Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2021, 19:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meningitis adalah infeksi selaput pelindung yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges).

Infeksi ini dapat menyerang siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada bayi, anak kecil, remaja, dan dewasa muda.

Meningitis dapat menjadi sebuah kondisi serius jika tidak ditangani dengan cepat.

Baca juga: Pentingnya Vaksin Meningitis Bagi Calon Jemaah Umrah dan Haji

Kondisi ini juga dapat menyebabkan keracunan darah yang mengancam jiwa (septikemia) dan mengakibatkan kerusakan permanen pada otak atau saraf.

Melansir NHS, sejumlah vaksinasi tersedia menawarkan perlindungan terhadap meningitis.

Gejala

Gejala meningitis virus dan bakteri dapat terlihat mirip. Namun, gejala meningitis bakteri biasanya lebih parah.

Gejala juga bervariasi tergantung pada usia penderita.

Melansir dari Healthline, berikut gejala meningitis tergantung penyebabnya.

Gejala meningitis virus

Meningitis virus pada bayi dapat menyebabkan:

  • nafsu makan menurun
  • sifat lekas marah atau rewel
  • mudah mengantuk
  • lesu
  • demam.

Pada orang dewasa, meningitis virus dapat menyebabkan:

  • sakit kepala
  • demam
  • leher kaku
  • kejang
  • kepekaan terhadap cahaya terang
  • kantuk
  • kelesuan
  • mual dan muntah
  • nafsu makan menurun.

Baca juga: Meningitis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Gejala meningitis bakteri

Gejala meningitis bakterial berkembang secara tiba-tiba. Beberapa di antaranya:

  • perubahan keadaan mental
  • mual
  • muntah
  • kepekaan terhadap cahaya
  • sifat lekas marah
  • sakit kepala
  • demam
  • panas dingin
  • leher kaku
  • area kulit berwarna keunguan yang menyerupai memar
  • mudah mengantuk
  • lesu.

Segera konsultasi ke dokter jika mengalami gejala di atas. Meningitis bakteri dan virus dapat membahayakan nyawa.

Jenis meningitis yang diderita juga tidak dapat diketahui oleh diri sendiri dan hanya dapat dilihat melalui tes khusus.

Gejala meningitis jamur

Gejala meningitis jamur mirip dengan jenis lain dari infeksi ini, seperti:

  • mual
  • muntah
  • kepekaan terhadap cahaya
  • demam
  • sakit kepala
  • kebingungan atau disorientasi (linglung).

Baca juga: Gejala Awal Meningitis dan Flu Mirip, Ini Bedanya

Setiap jenis meningitis memiliki beberapa gejala yang membedakan.

Penyebab

Meningitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Meningitis virus adalah jenis yang paling umum dan lebih ringan ketimbang jenis lainnya.

Sementara itu, meningitis bakteri jarang terjadi, tetapi bisa menjadi sangat serius jika tidak diobati.

Beberapa virus dan bakteri yang berbeda dapat menyebabkan meningitis, termasuk:

  • bakteri meningokokus—terdapatbeberapa jenis, seperti A, B, C, W, X, Y, dan Z
  • bakteri pneumokokus
  • bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib)
  • enteroviruses—virus yang biasanya hanya menyebabkan infeksi perut ringan
  • virus gondongan
  • virus herpes simpleks—virus yang biasanya menyebabkan luka dingin atau herpes genital.

Faktor risiko seseorang terkena meningitis adalah sebagai berikut.

  • Vaksinasi. Risiko seseorang meningkat jika tidak mendapatkan vaksinasi terhadap meningitis pada masa kanak-kanak atau dewasa.
  • Usia. Sebagian besar kasus meningitis virus terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Meningitis bakterial sering terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun.
  • Lingkungan. Anak-anak yang tinggal di asrama, anggota angkatan militer, atau yang tinggal bersama di fasilitas penitipan berisiko lebih tinggi terkena meningitis meningokokus. Bakteri dapat menyebar melalui jalur pernapasan dan menyebar dengan cepat pada kelompok besar.
  • Kehamilan. Kehamilan dapat meningkatkan risiko listeriosis—infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria, penyebab lain dari meningitis. Listeriosis meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, dan kelahiran prematur.
  • Sistem kekebalan tubuh yang terganggu. AIDS, alkoholisme, diabetes, penggunaan obat dan imunosupresan dan faktor lain yang memengaruhi sistem kekebalan dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap meningitis.

Baca juga: 7 Gejala Meningitis pada Bayi dan Cara Memastikan Penyebabnya

Selain itu, pengangkatan limpa juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena meningitis.

Diagnosis

Dokter akan bertanya terkait riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Selain itu, juga bertanya terkait gaya hidup pasien.

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mencari ada terjadinya:

  • demam
  • peningkatan denyut jantung
  • leher kaku
  • kesadaran berkurang.

Dokter juga akan memesan pungsi lumbal atau spinal tap.

Tes ini membantu dokter mencari peningkatan tekanan di sistem saraf pusat. Selain itu juga membantu menemukan peradangan atau bakteri dalam cairan tulang belakang.

Tak hanya itu, tes ini juga dapat menentukan antibiotik terbaik untuk pengobatan.

Tes lain dapat termasuk:

  • kultur darah untuk mengidentifikasi bakteri dalam darah
  • hitung darah lengkap untuk mengetahui jumlah darah putih dan merah pada aliran darah. Darah putih berperan untuk melawan infeksi sehingga dapat meningkat pada orang dengan meningitis
  • rontgen dada untuk menunjukkan adanya pneumonia, tuberkulosis, atau infeksi jamur. Meningitis dapat terjadi setelah pneumonia
  • CT scan untuk menunjukkan masalah seperti abses otak atau sinusitis. Bakteria dapat menyebar melalui sinus menuju meninges.

Baca juga: Mengenal Vaksinasi untuk Cegah Meningitis

Komplikasi

Komplikasi meningitis bisa parah. Semakin seseorang menderita penyakit ini tanpa pengobatan, risiko kejang atau kerusakan saraf permanen semakin tinggi, seperti:

  • gangguan pendengaran
  • kesulitan memori
  • kesulitan belajar
  • kerusakan otak
  • masalah gaya berjalan
  • kejang
  • gagal ginjal
  • terkejut
  • kematian.

Perawatan

Perawatan tergantung pada jenis meningitis yang dimiliki.

Bakteri meningitis

Meningitis bakterial akut harus segera diobati dengan antibiotik intravena atau kortikosteroid dalam beberapa kasus.

Obat ini membantu memastikan pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi, seperti pembengkakan otak dan kejang.

Antibiotik atau kombinasi antibiotik tergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi. Dokter mungkin merekomendasikan antibiotik spektrum luas sampai ditemukan penyebab pasti dari meningitis.

Baca juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak Juga Bisa Alami Meningitis

Meningitis virus

Meningitis jenis ini tidak dapat disembuhkan menggunakan antibiotik dan sebagian besar kondisi membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Pengobatan kasus ringan meningitis virus dapat meliputi:

  • istirahat di tempat tidur (bed rest)
  • perbanyak minum cairan
  • mengunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk membantu mengurangi demam dan meredakan nyeri tubuh.

Selain itu, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan di otak dan obat antikonvulsan untuk mengendalikan kejang.

Jika meningitis disebabkan oleh herpes dapat disembuhkan dengan obat antivirus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau