Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keguguran adalah hilangnya kehamilan atau aborsi spontan yang mengakibatkan hilangnya janin sebelum minggu ke-20.

Umumnya keguguran terjadi selama trimester atau tiga bulan pertama kehamilan.

Melansir Mayo Clinic, istilah "keguguran" mungkin memberi kesan ada sesuatu yang tidak beres pada kehamilan. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya besar.

Baca juga: Benarkah Makan Nanas saat Hamil Bisa Sebabkan Keguguran?

Sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan.

Meski disayangkan, keguguran adalah pengalaman yang relatif umum. Namun, dibutuhkan proses panjang bagi seorang wanita yang kehilangan kehamilannya.

Gejala

Gejala keguguran dapat beragam, tergantung pada tahap kehamilan yang tengah dijalani.

Dalam beberapa kasus, keguguran dapat terjadi begitu cepat hingga sang ibu tidak menyadari dirinya sedang hamil sebelum kehilangan janinnya.

Berikut beberapa gejala keguguran:

  • bercak berat
  • pendarahan vagina
  • keluarnya jaringan atau cairan dari vagina
  • sakit perut parah atau kram
  • sakit punggung ringan hingga berat.

Segera hubungi dokter jika mengalami gejala di atas selama kehamilan.

Gejala tidak selalu berarti mengalami keguguran, tetapi akan lebih baik jika dokter mengkonfirmasi tidak ada masalah dengan kehamilan.

Penyebab

Menurut Cleveland Clinic, setengah dari kasus keguguran yang terjadi pada trimester pertama disebabkan oleh kelainan kromosom yang dapat bersifat herediter atau spontan pada sperma atau sel telur orang tua.

Baca juga: Keguguran: Tanda, Penyebab, Cara Mencegah

Kromosom adalah struktur kecil di dalam sel-sel tubuh yang membawa banyak gen, unit dasar hereditas.

Gen menjadi penentu fitur fisik seseorang, seperti jenis kelamin, warna rambut dan mata, serta golongan darah.

Umumnya, masalah pada kromosom terjadi secara kebetulan dan tidak terkait dengan kesehatan orang tua.

Masalah dengan gen atau kromosom dapat menyebabkan hal berikut.

  • Blighted ovum: kondisi tidak ada embrio yang terbentuk.
  • Kematian janin intrauterin: embrio terbentuk tapi berhenti berkembang dan mati sebelum gejala keguguran terjadi
  • Kehamilan mola: umum juga disebut sebagai hamil anggur, dikaitkan dengan pertumbuhan abnormal plasenta. Biasanya tidak ada perkembangan janin.

Kehamilan mola atau kehamilan mola parsial bukan sebuah kehamilan yang layak. Terkadang kondisi ini juga dapat dikaitkan dengan adanya kanker pada plasenta.

Kondisi Kesehatan Ibu

Dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan ibu dapat menjadi penyebab keguguran. Seperti:

  • diabetes yang tidak terkontrol
  • infeksi
  • masalah hormonal
  • masalah rahim atau leher rahim
  • penyakit tiroid
  • keracunan makanan
  • penggunaan narkoba dan alkohol
  • trauma
  • tekanan darah tinggi yang parah
  • obat-obatan tertentu.

Baca juga: Awas Ibu Hamil, Stres Bisa Jadi Pemicu Keguguran

Sementara itu, beberapa kegiatan seperti ini tidak menyebabkan keguguran:

  • olahraga, termasuk aktivitas intensitas tinggi seperti jogging dan bersepeda
  • hubungan seksual
  • bekerja, asal tidak terkena bahan kimia atau radiasi berbahaya.

Konsultasikan dengan dokter jika merasa khawatir akan risiko terkait pekerjaan terhadap kehamilan.

Faktor risiko yang dapat meningkatkan keguguran, yaitu:

  • umur: wanita berusia lebih dari 35 tahun memiliki risiko keguguran lebih tinggi daripada wanita yang lebih muda.
  • riwayat keguguran: wanita yang mengalami dua kali atau lebih keguguran berturut-turut memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
  • tes prenatal invasif: beberapa tes genetik prenatal invasif, seperti pengambilan sampel chorionic villus dan amniosentesis, membawa sedikit risiko keguguran.

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes lain, seperti:

  • pemeriksaan panggul (serviks)
  • USG
  • tes darah
  • tes jaringan
  • tes kromosom (jika telah mengalami dua atau lebih keguguran sebelumnya).

Perawatan

Penanganan keguguran tergantung pada jenis keguguran yang dialami. Jika tidak ada jaringan yang tersisa pada tubuh (keguguran total), tidak diperlukan perawatan khusus.

Baca juga: 4 Penyebab Umum Keguguran yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

Namun, jika terdapat beberapa jaringan yang tersisa dalam tubuh, terdapat beberapa opsi yang dapat dilakukan:

  • expectant management: sang ibu menunggu jaringan yang tersisa keluar secara alami dari tubuh.
  • medical management: melibatkan pengobatan yang dapat membantu mengeluarkan jaringan yang tersisa
  • surgical management: prosedur berupa pengangkatan jaringan yang tersisa melalui pembedahan.

Pencegahan

Beberapa cara untuk menurunkan risiko keguguran, di antaranya:

  • tidak merokok selama kehamilan
  • tidak minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang
  • makan makanan sehat dengan cukup buah dan sayuran
  • menghindari infeksi tertentu, seperti rubella
  • menghindari makanan tertentu yang dapat membahayakan janin
  • menjaga berat tubuh tetap ideal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau