Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2021, 08:05 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bisinosis adalah salah satu jenis penyakit paru-paru yang langka. Penyakit ini merupakan akibat dari menghirup partikel rami dan kapas.

Bisionis kadang-kadang disebut sebagai penyakit paru-paru coklat.

Kondisi ini adalah bentuk penyakit asma yang menyerang manusia di lingkungan kerja atau seseorang yang alergi terhadap bahan tertentu di tempat mereka bekerja.

Baca juga: 6 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Paru-paru

Penyebab

Menghirup debu yang dihasilkan oleh kapas mentah dapat menyebabkan bisinosis

Kondisi ini paling sering terjadi pada orang yang bekerja di industri tekstil.

Mereka yang sensitif terhadap debu bisa mengalami kondisi seperti asma setelah terpapar.

Baca juga: Tetap Jalani Proses Bayi Tabung Saat Tahu Usia Suami Divonis 6 Bulan, Fanny Kondoh: Siapa Tahu Dia Mungkin Sembuh

Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini.

Terpapar debu berkali-kali dapat menyebabkan penyakit paru-paru jangka panjang (kronis).

Gejala

Gejala bisinosis umumnya termasuk salah satu dari berikut ini:

Baca juga: Tak Lagi Jabat Mendikti, Satryo Soemantri: Lebih Baik Mundur daripada Diberhentikan

  • Sesak dada
  • Batuk
  • Mengi
  • Sesak napas.

Gejala lebih buruk pada awal minggu kerja setelah terpapar dan membaik di akhir minggu.

Gejalanya juga tidak terlalu parah ketika orang tersebut jauh dari tempat kerja.

Diagnosis

Hubungi dokter segera jika memiliki gejala bisinosis dan paparan kapas atau serat lainnya.

Juga hubungi dokter jika telah terkena paparan kapas atau debu serat lainnya di tempat kerja dan memiliki masalah pernapasan.

Baca juga: 19 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Paru-paru

Bicaralah dengan dokter untuk mendapatkan vaksin flu dan pneumonia.

Jika telah didiagnosis dengan bisinosis, hubungi dokter segera jika mengalami batuk, sesak napas, demam, atau tanda-tanda lain dari infeksi paru-paru, terutama jika merasakan gejala flu.

Penyedia layanan kesehatan akan mengambil riwayat medis terperinci.

Baca juga: Profil Tjhai Chui Mie, Wali Kota Perempuan Tionghoa Pertama di Indonesia, Kembali Pimpin Singkawang

Tenaga kesehatan juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan perhatian khusus pada paru-paru.

Tes yang dapat dilakukan untuk diagnosis lebih lanjut meliputi:

  • Rontgen dada
  • CT scan dada
  • Tes fungsi paru-paru.

Perawatan

Perawatan yang paling penting adalah berhenti terkena paparan debu.

Baca juga: Enam Pejabat yang Dilantik Prabowo pada "Reshuffle" Perdana

Mengurangi tingkat debu di pabrik dengan memperbaiki mesin atau ventilasi akan membantu mencegah bisinosis.

Beberapa orang mungkin harus berganti pekerjaan untuk menghindari paparan lebih lanjut.

Tergantung pada kondisinya, perawatan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Obat-obatan yang digunakan untuk asma, seperti bronkodilator, biasanya dapat memperbaiki gejala
  • Obat kortikosteroid dapat diresepkan pada kasus yang lebih parah
  • Berhenti merokok
  • Perawatan pernapasan, termasuk nebulizer, dapat diresepkan jika kondisinya menjadi jangka panjang
  • Terapi oksigen di rumah dapat diperlukan jika kadar oksigen darah rendah
  • Program latihan fisik dan latihan pernapasan sering membantu orang dengan penyakit paru-paru jangka panjang (kronis)

Baca juga: Jangan Sepelekan, Ini Pentingnya Vaksinasi untuk Kesehatan Paru-paru

Komplikasi

Bronkitis kronis dapat berkembang sebagai akibat dari bisinosis.

Kondisi ini adalah pembengkakan (peradangan) pada saluran udara besar paru-paru dengan produksi dahak dalam jumlah besar.

Pencegahan

Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencegah bisinosis, antara lain:

  • Mengontrol debu
  • Menggunakan masker dan perangkat keselamatan kerja
  • Berhenti merokok, terutama jika bekerja di pabrik tekstil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekonstruksi Gaza Usai Perang Butuh Rp 870 Triliun, Untuk Apa Saja?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau