mandiri tidak efektif maka perawatan medis mungkin diperlukan, seperti:

  1. Splinting gigi, untuk menjaga kesejajaran gigi dan mengurangi kebiasaan menggemeretakkan gigi
  2. Suntikan botulinum toxin (botox), untuk mengendurkan otot-otot rahang. Namun, saat ini FDA masih belum menyetujui metode ini untuk gangguan sendi rahang
  3. Fisioterapi pada rahang, untuk memperkuat otot, meningkatkan fleksibilitas, dan rentang gerak

Dalam kasus yang parah, prosedur operasi pada rahang atau operasi gigi mungkin diperlukan, seperti:

  1. Artroskopi, untuk menghilangkan cairan dan kotoran dari sendi
  2. Bedah ortognatik atau operasi rahang, untuk memperbaiki struktur wajah dan rahang, serta meningkatkan fungsi rahang akibat gangguan sendi rahang
  3. Jika nyeri rahang tidak sembuh dengan metode lain, mungkin akan dilakukan operasi sendi terbuka atau arthrotomy, untuk memperbaiki atau mengganti sendi

Pencegahan

Merangkum dari Medicine Net dan Healthline, berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mengalami gangguan sendi rahang:

  • Kurangi stres dan kecemasan atau kelola stres dengan cara yang tepat
  • Hentikan kebiasaan menggemeretakkan gigi atau gunakan mouth guard untuk mengatasi bruxism
  • Hentikan kebiasaan buruk pada gigi, misalnya menggigit bolpoin atau pensil
  • Hindari aktivitas yang mengharuskan untuk membuka mulut lebar-lebar
  • Jangan terlalu sering mengunyah permen karet
  • Jangan menjepit ponsel dengan rahang saat melakukan panggilan

Baca juga: 5 Makanan yang Pantang bagi Penderita Nyeri Sendi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau